Retina Bisa Robek dan Sebabkan Kebutaan, Bagaimana Cara Menghindari-Mengatasinya?

Robeknya retina rentan dialami kelompok lansia dan orang dengan minus tinggi.

Republika/Desy Susilawati
Mengucek mata (Ilustrasi). Periksakan retina dengan segera jika mengalami tanda-tanda seperti terasa ada kilatan sinar di area bola mata ketika mata ditutup.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ablasio retina regmatogen atau rhegmatogenous retinal detachment (RRD) merupakan kondisi lepasnya lapisan retina yang diakibatkan oleh lubang atau robekan pada retina. Kondisi yang tergolong darurat dan berpotensi menyebabkan kebutaan ini umumnya dialami oleh kelompok usia lanjut, bahkan usia muda dengan miopi (mata minus) tinggi.

Dokter spesialis mata-konsultan di RS Mata Jakarta Eye Center (JEC), Elvioza, mengungkapkan bahwa kondisi ablasi retina bisa dicegah dengan beberapa hal. Pertama, memeriksakan retina dengan segera jika mengalami tanda-tanda seperti terasa ada kilatan sinar di area bola mata ketika mata ditutup.

"Jika merasakan itu, cepat periksakan matanya ke dokter retina. Mungkin saat itu retinanya belum lepas baru robek saja, karena dari robek sampai lepas butuh waktu beberapa hari. Kalau kita temukan baru robek belum lepas, kita bisa laser, waktunya sebentar, kemudian yang robek tersebut ditutup," kata dr Elvioza dalam temu media secara virtual.

Pencegahan selanjutnya, bisa dilakukan dengan rutin mengonsumsi makanan bergizi yang berkontribusi pada kesehatan retina. Makanan terutama yang mengandung antioksidan seperti sayur dan buah sangat penting untuk membantu melawan kerusakan yang terjadi di jaringan mata.

"Untuk mendapatkan nutrisi yang lengkap harus makan makanan bergizi setiap hari, dan yang penting itu menu makanan kita bervariasi tidak monoton, karena nilai gizi dari setiap makanan itu saling melengkapi," jelas dr Elvioza.

Baca Juga

Gaya hidup sehat juga bisa menjadi bentuk pencegahan ablasi retina. Orang yang menjalani gaya hidup tidak sehat lebih berisiko mengalami penyakit kronis, seperti diabetes melitus, hipertensi, dan lainnya.

Menurut Elvioza, penyakit tersebut bisa memicu kerusakan retina. Ia pun mengingatkan agar masyarakat tidak banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak, membatasi makanan tinggi kandungan garam, tidak merokok, aktif berolahraga, serta menjaga berat badan ideal.

"Dengan menjaga tubuh dari kondisi penyakit tersebut, kita sekaligus menjaga retina tetap sehat," kata dia.

Lalu, apakah kondisi ablasi retina bisa sembuh? Dr Elvioza mengatakan, kondisi ini bisa disembuhkan melalui operasi.

"Dengan teknologi terbaru, kondisi ini bisa langsung ditangani, retina ditempelkan kembali, robekannya ditutup, hasil operasi yang kemarin-kemarin sudah dilakukan terpantau berjalan baik," kata dia.

 
Berita Terpopuler