Berbeda dengan Delta, Gejala Omicron Lebih Cepat Reda

Waktu inkubasi dan periode penularan omicron lebih pendek daripada varian delta.

www.freepik.com.
Pilek (Ilustrasi). Orang yang terinfeksi omicron lebih jarang kehilangan fungsi indra penciumannya dibandingkan infeksi delta.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru membandingkan gejala antara dua varian Covid-19 yang mengemuka, yakni omicron dan delta. Penelitian akan dipresentasikan pada Kongres Eropa Mikrobiologi Klinis & Penyakit Menular (ECCMID) bulan ini di Lisbon, Portugal.

Menurut studi, saat ini pasien Covid-19 cenderung dirawat di rumah sakit akibat varian omicron. Diketahui bahwa gejala tidak berlangsung lama pada pasien yang telah divaksinasi, yakni rata-rata 6,87 hari. Sementara, gejala pasien yang terinfeksi varian delta berlangsung 8,89 hari.

Temuan mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan waktu inkubasi dan periode penularan omicron lebih pendek daripada varian virus corona sebelumnya. Selain itu, orang yang terinfeksi omicron lebih jarang kehilangan fungsi indra penciumannya dibandingkan infeksi delta (52,7 persen kasus delta dan 20 persen kasus omicron).
 
Dua gejala yang secara konsisten lebih umum di kedua varian (terlepas dari status vaksinasi) adalah sakit tenggorokan dan serak. Para peneliti juga menemukan beberapa gejala seperti kabut otak (brain fog), mata terasa seperti terbakar, pusing, demam, dan sakit kepala secara signifikan lebih jarang terjadi pada kasus omicron.

Baca Juga

Peneliti dari King's College London dan ilmuwan dari Zoe Covid Study App mempelajari gejala dari 62.002 peserta Inggris yang sudah divaksinasi dan mengunggah pengalaman penyakitnya ke aplikasi Zoe. Mereka pernah positif Covid-19 antara 1 Juni hingga 27 November 2021 ketika delta dominan, serta 22 Desember 2021 hingga 17 Januari 2022 ketika omicron dominan.

"Kami mengamati presentasi gejala klinis yang berbeda pada mereka yang terinfeksi omicron dibandingkan dengan delta. Untuk melindungi orang lain, tetap penting untuk melakukan isolasi mandiri selama lima hari segera setelah melihat gejala apa pun," ujar Cristina Menni, dokter dari King's College London.

Profesor kehormatan di King's College London, Ana Valdes, menyampaikan, ada berbagai durasi dan tingkat keparahan gejala pasien omicron. Meski demikian, untuk individu yang divaksinasi, tim menemukan bahwa rata-rata durasi gejala yang dialami lebih pendek.

"Ini menunjukkan bahwa waktu inkubasi dan periode penularan untuk omicron mungkin juga lebih pendek," ujar Valdes, dikutip dari laman Express, Jumat (8/4/2022).

Kasus Covid-19 akibat son of omicron. - (Republika)

Temuan muncul ketika Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menambahkan sembilan gejala baru Covid-19 ke daftar resminya. NHS awalnya hanya memasukkan suhu tinggi atau menggigil, batuk yang terus menerus, serta kehilangan atau perubahan indra penciuman dan pengecap sebagai tanda-tanda utama Covid-19.

Kini, ada beberapa tambahan sehingga totalnya menjadi 12, yakni sesak napas, kelelahan, nyeri tubuh, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau meler, diare, kehilangan selera makan, dan tidak enak badan. Menurut NHS, gejalanya sangat mirip dengan pilek dan flu.

Apabila mengalaminya, NHS menganjurkan untuk berdiam di rumah dan menghindari kontak dengan orang lain. Seseorang dapat kembali ke aktivitas normal ketika sudah merasa lebih baik dan suhu tubuhnya tidak tinggi.

 
Berita Terpopuler