4 Makanan-Minuman Ini Bisa Picu Kebutaan Total

Kasus kebutaan akibat konsumsi makanan tertentu dialami remaja 17 tahun.

ANTARA/Budi Candra Setya
Dokter memeriksa kesehatan mata pasien di Markas PMI Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (30/11/2021). Makanan-minuman tertentu dapat memicu kebutaan.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penglihatan setiap orang memang akan menurun seiring dengan terjadinya proses penuaan. Namun, pengaturan pola makan atau diet yang buruk dapat mempercepat penurunan ini, dan bahkan bisa memicu kebutaan total dalam beberapa kasus.

Menurut Sharon Copeland dari Feel Good Contacts, ada empat makanan dan minuman yang dapat mempercepat terjadinya degenerasi makula terkait usia atau age related macular degeneration (AMD). AMD merupakan masalah penglihatan yang dapat menyebabkan terjadinya kebutaan total.

Keempat makanan dan minuman yang dimaksud oleh Copeland adalah karbohidrat rafinasi seperti roti putih dan pasta serta asupan yang sangat bergula seperti saus tomat dan minuman soda. Copeland mengungkapkan bahwa keempat makanan dan minuman ini akan dicerna dengan sangat cepat di dalam tubuh sehingga dapat memicu lonjakan kadar gula darah.

"Lonjakan kadar gula darah ini bisa menyebabkan terjadinya degenerasi makula terkait usia, yaitu ketika kerusakan terjadi pada retina," jelas Copeland, seperti dilansir Express, Ahad (22/5/2022).

Menurut Copeland, AMD dapat menyebabkan kebutaan pada bagian tengah lapang pandang. Seiring dengan berlalunya waktu, AMD bisa semakin buruk dan menyebabkan kebutaan total.

Copeland menjelaskan, lonjakan kadar gula darah yang sering terjadi juga dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Kondisi diabetes tipe 2 yang tak dikelola dengan baik dapat menyebabkan komplikasi berupa retinopati diabetik. Komplikasi ini juga dapat menyebabkan masalah pada penglihatan.

"Semakin lama kadar gula darah tak terkontrol pada penyandang diabetes, semakin besar kemungkinan mereka untuk mengalami masalah penglihatan pada mata mereka," ungkap Copeland.

Selain karbohidrat rafinasi dan asupan bergula tinggi, Copeland mengatakan beberapa jenis makanan juga dapat memperburuk kesehatan mata. Sebagian di antaranya adalah daging olahan seperti sosis, daging asap, ham, dan daging iris siap makan.

"Daging-daging olahan ini mengandung banyak garam. Garam berlebih (serta kafein berlebih) dalam pola makan dapat berkontribusi pada tekanan darah tinggi," ungkap Copeland.

Tekanan darah tinggi yang tak terkontrol bisa memicu terjadinya retinopati hipertensi. Kondisi ini terjadi karena tekanan darah tinggi menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di retina.

Kasus kebutaan yang terjadi akibat konsumsi junk food pernah dilaporkan dalam Annals of Internal Medicine. Kasus ini dialami oleh seorang remaja yang gemar mengonsumsi junk food atau makanan cepat saji yang dikenal tinggi garam.

Baca Juga

Baca juga : Pakar Bagikan Tips Agar tidak Kelelahan dan Mengelola Energi

Remaja berusia 14 tahun ini mendatangi dokter keluarga dengan keluhan kelelahan. Remaja ini memiliki indeks massa tubuh yang normal dan tidak mengonsumsi obat apa pun.

Akan tetapi, remaja lelaki tersebut dikenal sebagai anak yang memilih-milih makanan. Sejak lulus sekolah dasar, remaja tersebut hanya mau mengonsumsi kentang goreng, keripik kentang Pringles, roti putih, dan daging olahan.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa diet tak sehat tersebut membuat remaja itu mengalami defisiensi vitamin B12 dan anemia makrositik. Anemia makrositik merupakan kondisi di mana ukuran sel darah merah lebih besar dibandingkan seharusnya.

Setelah mendapatkan terapi injeksi B12, remaja tersebut dianjurkan untuk memperbaiki pola makan. Akan tetapi, anjuran tersebut tidak dilakukan. Remaja ini tetap menghindari berbagai makanan yang teksturnya tidak dia sukai dan hanya mengonsumsi makanan cepat saji yang selama lebih dari 10 tahun terakhir kehidupannya.

Satu tahun kemudian, remaja tersebut kembali ke dokter dengan keluhan kehilangan pendengaran dan gangguan penglihatan. Lalu saat memasuki usia 17 tahun, kondisi penglihatan remaja tersebut memburuk secara progresif hingga mencapai kebutaan.

"Pada saat kondisinya terdiagnosis, pasien tersebut telah mengalami gangguan penglihatan permanen," jelas laporan dalam Annals of Internal Medicine.

 
Berita Terpopuler