Bahaya Memberikan Susu Formula Bagi Bayi Umur 0 hingga 6 Bulan

Pergizi Pangan ingatkan agar bayi umur 0 hingga 6 bulan diberi ASI eksklusif.

Dokumen Republika
Bayi minum ASI perah di botol (ilustrasi). Bayi berumur nol sampai enam bulan yang diberi susu formula akan mengalami masalah kesehatan.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Masyarakat diserukan agar tidak memberikan susu formula kepada bayi yang masih berusia nol hingga enam bulan. Ada bahaya di balik pemberian susu formula pada bayi kategori usia tersebut.

Baca Juga

"Jangan berikan susu formula kepada bayi berumur nol sampai enam bulan karena organ pencernaan mereka belum sanggup mencerna susu formula," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Pakar Gizi (Pergizi) Pangan Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah, Nurdin Rahman, di Kota Palu, Jumat (15/4/2022).

Nurdin mengatakan, bayi berumur nol sampai enam bulan yang diberi susu formula akan mengalami masalah kesehatan. Bayi bisa diare karena susu formula terus tidak bisa terserap sempurna oleh sistem pencernaannya.

Jika terus menerus dibiarkan, maka dikhawatirkan akan berdampak pada tumbuh kembang hingga dewasa nanti. Oleh sebab itu, bayi berumur nol sampai enam bulan harus diberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif.

"Nanti sudah berusia di atas enam bulan baru bisa diberi minum susu formula," ujarnya.

Selain itu, Nurdin mengajak para orang tua di Sulteng agar membiasakan anak-anaknya makan makanan yang dibuat di rumah. Sebab makanan yang dibuat di rumah terjamin keamanan, kesehatan, dan kandungan gizinya. Ia menyebut, makanan jajanan tidak menutup kemungkinan dibuat dengan cara yang tidak higienis dan dicampurkan dengan bahan-bahan yang mengandung bahan berbahaya bagi tubuh.

"Jangan biasakan anak-anak jajan makanan di luar rumah. Kadang kala orang tua tidak mau repot membuatkan makanan di rumah lantas memberikan saja anaknya uang supaya jajan makanan di luar rumah. Terserah anaknya mau jajan makanan apa di luar yang penting makan," ujarnya.

Jika dibiarkan terus-menerus seperti itu, kebiasaan itu akan membahayakan kesehatan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Padahal, masa anak-anak adalah masa di mana mereka harus memperoleh makanan yang sehat dan aman yang mengandung gizi seimbang.

Menurut Nurdin, makanan yang dibuat di rumah terjamin keamanan dan kesehatannya. Ia meyakini, makanan yang dibuat di rumah pun lebih terjamin kandungan gizinya daripada makanan yang dibeli di luar.

"Makanan yang mengandung gizi seimbang artinya memiliki kandungan vitamin, protein, dan serat yang cukup seperti yang terkandung dalam tempe, tahu, telur, daging dan sayur mayur. Semua itu mudah didapat di Sulteng," kata Nurdin.

 
Berita Terpopuler