Seluk-beluk Pawai Bendera Israel dan Alasan Mengapa Dianggap Provokatif

Pawai tahun ini disertai ketegangan akibat pembunuhan jurnalis Aljazirah.

AP/Maya Alleruzzo
Aktivis sayap kanan Israel dengan bendera Israel berkumpul untuk pawai di Yerusalem, Rabu, 20 April 2022. Seluk-beluk Pawai Bendera Israel dan Alasan Mengapa Dianggap Provokatif
Rep: Amri Amrullah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Nasionalis Israel berpartisipasi dalam apa yang disebut Pawai Bendera tahunan di Yerusalem Timur, wilayah Palestina yang diduduki Israel. Namun pawai bendera Israel ini selalu dianggap kontroversial karena digelar di wilayah Yerusalem timur yang masuk wilayah Palestina, namun telah diduduki oleh Israel.

Baca Juga

Setiap tahun, ribuan nasionalis Israel berpartisipasi dalam Pawai Bendera yang kontroversial tersebut. Mereka berkumpul sekaligus mengibarkan bendera Israel, menyanyikan lagu-lagu nasionalis, dan dalam beberapa kasus, meneriakkan slogan-slogan anti-Arab saat mereka melewati lingkungan Palestina.

Dilansir di Al Araby, Kamis (26/5/2022), Otoritas Israel pada Rabu (25/5/2022) telah memberi lampu hijau bagi nasionalis Yahudi, untuk mengibarkan bendera Israel sambil berbaris di jantung jalan raya Yerusalem timur pada 29 Mei. Wilayah tersebut sebagian besar berada di kawasan Palestina di Kota Tua Yerusalem. Langkah Israel memutuskan keputusan tersebut mengancam akan memicu kembali terjadinya kekerasan di kota suci itu.

Mengapa pawai bendera itu begitu penting?

Hari pawai bendera Israel dimaksudkan untuk merayakan penaklukan Israel atas Yerusalem Timur Palestina dalam perang 1967. Sejak saat itu, Israel merayakan momen tersebut sejak saat itu. Pawai tersebut diadakan oleh ekstremis Israel yang mengklaim Masjid Al Aqsa adalah milik mereka.

Rute yang direncanakan tahun ini adalah dari Jalan Jaffa dan akan memasuki Kota Tua melalui Gerbang Damaskus, yang banyak digunakan oleh warga Palestina. Jalan ini digunakan warga Palestina dalam perjalanan ke Tembok Barat, yang berbatasan dengan Masjid Al-Aqsa, dengan melewati Muslim Quarter.

Akibat pawai itu, akses ke Gerbang Damaskus dan Kota Tua akan diblokir untuk warga Palestina. Hal itu sebagai upaya menghindari potensi kekerasan dari pasukan pendudukan dan pemukim Israel selama pawai.

Mengapa pawai bendera sangat kontroversial?

Hal ini dikarenakan, pawai bendera ini berlangsung di Yerusalem Timur, wilayah Palestina yang diduduki. Wilayah ini merupakan tanah Palestina yang direbut secara ilegal oleh Israel.

Pawai ini mengambil rute ini dipandang sebagai dukungan terhadap pendudukan Israel, yang dianggap ilegal menurut hukum internasional. Sekaligus pawai bendera ini tela merusak hak dan keberadaan Palestina di Yerusalem.

Sementara itu, walau otoritas Israel tidak pernah secara resmi menyetujui rute pawai memasuki kompleks Al Aqsa, yang akan dilakukan ekstremis Yahudi. Namun mereka tetap dilindungi oleh pasukan keamanan Israel, bahkan ketika mereka menyerbu kompleks Masjid Al Alqsa secara teratur baru-baru ini.

Apa yang terjadi tahun ini?

Pawai tahun ini disertai dengan meningkatnya ketegangan setelah pembunuhan Shireen Abu Akleh, seorang jurnalis Palestina-Amerika untuk Aljazirah. Dia ditembak mati di dekat kamp pengungsi Jenin pada 11 Mei 2022 lalu, oleh pasukan Israel saat meliput serangan di Tepi Barat yang diduduki, memicu kemarahan di seluruh dunia Arab.

Selama pemakamannya di Yerusalem, lebih dari 70 warga Palestina terluka ketika diserang oleh pelayat pasukan keamanan Israel, termasuk pengusung jenazah. Pawai juga berlangsung selama ketegangan yang meningkat di kota Jenin di Tepi Barat utara yang diduduki, yang telah berulang kali diserbu oleh pasukan Israel.

Gelombang serangan anti-Israel terus terjadi sejak akhir Maret lalu hingga Mei ini. Nablus juga menjadi daerah titik nyala lain di wilayah pendudukan. Tahun ini, penyelenggara ekstremis Yahudi ini juga akan mengancam serta menyerbu kompleks Al-Aqsa selama pawai mereka.

Kemudian, pada Ahad, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh memperingatkan tentang rencana tersebut. "Saya memperingatkan musuh agar tidak melakukan kejahatan seperti itu," lanjut Haniyeh.

Dia menambahkan perlawanan rakyat di Yerusalem dan Tepi Barat tidak akan mengizinkan atau menerima insiden semacam itu di Al-Aqsa. "Kami akan menghadapinya dengan segala kemungkinan dan kami tidak akan pernah membiarkan Masjid Al-Aqsha dilanggar," katanya.

 

Status quo Masjid Al Aqsa

Pawai tahun ini berlangsung di tengah pembicaraan Israel sedang mencoba mengubah status quo Masjid Al Aqsa. Yordania, yang keluarga penguasa Hashemite-nya memiliki perwalian atas situs-situs Muslim dan Kristen Yerusalem mengatakan sejak 2000 Israel telah merusak tradisi berabad-abad antar umat beragama dan melarang non-Muslim beribadah di kompleks masjid ini.

Pada April, Yordania mulai mengintensifkan upaya mendorong Israel menghormati status quo bersejarah situs suci tersebut. Langkah itu harus dihormati Israel, apalagi setelah serangan Israel terhadap jamaah Palestina di kompleks masjid meningkat secara signifikan selama Ramadhan.

Pada saat itu, pejabat Yordania mengatakan kepada AS Israel harus mengakhiri pembatasan staf administrasi wakaf agama Yordania. Dan Israel harus membiarkannya mengatur semua kunjungan non-Muslim dan mencegah ibadah oleh mereka.

'Palestina akan melawan'

Namun, Israel terus meremehkan tekad Palestina untuk melawan pendudukan dengan mengizinkan Pawai Bendera tahunan berlangsung di Yerusalem Timur yang diduduki. "Dimulainya kembali Pawai Bendera, yang diselenggarakan oleh kelompok sayap kanan Israel, berarti Yerusalem akan menjadi suar bagi semua orang Palestina dan Arab," juru bicara kepresidenan Nabil Abu Rudeineh mengatakan pada Rabu malam.

Dia menambahkan dengan membiarkan pawai berlangsung, otoritas Israel sekali lagi meremehkan rakyat Palestina dan tekad kepemimpinan untuk tetap ulet dan menantang pendudukan. Hal itu disampaikan dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh kantor berita Otoritas Palestina, Wafa.

Abu Rudeineh mendesak pemerintah Israel menahan diri dari provokasi semacam itu, yang hanya dapat mengobarkan ketegangan lebih lanjut. Dan itu memicu lebih banyak kerusuhan dan kekerasan, dengan konsekuensi yang mengerikan, dengan mengatakan pihaknya bertanggung jawab penuh atas setiap eskalasi yang mungkin terjadi pada saat pawai kontroversial.

Menyusul pernyataan itu, polisi Israel mengatakan pawai akan berlangsung seperti biasanya. Parade Bendera Yerusalem dilakukan pada Jumat (29/5/2022) akan berlangsung tahun ini seperti yang telah terjadi setiap tahun selama beberapa dekade.

 
Berita Terpopuler