Marks and Spencer Berhenti Pakai Istilah 'Nude' untuk Warna Produknya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raksasa ritel Marks and Spencer baru-baru ini mengumumkan bahwa perusahaan akan berhenti memakai istilah warna "nude" di seluruh jajaran produknya. Istilah tersebut dianggap cenderung menggambarkan warna kulit tertentu, yaitu bagi kulit putih.

Keputusan itu disebut sebagai bagian dari "komitmen untuk merayakan keberagaman dan inklusi". Warna nude telah dikaitkan dengan warna kulit yang terang atau lebih putih.

M&S sekarang ingin mengubahnya dengan mengganti penyebutan warna yang dimaksud. Hal ini untuk menunjukan komitmen perusahaan yang menjunjung keberagaman warna kulit. Langkah ini mencakup untuk produk-produk seperti lipstik, pakaian dalam, dan celana ketat.

Warna "nude" diganti dengan istilah seperti "opaline" atau "almond". Selain itu, M&S juga telah memperbarui terminologi untuk warna yang lebih gelap.

Pada halaman produk Stila Stay All Day Liquid Lipstick di situsnya, M&S menuliskan bahwa perusahaan melihat sesuatu yang berbeda. Perusahaan telah meninjau nama produk dan warna sesuai dengan komitmen untuk merayakan keragaman dan inklusi.

"Kami menghapus nama apa pun yang menurut kami tidak mencerminkan komitmen ini. Produk ini dulunya memiliki varian bernama 'nude' yang telah kami ubah menjadi 'almond'," tulis pernyataan tersebut, seperti dikutip dari Indian Express, Kamis (21/4/2022).

Dalam warna yang lebih gelap, istilah yang sebelumnya digunakan seperti "tobacco", "cocoa", dan "natural tan" kini telah digantikan oleh "topaz", "rich quartz", dan "rose quartz". Lalu, "suntan" dan "cinnamon", sekarang akan dikenal sebagai "rich amber".

Sebelumnya, pada Juni 2021, Marks and Spencer telah merilis pernyataan yang menyoroti komitmennya untuk menciptakan budaya inklusif. Perusahaan menyataan komitmennya itu berlaku bagi pelanggan dan staf.

"Perusahaan juga terus meninjau penawaran produk untuk memastikan merek lebih relevan, lebih tepat terutama untuk semua pelanggan," kata Marks and Spencer.