Tim Layanan Katering Haji Masih Negosiasi 

Kesepakatan layanan katering ini sebenarnya sudah dibangun sejak lama.

Republika/Muhammad Hafil
Juru masak sedang memasak tempe dan tahu bacem serta masakan Indonesia lainnya di dapur perusahaan katering Ahla Zad di kawasan Zaidi, Makkah, Jumat (19/7). Masakan Indonesia ini dimasak oleh juru masak asal Indonesia dan masakannya akan dinikmati oleh jamaah haji asal embarkasi Solo di Hotel Kiswah, kawasan Jarwal.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Tim layanan katering haji Kementerian Agama (Kemenag) masih melakukan negosiasi layanan. Sebelumnya, tim layanan katering haji berangkat ke Arab Saudi untuk melakukan finalisasi layanan katering jamaah haji pada Jumat (6/5/2022).

Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag, Ahmad Abdullah Yunus, menyampaikan, belum menerima laporan dari tim layanan katering haji. Tapi beberapa program kerja yang belum terselesaikan sedang diupayakan penyelesaiannya oleh mereka.

"Salah satunya terkait negosiasi layanan katering di Arafah dan Mina. Ini sedikit unik karena pihak muassasah atau syarikah masih berpartisipasi di dalam proses layanan katering," kata Yunus kepada Republika, Ahad (8/5/2022).

Ia mengatakan, kesepakatan layanan katering ini sebenarnya sudah dibangun sejak lama. Dulu pekerjaan katering dikelola 50 persen oleh muassasah, dan 50 persen lagi oleh rekanan yang diseleksi dan pilih Kemenag untuk memberikan layanan.

Ia menjelaskan, sampai sekarang perkembangan layanan itu masih berlanjut, namun intinya muassasah ingin layanan katering diserahkan kepada muassasah yang biasa melayani jamaah haji di Arafah dan Mina.

"Sementara kita enggak mau memberi karena layanan makan yang diberikan mereka tidak sesuai dengan standar harapan kita, tentunya harapan jamaah juga, maka sampai sekarang masih diupayakan negosiasi agar layanan tersebut diberikan 50 persen untuk muassasah dan 50 persen dikelola oleh pihak yang diseleksi oleh Kemenag," ujarnya.

Baca Juga

Yunus menambahkan, untuk layanan katering sekarang Kemenag akan menyiapkan makanan siap saji yang akan disajikan pada 5, 6 dan 7 Dzulhijah dan 14 dan 15 Dzulhijah pasca haji. Ini juga perlu disiapkan karena mengingat waktunya mendesak dan tidak semua perusahaan makanan siap saji mampu untuk menyiapkan pengadaan menu makanan siap saji tersebut.

Ia mengatakan, untuk di Bandara minimal Kemenag menunjuk atau memilih dua perusahaan katering. Tujuannya untuk antisipasi perusahaan yang tidak siap melayani, maka masih ada cadangan perusahan katering lain.

"Selain itu ada persiapan lain berkaitan dengan teknis penyiapan makanan, tahun ini layanan katering diberikan tiga kali makan per hari, kemudian karena saya sudah survei, tidak ada satu perusahaan yang sanggup untuk di Makkah dan Madinah memberikan layanan tiga kali makan per hari," jelas Yunus.

Ia menjelaskan, pada akhirnya Kemenag memutuskan untuk makan pagi dan siang itu dikelola oleh satu perusahaan. Sementara untuk menyiapkan makan malam dikelola perusahaan lain. Ini akan dilakukan seleksi pemilihan perusahaan katering.  

 

Selama musim haji ini, jamaah akan mendapat layanan makan sebanyak maksimal 119 kali. Jumlah ini terdiri atas 75 kali layanan konsumsi di Makkah, 27 kali di Madinah, 16 kali di Arafah-Mina-Muzdalifah atau Armuzna (termasuk 1 paket snack Muzdalifah). Kemudian satu kali makan di Bandara Jeddah (saat kedatangan/ kepulangan).

"Ada kegiatan yang lebih progres kalau sudah dilakukan kontrak, tim akan mensurvei perusahaan mana saja yang sudah mempersiapkan pemesanan bahan baku termasuk bumbu dan lain sebagainya, karena ini waktu hajinya mepet," ujarnya

 
Berita Terpopuler