Songsong Satu Abad NU, PBNU akan Kumpulkan Tokoh Agama Seluruh Dunia

PBNU akan menggelar kegiatan konferensi para pemimpin agama dari seluruh dunia.

Dok Istimewa
Sejumlah pimpinan PBNU dalam penutupan Konbes NU 2022 di Jakarta, Sabtu (22/5/2022) malam. Konbes NU 2022 dihadiri para tokoh sepuh NU dan pimpinan internal PBNU
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menyongsong usia 100 tahun Nahdlatul Ulama (NU), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar kegiatan konferensi para pemimpin agama dari seluruh dunia yang disebut dengan Religion Twenty atau R20. Kegiatan berskala internasional ini rencananya akan digelar berdekatan dengan pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia 2022 pada November mendatang. 

Baca Juga

"R20 itu akan digelar berdekatan dengan kegiatan G20 pada November nanti. Itu dalam rangka menyongsong satu abad NU," ujar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Fahrur Rozi saat dihubungi Republika.co.id, Senin (23/5). 

Gus Fahrur, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa NU ingin memberikan kontribusi untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan dan peradaban dunia. Karena itu, menurut dia, dalam kegiatan R2O itu para pemimpin agama dunia akan membicarakan tentang perdamaian dunia. 

"Ide besarnya itu tentang perdamaian dunia, terutama yang digagas Gus Yahya sejak lama itu antar agama-ahama Samawi ini," ucap Pengasuh pesantren An Nur 1 Bululawang, Malang ini. 

Gus Fahrur mengatakan, era peperangan sudah selesai sejak perang dunia kedua. Karena itu, peperangan atas nama agama harus segera dihentikan. Seharusnya, kata dia, para pemimpin agama bisa berkontribusi menyingkirkan rasa kebencian atas nama agama, berupaya untuk menciptakan perdamaian dunia, saling menghormati, dan saling menghargai. 

"Jadi fokusnya itu tentang peradaban dan perdamaian dunia, bagaimana menghentikan kebencian, menghentikan perang atas nama agama," kata Gus Fahrur. 

 

Dalam menggelar konferensi internasional ini, menurut Gus Fahrur, PBNU juga berharap tidak ada lagi stigma terorisme pada salah satu agama tertentu. "Jadi siapapun tidak boleh melakukan kekerasan atas nama agama, dan bukan hanya unat Islam, tapi semua juga harus saling menghargai," jelas dia. 

Sementara itu, Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan, untuk menggelar kegitan R20 ini pihaknya akan bekerjasama dengan Center for Shared Civilizational Values (CSCV) atau Pusat Nilai-Nilai Keberadaban, sebuah lembaga internasional yang didirikan Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di Amerika Serikat pada 2021 lalu. Terkait ini, Gus Yahya telah menandatangani nota kesepahaman dengan Gus Mus dalam acara Konferensi Besar (NU) yang digelar di Hotel Yuan Garden Jakarta Pusat pada Jumat (20/5) lalu. 

Selain akan menggelar kegiatan R20, PBNU juga akan menggelar kegiatan Muktamar Duwali fi Fikhil Hadarah atau Konferensi Internasional tentang Fikih Peradaban. Kegiatan bertaraf internasional ini juga menjadi bagian dari puncak peringatan 100 tahun usia NU.

"Dua agenda internasional ini adalah agenda-agenda yang dewasa ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia, tekait dengan berbagai kemelut yang sampai hari ini masih melanda tanpa bisa ditemukan jalan keluarnya," ujar Gus Yahya.

 

"InsyaAllah dnegan ikhtiar-ikhtiar ini NU akan menemukan jalur tempuh untuk berperan dan berkontribusi secara bermakna di dalam mencari jalan keluar dari masalah-masalah kemanusiaan dan masalah-masalah peradaban," kata Gus Yahya.

 
Berita Terpopuler