Satelit Deteksi 2 Ledakan Matahari Ukuran Sedang

Matahari terbit pada bulan April yang sangat aktif.

esa
Foto matahari yang diambil dengan teleskop SPICE. Teleskop menghasilkan beberapa spektrum warna yang berbeda untuk menggambarkan temperatur matahari.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Matahari meledakkan dua suar matahari atau suar surya ukuran sedang. Solar Dynamic Observatory Badan Antariksa Amerika (NASA) mencatat dua ledakan kelas M yang mencapai puncaknya pada Selasa (3/5/2022) pukul 00.00 GMT pada Rabu (4/5/2022)) dan Rabu (4/5/2022) pada pukul 09.00 GMT.

Baca Juga

Dilansir dari Space, Kamis (5/5/2022), bintik matahari baru yang disebut AR3004, yang juga mengirimkan ledakan kelas X yang lebih besar dibandingkan suar yang muncul sebelumnya pada Selasa (2/5/2022). Suar berputar dalam jangkauan Bumi, dan akan semakin geoefektif saat mengarah ke planet kita. 

NASA tidak memberikan panduan khusus tentang peristiwa itu, di luar peringatan biasanya tentang kemungkinan efek aurora yang memengaruhi saluran listrik dan infrastruktur lainnya.

Umumnya, aurora dapat meningkat mengikuti suar matahari jika partikel bermuatan dari lontaran massa koronal bergerak menuju Bumi. Partikel-partikel ini mengalir di sepanjang garis medan magnet Bumi dan berinteraksi dengan atmosfer bagian atas, molekul udara yang menarik, dan menciptakan cahaya warna-warni.

Matahari terbit pada bulan April yang sangat aktif, dengan kelompok bintik matahari yang sangat besar dan banyak suar mulai dari ukuran sedang hingga kelas X terbesar. Puncaknya diperkirakan pada 2025.

Baik NASA dan NOAA memantau matahari untuk mempelajari lebih lanjut tentang cuaca matahari dan kemungkinan efeknya pada Bumi. NASA juga mengoperasikan misi Parker Solar Probe, yang menyelidiki atmosfer bagian atas matahari yang sangat panas.

 

 
Berita Terpopuler