Penyelidikan Independen Bermunculan Ungkap Penembak Shireen Abu Akleh

Pejabat dan saksi Palestina mengatakan Abu Akleh ditembak oleh tentara.

AP/Nasser Nasser
Layar luar ruangan menunjukkan gambar jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh dan bahasa Arab yang berbunyi, selamat tinggal Shireen, suara Palestina, di pusat kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022.
Rep: Dwina Agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Ketika Israel dan Palestina berselisih soal penyelidikan pembunuhan jurnalis Aljazirah Shireen Abu Akleh, beberapa kelompok independen telah meluncurkan penyelidikan sendiri. Satu tim peneliti sumber terbuka mengatakan temuan awalnya memberikan dukungan kepada saksi Palestina yang mengatakan dia dibunuh oleh tembakan Israel.

Baca Juga

Israel dan Palestina berselisih atas penyelidikan Abu Akleh, akhirnya beberapa kelompok penelitian dan hak asasi manusia telah meluncurkan penyelidikan sendiri. Selama akhir pekan, Bellingcat, sebuah konsorsium peneliti internasional yang berbasis di Belanda, menerbitkan analisis bukti video dan audio yang dikumpulkan di media sosial.

Materi tersebut berasal dari sumber militer Palestina dan Israel, dan analisis tersebut melihat faktor-faktor seperti cap waktu, lokasi video, bayangan, dan analisis audio forensik dari tembakan. Kelompok itu menemukan bahwa sementara orang-orang bersenjata dan tentara Israel berada di daerah itu, bukti mendukung keterangan saksi bahwa tembakan Israel membunuh Abu Akleh.

"Berdasarkan apa yang dapat kami tinjau, IDF (tentara Israel) berada di posisi terdekat dan memiliki garis pandang paling jelas ke Abu Akleh," kata peneliti utama analisis tersebut Giancarlo Fiorella.

Bellingcat adalah salah satu dari semakin banyak perusahaan yang menggunakan informasi "sumber terbuka" seperti video media sosial, rekaman kamera keamanan, dan citra satelit, untuk merekonstruksi peristiwa. Fiorella mengakui bahwa analisis tidak dapat 100 persen pasti tanpa bukti seperti peluru, senjata yang digunakan oleh tentara, dan lokasi GPS pasukan Israel. Namun dia mengatakan, munculnya bukti tambahan biasanya mendukung kesimpulan awal dan hampir tidak pernah membalikkannya.

"Inilah yang kami lakukan ketika kami tidak memiliki akses ke hal-hal itu," kata Fiorella.

Kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem mengatakan, sedang melakukan analisisnya sendiri. Kelompok itu pekan lalu memainkan peran kunci dalam penarikan mundur militer dari klaim awalnya bahwa orang-orang bersenjata Palestina tampaknya bertanggung jawab atas kematiannya.

Klaim Israel didasarkan pada video media sosial yang memperlihatkan seorang pria bersenjata Palestina menembak ke sebuah gang Jenin, dan kemudian sosok lainnya datang berlari untuk mengklaim bahwa mereka telah menembak seorang tentara. Tentara mengatakan bahwa karena tidak ada tentara yang terluka hari itu, orang-orang bersenjata itu mungkin merujuk pada Abu Akleh, yang mengenakan helm pelindung dan jaket antipeluru.

Seorang peneliti B'Tselem pergi ke daerah itu dan mengambil video. Hasil tersebut menunjukkan bahwa orang-orang bersenjata Palestina berjarak sekitar 300 meter dari tempat Abu Akleh ditembak, dipisahkan oleh serangkaian tembok dan gang.

Juru bicara B'Tselem Dror Sadot mengatakan, kelompok itu telah mulai mengumpulkan kesaksian dari para saksi dan mungkin mencoba untuk merekonstruksi penembakan dengan video dari tempat kejadian. Namun dia mengatakan, pada titik ini belum dapat menyimpulkan siapa yang berada di balik penembakan itu.

 

Sadot mengatakan peluru apa pun harus dicocokkan dengan laras pistol. Palestina telah menolak untuk melepaskan peluru dan tidak jelas apakah militer telah menyita senjata yang digunakan hari itu.

"Pelurunya sendiri tidak bisa berkata banyak karena bisa saja ditembakkan oleh kedua sisi. Yang bisa dilakukan adalah mencocokkan peluru dengan laras," kata Sadot.

Pejabat dan saksi Palestina, termasuk wartawan yang bersamanya, mengatakan jurnalis Palestina-Amerika itu dibunuh oleh tembakan tentara. Militer, setelah awalnya mengatakan orang-orang bersenjata Palestina mungkin bertanggung jawab, kemudian mundur dan sekarang mengatakan dia mungkin juga terkena tembakan Israel.

Israel telah menyerukan penyelidikan bersama dengan Palestina, dengan mengatakan peluru itu harus dianalisis oleh para ahli balistik untuk mencapai kesimpulan yang tegas. Pejabat Palestina telah menolak, mengatakan tidak mempercayai Israel dan telah mengundang negara lain untuk bergabung dalam penyelidikan. Kelompok hak asasi manusia mengatakan Israel memiliki catatan buruk dalam menyelidiki pelanggaran oleh pasukan keamanannya.

Sementara itu, polisi Israel selama akhir pekan meluncurkan penyelidikan atas perilaku petugas yang menyerang pelayat di pemakaman Abu Akleh, menyebabkan pengusung jenazah hampir menjatuhkan peti matinya. Surat kabar pada Ahad (15/5/2022), dipenuhi dengan kritik terhadap polisi dan tindakan mereka yang dinilai sebagai bencana hubungan masyarakat.

"Rekaman dari Jumat adalah kebalikan dari penilaian yang baik dan kesabaran. Itu mendokumentasikan tampilan mengejutkan dari kebrutalan dan kekerasan yang tak terkendali," tulis komentator Oded Shalom di harian Yediot Ahronot.

 

Nir Hasson yang meliput urusan Yerusalem untuk harian Haaretz mengatakan, masalahnya jauh lebih dalam daripada citra Israel. "Ini adalah salah satu ekspresi visual paling ekstrem dari pendudukan dan penghinaan yang dialami rakyat Palestina,” tulisnya. 

 
Berita Terpopuler