Fakta Sejarah Nuzulul Quran yang Perlu Kita Ketahui

Nuzulul Quran lazim diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan.

Republika/Putra M. Akbar
Seniman menyelesaikan pembuatan lukisan kaligrafi pada Pameran Kaligrafi Kontemporer Internasional di Masjid Raya Jakarta Islamic Center, Jakarta, Senin (18/4/2022). Pameran yang digelar dalam rangkaian peringatan Nuzulul Quran itu menghadirkan lebih dari 100 karya seniman kaligrafi dari 26 negara dan berlangsung hingga 22 April 2022. Fakta Sejarah Nuzulul Quran yang Perlu Kita Ketahui
Rep: mgrol135 Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran diturunkan pertama kali saat Nuzulul Quran. Di Indonesia Nuzulul Quran lazim diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan, umumnya di malam hari.

Baca Juga

Hampir setiap lokasi di Nusantara mengadakan perayaan untuk memperingati Maulid Nabi, Isra Mi'raj dan tanggal-tanggal penting lainnya. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam acara Nuzulul Quran dengan berbagai cara, antara lain tumpengan, pengajian, istighatsah, tahlil, khataman Alquran, dan lain sebagainya.

Perjalanan Alquran yang mulai diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadhan tahun 610, dalam bentuk aslinya hingga saat ini. Inilah ciri khas yang tidak dimiliki kitab-kitab suci sebelumnya.

Ada dua tahap proses diturunkannya kitab bagi umat Muslim ini. Pertama, Alquran diturunkan dari Lauh mahfuz ke langit dunia dalam bentuk kitab yang utuh. Pada tahap ini, Alquran diturunkan pada malam lailatul qadar.

Kedua, Alquran diturunkan secara bertahap melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah adalah Surat Al Alaq ayat 1-5 saat berada di Gua Hira.

 

Saat itu, Nabi Muhammad SAW yang berusia 40 tahun enam bulan delapan hari menurut tahun Qamariah atau 39 tahun tiga bulan tiga hari menurut tahun Syamsiyah sedang berada di Gua Hira untuk menenangkan hati. Para sahabat Nabi Muhammad yang merupakan orang-orang hebat, berperan penting dalam penyusunan Alquran.

Dikutip dari Daily Sabah pada Jumat (2/6/2017), selama 23 tahun Muhammad sebagai nabi, ayat-ayat Alquran dihafal saat diturunkan. Sekitar 42 juru tulis menulis ayat-ayat tersebut pada bahan yang berbeda seperti kertas, kain, pecahan tulang, dan kulit.

Ketika Rasulullah sedang beruzlah di gua Hira (sekitar lima kilometer dari Makkah), tiba-tiba Jibril datang membawa wahyu. Jibril memeluk dan melepaskan Rasulullah SAW. Hal ini diulanginya sebanyak tiga kali. Tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum hijrah, Nabi menerima wahyu untuk pertama kalinya.

Dikutip dari NU Online pada Rabu (22/5/2019) dalam proses turunnya Alquran secara bertahap, wahyu pertama yang diterima Nabi adalah Surat al-Alaq dari ayat satu sampai lima. “Iqra’ bismi rabbikal ladzi khalaq, khalaqal insana min alaq. Iqra wa rabbukal akram. Alldzi allama bil qalam. Allamal bil qalam. Allamal insana ma lam ya’lam,” kata Jibril pada kali ketiga membaca Surat Al-Alaq ayat 1-5.

Dikutip dari Kitab At-Tibyan fi Ulumil Qur’an, ini merupakan awal mula turun wahyu, awal mula turun Alquran. Sebelum peristiwa agung ini terjadi, beberapa petunjuk mengisyaratkan semakin dekatnya turun wahyu dan kenabian Rasulullah SAW. Sebagian tanda itu adalah mimpi Rasulullah yang disusul dengan peristiwa nyata sesuai dengan mimpinya. Tanda lainnya adalah kesenangan uzlah (menyepi) Rasulullah SAW menjelang turunnya wahyu.

 

Difirmankan Allah (SWT):

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadr: 1).

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.” (QS. Ad Dukhon: 3).

Setelah itu, Alquran turun secara berangsur-angsur sesuai peristiwa yang dialami oleh Rasulullah shallallahu álaihi wa sallam. Hal ini diriwayatkan dari berbagai jalan dari Ibnu Ábbas.

Ibnu Ábbas berkata, “Alquran diturunkan pada bulan Ramadhan pada Lailatul Qadar di malam penuh berkah. Alquran tersebut turun sekaligus (jumlatan waahidatan). Kemudian Alquran turun secara bertahap sesuai dengan peristiwa, pada bulan dan hari.”(HR. Ibnu Abi Hatim, sanadnya hasan)

 

Ketidaksepakatan tentang kapan wahyu pertama terjadi tidak dapat dihindari. Selain tanggal 17 Ramadhan, ada pula yang berpendapat bahwa tanggal 7, 8, dan 21 Ramadhan juga sah. Beberapa bahkan berpendapat bahwa itu tidak boleh dilakukan selama Ramadhan. Selain tanggal 17 Ramadhan, siapa pun dapat memperingati Nuzulul Quran dengan tetap menghormati pandangan orang lain.

 
Berita Terpopuler