Wapres Minta Industri Halal Besar dan Kecil Saling Topang

Indonesia duduki peringkat keempat industri halal dunia

Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Maruf Amin saat meninjau UMKM di Halal Center Indonesia di Thamrin City, Jakarta, Selasa (24/5/2022).
Rep: Fauziah Mursid Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Presiden (Wapres), KH Ma'ruf Amin meminta pelaku industri halal baik yang besar maupun kecil untuk terus saling mendukung dan menopang. Hal ini untuk terus mendorong kemajuan produk halal di Tanah Air.

"Saya berharap industri besar dapat mendukung UMKM, di antaranya melalui fasilitasi inkubasi bisnis, pendanaan kreatif, penguatan kapasitas dan literasi, maupun pengintegrasian global halal hub," kata Wapres saat menghadiri acara Halal Industri Event 2022 di Thamrin City Lantai 1, Jakarta Pusat, Selasa (24/5/2022). 

Wapres mengungkap laporan The State of The Global Islamic Economy Report (SGIE Report) 2022 yang kembali mencatat Indonesia meraih peringkat 4 Global Islamic Economy Indicator secara keseluruhan. 

Laporan ini menunjukkan bahwa sektor-sektor halal unggulan di Tanah Air tetap mampu tumbuh di tengah hantaman pandemi Covid-19.

Untuk mendukung itu, Wapres berharap industri ritel modern ikut membantu memasarkan produk-produk UMKM. Dengan demikian, UMKM pun akan semakin “naik kelas”, mulai dari etalase ritel modern sampai nantinya masuk ke pasar ekspor.

"Saya berharap rak-rak ritel modern akan semakin dipenuhi produk halal yang tidak hanya berasal dari merek-merek besar, tetapi juga produk-produk halal dari UMKM di seluruh daerah Indonesia," katanya.

Menurut Wapres, langkah ini akan semakin memudahkan masyarakat mendapatkan produk yang terjamin kehalalannya, khususnya produk-produk dari UMKM. "Jadi nanti UMKM tidak lagi terkena stunting atau tidak tumbuh besar, karena dibantu ritel," ungkapnya.

Lebih jauh, Wapres menuturkan saat ini banyak UMKM yang mulai bisa berinovasi dan menembus pasar ekspor.  

 

 Oleh karena itu, kesadaran untuk saling menopang antarpemangku kepentingan sangat penting, sehingga tercipta berbagai solusi terhadap beragam masalah UMKM seperti pendanaan riset dan pengembangan, penguasaan inovasi dan teknologi, peningkatan kualitas dan kapasitas SDM, hingga akses pasar.

"Tanpa dukungan riset dan inovasi, kita akan kehilangan peluang besar untuk ekspor produk halal, baik ke negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) maupun non-OKI," ujarnya.

Di samping itu, Wapres meminta kolaborasi riset akan mendorong inovasi pada industri produk halal, termasuk untuk memenuhi kebutuhan bahan dan produk substitusi impor.

Ke depan, Wapres juga berharap seluruh pelaku industri halal khususnya UMKM terus mampu meningkatkan produktivitas komoditas unggulannya yang bernilai tambah dan berdaya saing untuk memenuhi pasar ekspor maupun substitusi impor.

"Saya telah meminta BRIN agar memperkuat kolaborasi dengan BPJPH, BPOM, KNEKS, pemerintah daerah, pelaku usaha, maupun elemen masyarakat lainnya. Saya harap seluruh pihak terkait dapat merespons sesuai kewenangannya, seraya terus memperluas kerja sama di berbagai sektor ekonomi syariah," katanya.

Sebelumnya, Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center Sapta Nirwandar melaporkan hasil industri halal dunia tahun ini mencapai 2 triliun Dolar AS. Menurutnya, Indonesia pun juga mengalami kemajuan pesat di sektor pangan halal dengan market size 135 miliar Dolar AS.

"Yang kita lumayan Pak Wapres, ada makanan, fesyen, kosmetik, dan obat-obatan, tetapi wisata sedang menurun," paparannya.

Sejalan dengan Sapta, Senior Partner Dinar Standard & Board Member Dinar Standard Sayd Farook mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat halal dunia pada 2030.

"Ketika kami meluncurkan SGIE 2014, saat itu Indonesia masih pada peringkat 10 tetapi sekarang sudah peringkat 4 dalam Global Islamic Economy Indicator. Saya berharap ketika saya kembali pada 2030, Indonesia sudah pada peringkat pertama," katanya.

Hal ini sangat mungkin terjadi, kata Farook, karena pemerintah saat ini terus mengkampanyekan gaya hidup halal hingga kalangan masyarakat bawah.

 

"Pergerakan gaya hidup halal masyarakat dengan didukung pemerintah melalui penyediaan berbagai infrastruktur seperti KNEKS maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia," ungkapnya.     

 
Berita Terpopuler