Putin: Barat Akan Tingkatkan Sanksi pada Rusia

Negara Barat akan menemukan alasan baru untuk memberlakukan sanksi pada Rusia

AP/Mikhail Klimentyev/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan di Moskow, Rusia, Selasa, 29 Maret 2022. Menurutnya Barat akan menemukan alasan baru untuk memberlakukan sanksi pada Rusia. Ilustrasi.
Rep: Lintar Satria Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negara-negara Barat akan menemukan alasan baru untuk memberlakukan sanksi pada Rusia. Ia menambahkan pemerintah Rusia harus mempertahankan pekerjaan dan menciptakan lapangan kerja.  

Dalam pidatonya yang disiarkan stasiun televisi Rusia pada Kamis (31/3/2022), Putin mengatakan Amerika Serikat (AS) mendapat untung dari gejolak global. Menurutnya kompleks perusahaan militer AS sedang mengalami keuntungan.

Sebelumnya Kremlin mengatakan prihatin atas laporan pejabat AS yang menyatakan Putin mendapat informasi yang salah dari para penasihat tentang kinerja militer negara itu di Ukraina. Washington dinilai tidak mengerti tentang Putin.

Juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Departemen Luar Negeri AS dan Pentagon tidak memiliki informasi sebenarnya tentang situasi di Kremlin."Mereka sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi di Kremlin," kata Peskov.

"Mereka tidak memahami Presiden Putin, mereka tidak mengerti mekanisme pengambilan keputusan, mereka tidak mengerti cara kita bekerja. Bukan hanya disesalkan, itu menimbulkan kekhawatiran karena kurangnya pemahaman ini mengarah pada keputusan yang salah, keputusan tragis yang bisa memiliki konsekuensi yang sangat buruk," tambahnya.

Menurut Gedung Putih, pejabat intelijen AS mengatakan Putin mendapat informasi yang salah dari para penasihat tentang kinerja militer yang buruk di Ukraina. Para penasihat itu dinilai takut untuk mengatakan yang sebenarnya. Direktur komunikasi Gedung Putih Kate Bedingfield mengatakan pada Rabu (30/3/2022) bahwa AS yakin Putin disesatkan.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler