PPKM Berlanjut Meski Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Terendah di Asia Tenggara

Sayangnya cakupan vaksinasi dosis lengkap di RI masih rendah dibanding negara ASEAN.

ANTARA/Basri Marzuki
Peserta memacu sapinya melewati garis finis pada lomba karapan sapi di Desa Binangga, Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (31/5/2022). Karapan sapi yang digelar sebagai bagian dari tradisi dan ungkapan rasa syukur atas usainya panen itu digelar kembali di wilayah setelah penyebaran COVID-19 dinilai sudah terkendali.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Febryan A, Dessy Suciati Saputri

Baca Juga

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menyatakan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) masih diterapkan di Indonesia. Wiku menegaskan PPKM merupakan bentuk pengendalian Covid-19 yang dianjurkan World Health Organization (WHO).

“Untuk sementara waktu Indonesia masih akan tetap menerapkan PPKM. Pada prinsipnya, PPKM adalah bentuk pengendalian yang dianjurkan WHO dengan beberapa penyesuaian untuk menentukan pembukaan aktivitas masyarakat sesuai situasi dan kondisi yang ada di lapangan secara riil,” kata Wiku dalam konferensi pers secara daring, Kamis (2/6/2022).

Wiku menyatakan, saat ini Indonesia masih terus memantau kasus Covid-19. Meskipun, secara fakta terhitung empat pekan setelah Lebaran, kasus Covid-19 terus terkendali, bahkan level PPKM di kabupaten/kota di Indonesia terus membaik.

“Pemerintah Indonesia menyatakan tetap melakukan pengendalian sebelum status pandemi benar-benar dinyatakan berakhir oleh badan yang berwenang yaitu WHO,” ujar Wiku.

Menurut Wiku, Indonesia menjadi negara dengan persentase kasus aktif terendah di Asia Tenggara dan Australia, yakni sebesar 0,05 persen. Di sejumlah negara lainnya seperti di Vietnam, kasus aktifnya masih tinggi yakni sebesar 11,44 persen.

Sedangkan di Singapura kasus aktifnya masih tinggi yakni sebesar 6,01 persen dan di Filipina, kasus aktifnya rendah namun masih lebih tinggi dari Indonesia, yakni 0,07 persen.

“Jika dilihat dari persentase kasus aktif per total kumulatif kasus positif dibandingkan dengan beberapa negara lainnya di Asia Tenggara dan Australia, saat ini Indonesia merupakan yang terendah yaitu 0,05 persen,” kata Wiku.

Kondisi ini, kata Wiku, patut diapresiasi mengingat Indonesia mampu bersaing dengan karakteristik negara yang terdiri dari berbagai pulau, suku bangsa, dan karakter masyarakat yang berbeda-beda, serta adanya berbagai keterbatasan dalam sumber daya dalam penanganan pandemi.

 

“Kita tetap mampu memanfaatkan dan menggerakkan seluruh komponen bangsa untuk terus berkontribusi dalam menekan Covid-19,” jelas dia.

Sayangnya, cakupan vaksinasi di Indonesia baru mencapai 62 persen. Angka ini bahkan lebih rendah dari negara-negara lainnya di Asia Tenggara.

"Cakupan vaksin dosis dua yang tinggi terdapat di Singapura yaitu 91 persen, Australia 84 persen, Malaysia 83 persen, Vietnam 80 persen dan Thailand 75 persen hanya Filipina yang cakupannya di bawah Indonesia yaitu 34 persen," ungkap Wiku.

Wiku melanjutkan, saat ini, masih ada enam provinsi dengan cakupan di bawah angka nasional. Provinsi tersebut adalah Sulawesi tengah, Maluku Utara, Sulawesi Barat, Maluku, Papua barat dan Papua.

Hal penting lainnya yang harus dilakukan adalah memberikan perlindungan kepada para kelompok rentan, termasuk lansia. Karena, meskipun kasus Covid- 19 sudah mereda, namun ancaman terhadap kelompok rentan masih tetap ada dan paling signifikan dampaknya.

Hingga kini masih ada tiga provinsi di pulau Jawa yang cakupan vaksinasi dosis kedua untuk lansia masih relatif rendah. Tiga provinsi itu yaitu Banten dengan cakupan vaksinasi dosis untuk lansia sebesar 68,9 persen, Jawa tengah 67,4 persen dan Jawa timur 64,1 persen.

"Saya mengingatkan kembali kepada seluruh masyarakat dan pemerintah untuk tidak lengah dan tetap siaga selama pandemi belum dicabut statusnya oleh global," tegas Wiku.

 

 

Dalam keterangan tertulisnya, pada Rabu (1/6/2022), Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi booster Covid-19. Vaksinasi booster terbukti berhasil meningkatkan kadar antibodi tubuh dalam melawan Covid-19.

"Data sero survei yang bulan Maret, jadi kita lihat survei kadar antibodi rata-rata sebelum booster itu sekitar 400 titer. Begitu di-booster, itu naik berkali kali lipat kadar antibodinya, sehingga akan sangat melindungi masyarakat," ujar Budi.

Menurut Budi, tingginya kadar antibodi masyarakat ini jadi alasan kenapa kasus Covid-19 tidak melonjak seusai masa libur Lebaran 2022. Namun, capaian vaksinasi booster baru mencapai 25 persen.

"Bapak Presiden juga sekaligus meminta untuk mempercepat stok vaksin yang banyak yang ada di daerah sekarang itu segera menerapkan booster," kata Budi.

Terkait dengan capaian vaksinasi, Kementerian Kesehatan mencatat hingga 30 Mei 2022 secara total sudah lebih dari 413 juta dosis vaksin yang disuntikkan kepada masyarakat Indonesia, baik dosis 1, 2 maupun booster. Di mana sebanyak 200.246.648 masyarakat yang menerima suntikan dosis pertama. Sementara 167.391.090 masyarakat sudah menerima dosis kedua. Dan sebanyak 45.607.567 masyarakat yang mendapatkan vaksinasi dosis booster.

 

Karena itu, lanjut Budi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar vaksinasi booster dipercepat. "Arahan Presiden sekaligus mempercepat vaksinasi booster di daerah-daerah menggunakan vaksin hibah," ujarnya.

Berdasarkan situs resmi Kemenkes, diketahui vaksinasi dosis lengkap sudah diterima 80,3 persen dari total sasaran. Sedangkan vaksinasi booster sudah mencapai 21,9 persen dari target sasaran. Adapun sasaran vaksinasi sebanyak 208,2 juta penduduk Indonesia.

Pada Senin (30/5/2022), Presiden Jokowi mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini sudah melandai. Aktivitas masyarakat pun sudah mulai kembali normal dan ekonomi kembali bergerak.

Kendati demikian, Jokowi mengingatkan agar masyarakat tak lengah. Momentum pemulihan ini harus dijaga dengan baik. Karena itu, ia meminta masyarakat untuk tetap melakukan vaksinasi Covid-19 dua dosis dan juga vaksinasi booster untuk mencegah penularan.

“Vaksinasi booster ini juga diperlukan untuk melindungi orang tua dan kelompok masyarakat rentan atau memiliki komorbid dari penularan Covid-19,” ujar dia.

Presiden menegaskan, stok vaksin Covid-19 dari pemerintah untuk vaksinasi booster saat ini lebih dari cukup. Karena itu, ia meminta masyarakat agar segera memanfaatkan fasilitas vaksin Covid-19 gratis ini dan bersama-sama menjaga kondisi saat ini agar Indonesia semakin pulih.

“Dan jangan pilih-pilih jenis vaksin karena semua vaksin manfaatnya sama. Untuk melindungi kita semua menghadapi pandemi Covid-19,” tambahnya.

 

Vaksinasi lansia - (Republika)

 
Berita Terpopuler