Tiba-Tiba Jadi Enggan Mengonsumsi 4 Makanan-Minuman Ini Bisa Jadi Pertanda Kanker

Makanan-minuman tertentu terasa tidak enak oleh penderita kanker.

pixabay
Telur mata sapi (Ilustrasi). Bagi penderita kanker, telur yang biasanya nikmat bisa terasa tidak enak. Mereka baru merasa telur normal kembali rasanya setelah perawatan kanker usai.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurang bekerjanya fungsi indra pencecap bisa menjadi penanda bahwa ada sesuatu yang salah pada tubuh. Sebuah penelitian awal mengungkap, beberapa jenis kanker menyebabkan seseorang mengalami perubahan persepsi rasa saat menyantap makanan tertentu.

Studi digagas oleh Thurstan Brewin, seorang dokter yang berfokus pada intoleransi alkohol dan perubahan selera pada pasien kanker. Risetnya menyoroti bahwa perubahan rasa saat menyantap makanan tertentu berpotensi sebagai manifestasi dari beberapa bentuk kanker.

Peneliti sampai pada temuan itu setelah melakukan penelitian ekstensif yang melibatkan pertanyaan terperinci dari ribuan pasien. Hasil studi telah diterbitkan dalam jurnal Clinical Radiology.

Baca Juga

Riset melengkapi penelitian terdahulu yang menemukan efek serupa dari pengobatan kanker. Dari penelitian terdahulu, terbukti bahwa penanganan kanker bisa membuat pasien merasa makanan tertentu menjadi tidak enak.

Menurut Cancer Net, makanan pahit, manis, atau asin mungkin terasa berbeda selama pengobatan kanker. Itu bisa memicu hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan pasien.

Kini, Brewin bersama timnya menemukan bahwa penyakit kanker itu sendiri bisa jadi penyebab. Dua pria dengan kanker paru-paru menganggap sosis jadi terasa kurang enak. Salah satu dari pasien menganggapnya terasa seperti kulit, sedangkan seorang lainnya tak lagi menyukainya karena sosis jadi terlalu beraroma.

Dua perempuan dengan karsinoma serviks juga terungkap memiliki keengganan khusus untuk menyantap telur (satu orang selama enam tahun sebelum diagnosis, yang lain selama empat bulan sebelumnya). Rasa telur terasa kembali normal bagi dua pasien itu beberapa bulan setelah perawatan kanker usai. Brewin memaparkan contoh lain dari pasien kanker.

"Hilangnya rasa normal membuat keju benar-benar tidak enak selama lima tahun sebelum diagnosis karsinoma serviks Stadium IIB dan selama tiga tahun sebelum diagnosis kanker paru-paru," ujarnya.

Sekali lagi, rasa makanan kembali tercecap normal setelah selesainya radioterapi. Ada juga pasien kanker berusia 44 tahun yang mengatakan keju terasa seperti permen karet, serta sejumlah pengidap kanker yang melaporkan bahwa minuman teh yang terasa tidak enak.

Riset awal yang digagas Brewin melaporkan "keengganan rasa" demikian terjadi pada seperempat pasiennya. Sementara, studi skala besar memperkirakan sekitar 15 dari 100 pasien mengidap hal serupa dalam level berbeda-beda, diperkirakan karena gangguan mikrobiota usus.

The American Cancer Society menjelaskan bahwa perubahan rasa umumnya disebabkan oleh tumor yang tumbuh di daerah kepala dan leher. Solusinya adalah melakukan perawatan sesegera mungkin, karena perubahan persepsi rasa pada akhirnya dapat menyebabkan kekurangan gizi.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Physiology pada 2017, para peneliti menyoroti perlunya mengenali perubahan rasa sebagai manifestasi dari kanker. Hanya saja, kondisi itu sering diabaikan oleh dokter karena dianggap tidak mewakili peristiwa yang mengancam jiwa.

Para ilmuwan menekankan bahwa perubahan rasa bisa menjadi "tanda awal yang mengkhawatirkan" dari invasi sel tumor pada pasien. Gejala yang paling mencemaskan pada pasien dengan kanker stadium lanjut adalah kelainan gastrointestinal, sedangkan perubahan rasa adalah gejala keempat yang paling umum setelah mulut kering, penurunan berat badan, dan rasa cepat kenyang, dikutip dari laman Express, Kamis (2/6/2022).

 
Berita Terpopuler