Saran Ahli Gizi Soal Menu Makanan Ramadhan Saat Pandemi

Puasa memungkinkan tubuh memperbaiki sel dan melawan kuman dengan lebih baik.

Republika
Hindari beragam makanan manis ketika sahur. Saran Ahli Gizi Soal Menu Makanan Ramadhan Saat Pandemi
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Ramadhan berarti Muslim di seluruh dunia menjalankan puasa siang hari selama 30 hari. Mereka tidak makan dan minum sambil menghabiskan sebagian besar waktu untuk beribadah.

Baca Juga

Melalui pandemi Covid-19 ini, umat Islam perlu mengikuti pola makan sehat yang akan memberikan kekebalan, energi dan gizi sepanjang hari. Hal tersebut dijelaskan ahli gizi senior, Fahmida Hashem dalam artikelnya yang dipublikasikan laman The Daily Star.

Ia juga menjelaskan puasa memungkinkan tubuh memfokuskan energinya satu persatu. Menghentikan pencernaan bekerja untuk jangka waktu tertentu memungkinkan sistem kekebalan menjadi lebih aktif. Ini akan memungkinkan tubuh memperbaiki sel dan melawan kuman dengan lebih baik.

Antara waktu sahur dan buka puasa adalah saat sistem kekebalan paling aktif. Tetapi untuk memastikan hal ini, Anda perlu sahur dengan makanan sehat, tidak peduli seberapa besar keinginan Anda untuk kembali tidur.

Jika Anda tidak bangun untuk sahur, tubuh akan stres karena kelaparan yang berkepanjangan. Hal ini dapat menurunkan kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan puasa dapat memulihkan sistem kekebalan dan membantu melawan infeksi.

"Dalam hal membangun pola makan yang sehat selama Ramadhan, kuncinya adalah memilih makanan yang lebih ringan, tetapi mengenyangkan yang akan membantu tubuh mengisi kembali semua nutrisi yang mungkin hilang sepanjang hari," kata Fahmida.

 

Ia menyampaikan, cobalah untuk mengatur agar memasukkan semua kelompok makanan penting, seperti biji-bijian, sayuran dan buah-buahan, polong-polongan, kacang-kacangan, produk susu atau alternatif, dan sumber protein. Apa dan bagaimana kita makan akan memainkan peran penting dalam membantu menjadi sehat dan kebal selama Ramadhan.

Cara terbaik untuk berbuka puasa adalah dengan kurma. Buah ini sangat efektif meningkatkan gula darah dengan cepat karena mudah dan cepat diserap. Kurma bisa dikonsumsi saat sahur atau buka puasa. 

"Di bulan Ramadhan, kita perlahan-lahan mengalami dehidrasi sepanjang hari. Jadi setelah kita berbuka puasa dan selama periode tidak puasa, kita membutuhkan makanan yang memasukkan air ke dalam tubuh kita, bukan mengurasnya," ujarnya.

Ahli gizi senior ini mengatakan, tambahkan salad sebagai pendamping makanan utama saat buka puasa. Sayuran hijau dan sayuran dalam salad tidak hanya akan mengisi perut dengan volumenya, tetapi salad juga mencegah kamu mengonsumsi terlalu banyak kalori sekaligus. 

Antioksidan dalam makanan, terutama buah dan sayuran berwarna dapat membantu mencegah kerusakan sel. Sehingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Itulah mengapa mengonsumsi buah-buahan sebagai camilan di sela-sela buka puasa dan sahur sangat dianjurkan.

"Kamu juga bisa minum air kelapa dan minuman buah yang sangat melembabkan. Cairan sangat penting untuk kesehatan dan vitalitas tubuh selama masa puasa dan penting untuk minum banyak air putih, selain minuman menyegarkan lainnya," kata Fahmida.

 

Ia mengatakan, perlu minum delapan gelas air setiap hari dari waktu buka puasa hingga sahur untuk mencegah dehidrasi dan sembelit. Konsumsi juga karbohidrat kompleks, yakni makanan yang membantu melepaskan energi secara perlahan selama berjam-jam berpuasa. 

Mereka ditemukan dalam makanan seperti jelai, gandum, oat, kacang-kacangan, lentil, tepung gandum, dan nasi. Makanan yang harus dihindari di bulan Ramadhan adalah makanan yang digoreng, tinggi gula, dan makanan berlemak tinggi, termasuk yang manis-manis.

Metode memasak adalah bagian besar dari diet seimbang di bulan Ramadhan. Menggoreng (deep frying) dan menggunakan minyak secara berlebihan berbahaya. Metode memasak seperti menggoreng dengan sedikit minyak (shallow frying) dan memanggang lebih sehat, terutama untuk ayam dan ikan.

Saat pandemi terus menyebar ke seluruh dunia, acara buka puasa dan kumpul-kumpul keluarga membuat orang enggan untuk bertemu satu sama lain dan memperkenalkan protokol menjaga jarak sosial. Ramadhan adalah kesempatan bagus untuk mempraktikkan kebiasaan baik yang akan tetap bersama kita bahkan setelah bulan suci berakhir dan selama pandemi Covid-19.

 

https://www.thedailystar.net/health/news/ramadan-food-habit-during-covid-19-2079261

 
Berita Terpopuler