Beijing: Teori Kebocoran Lab Penyebab Pandemi Dibuat Pasukan Anti-China

Beijing membantah tudingan China tak sepenuhnya kooperatif dengan penyelidikan WHO.

Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China kembali membantah spekulasi tentang kemungkinan kemunculan Covid-19 disebabkan kebocoran laboratorium di negaranya. Hal itu disampaikan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui apakah kebocoran lab menjadi pangkal pemicu pandemi Covid-19.

Baca Juga

“Teori kebocoran laboratorium benar-benar kebohongan yang dibuat oleh pasukan anti-China untuk tujuan politik, yang tidak ada hubungannya dengan sains,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam pengarahan pers reguler, Jumat (10/6/2022).

Dia turut membantah tudingan bahwa China tak sepenuhnya kooperatif dengan para penyelidik WHO yang mengusut asal-usul pandemi Covid-19. “Kami selalu mendukung dan berpartisipasi dalam pelacakan virus global berbasis sains, tapi kami dengan tegas menentang segala bentuk manipulasi politik,” ucapnya.

Zhao mengklaim, negaranya telah memberikan kontribusi besar terhadap pelacakan kemunculan virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19. “Ini sepenuhnya mencerminkan sikap Cina yang terbuka, transparan, dan bertanguung jawab, serta dukungannya untuk pekerjaan WHO dan kelompok penasihat,” ujar Zhao.

Pada Kamis (9/6/2022) lalu, kelompok pakar WHO mengatakan, data penting untuk menjelaskan bagaimana pandemi Covid-19 bermula belum tersedia. Mereka mengatakan akan tetap terbuka untuk setiap dan semua bukti ilmiah yang tersedia di masa mendatang guna memungkinkan pengujian komprehensif dari segala hipotesis logis pemicu pandemi.

 

Pada Agustus tahun lalu, WHO mendesak China membagikan data mentah tentang kasus-kasus awal Covid-19 di Wuhan. Hal itu dibutuhkan guna menghidupkan kembali penyelidikan tentang asal-usul virus penyebab penyakit tersebut.

China kemudian menyatakan bahwa penyelidikan awal tentang asal-usul Covid-19 yang dilakukan bersama WHO dan para ahli asal negaranya sudah cukup. Beijing menilai, seruan untuk penyerahan data lebih lanjut bermotif politik daripada kepentingan ilmiah. "Kami menentang penelusuran politik dan mengabaikan laporan bersama yang dikeluarkan setelah kunjungan tim ahli WHO ke Wuhan pada Januari. Kami mendukung penelusuran ilmiah,” kata Wakil Menteri Luar Negeri China Ma Zhaouxu kala itu.

Dia menekankan, kesimpulan dan rekomendasi laporan bersama WHO-China diakui oleh komunitas internasional serta komunitas ilmiah. “Pekerjaan penelusuran global di masa depan harus dan hanya dapat dilakukan lebih lanjut berdasarkan laporan ini, daripada memulai yang baru,” ujar Ma.

 

Pada Maret 2021, WHO merilis hasil penyelidikan tentang asal-usul Covid-19 yang dilakukan bersama para ahli dari China. Mereka menjelaskan skenario paling mungkin terkait rantai penyebaran adalah virus dibawa kelelawar, kemudian ditularkan ke manusia lewat hewan lain. Tim mengusulkan penelitian lebih lanjut di setiap area, kecuali hipotesis kebocoran laboratorium.

 
Berita Terpopuler