Mengapa Vaksin Covid-19 di AS Terbuang Hingga 82 Juta Dosis?

Sekitar 11 persen dari total dosis vaksin Covid-19 di AS terbuang sia-sia.

AP Photo/Charles Krupa
Vaksin Moderna. Ada berbagai alasan yang membuat stok vaksin Covid-19 di AS terbuang, salah satunya akibat mati listrik.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat membuang sekitar 82,1 juta dosis vaksin Covid-19 pada periode Desember 2020 hingga pertengahan Mei 2022. Jumlah tersebut setara dengan 11 persen dari total dosis vaksin Covid-19 yang beredar di negara tersebut.

Vaksin-vaksin tersebut dibuang dengan berbagai alasan. Sebagian dosis vaksin dibuang karena sudah melewati tanggal kedaluarsa. Ada pula dosis vaksin yang dibuang karena mengalami kerusakan akibat mati listrik atau freezer rusak. Ada pula vaksin yang dibuang karena tidak terpakai setelah vial dibuka.

Meski terkesan banyak, jumlah dosis vaksin Covid-19 yang terbuang di Amerika Serikat ini masih sesuai dengan prediksi. Akan tetapi, banyak ahli yang mengkritik terbuangnya vaksin Covid-19 dalam jumlah besar karena 53 persen warga Amerika Serikat belum mendapatkan booster.

"Itu kerugian yang besar bagi pengendalian pandemi, terutama dalam konteks ada jutaan orang di dunia yang bahkan belum menerima dosis pertama," ungkap direktur medis program penyakit menular dari Yale School of Medicine, Sheela Shenoi MD, seperti dilansir WebMD, Rabu (8/6/2022).

Dua jejaring apotek ritel, CVS dan Walmart, bertanggung jawab atas lebih dari 25 persen dosis vaksin Covid-19 yang terbuang di Amerika Serikat. Angka yang besar ini turut dipengaruhi oleh banyaknya dosis vaksin Covid-19 yang mereka distribusikan.

CVSm misalnya, menerima hampir 90 juta dosis vaksin Covid-19. Sebanyak 11,8 juta dosis di antaranya atau sekitar 13 persen dari total dosis vaksin yang CVS terima, berakhir pada pembuangan.

Di sisi lain, Walmart menerima sekitar 44 juta dosis vaksin Covid-19. Jumlah dosis yang terbuang adalah sekitar 10 juta dosis atau sekitar 22 persen dari total dosis vaksin yang Walmart terima.

Lima perusahaan farmasi besar lain, yaitu Costco, DaVita, Health Mart, Publix, dan Rite Aid diketahui membuang vaksin Covid-19 dalam jumlah yang lebih sedikit. Namun, persentase dosis vaksin yang terbuang dibandingkan yang mereka terima jauh lebih besar. Sebagai contoh, DaVita membuang lebih dari 39 persen dari total dosis vaksin yang mereka terima.

Baca Juga

 

 

 

Dari segi wilayah, ada dua negara bagian yang membuang cukup banyak vaksin Covid-19. Oklahoma misalnya, membuang 28 persen dari sekitar empat juta dosis vaksin Covid-19 yang mereka terima. Sedangkan Alaska membuang hampir 27 persen dari total satu juta dosis vaksin yang mereka miliki.

Otoritas kesehatan mengungkapkan, salah satu faktor yang membuat vaksin jadi terbuang adalah kemasannya. Berbeda dengan vaksin lain, vaksin Covid-19 dikemas dalam vial multidosis. Artinya, dalam satu vial terdapat lebih dari satu dosis vaksin Covid-19.

Bila vial sudah dibuka, seluruh dosis vaksin harus digunakan dalam kurun waktu beberapa jam. Dosis vaksin yang tersisa dan belum terpakai setelah melewati batas waktu harus dibuang.

Beberapa farmasi, seperti CVS dan Rite Aid, lebih memprioritaskan orang yang ingin vaksinasi dibandingkan menghemat vaksin yang mereka miliki. Mereka bersedia membuka satu vial yang berisi beberapa dosis vaksin meski hanya ada satu orang yang ingin vaksinasi.

"Kami sering membuka vial multidosis di pengujung hari untuk satu orang," ungkap CVS.

Faktor lain yang memicu terbuangnya vaksin Covid-19 adalah syarat minimum pemesanan vaksin Covid-19 yang besar. Padahal, sebagian wilayah yang terpencil seperti Alaska tidak membutuhkan terlalu banyak dosis vaksin.

Saat ini, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sedang bekerja dengan para produsen vaksin Covid-19 untuk menekan terbuang sia-sianya vaksin Covid-19. Salah satunya adalah dengan menciptakan vial yang lebih kecil untuk vaksin Covid-19.

 
Berita Terpopuler