Cara Terbaik untuk Ngobrol Soal Ancaman Nuklir dengan Anak

Invasi Rusia ke Ukraina memunculkan ancaman serangan nuklir yang bikin anak khawatir.

Planet Labs PBC via AP
Pembangkit nuklir Zaporizhzhia di Ukraina. Invasi Rusia ke Ukraina memunculkan kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya serangan nuklir. Hal itu membuat anak-anak khawatir akan dampaknya.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak usia sekitar 10 tahun mungkin sudah banyak yang penasaran dan ingin tahu soal yang terjadi antara Ukraina dengan Rusia. Pertanyaan tentang nuklir yang kerap disebutkan dalam berita mengenai invasi Rusia ke negara tetangganya itu pun mencuat.

Di media sosial, di ruang kelas hingga di taman bermain, anak-anak yang mendengar tentang invasi Rusia ke Ukraina bertanya-tanya ke mana arah perang tersebut. Ini adalah momen yang terasa mirip dengan tumbuh dewasa selama Perang Dingin.

"Ketika mereka bertanya apa itu senjata nuklir, kita bisa menjelaskan secara sederhana bahwa itu adalah alat peledak yang digunakan dalam peperangan, yang mampu melepaskan energi dalam jumlah besar dan menyebabkan kerusakan yang meluas," kata Pendiri Moms for Mental Health, Jillian Amodio, dikutip AP, Kamis (17/3/2022).

Biasanya, anak akan bertanya lebih lanjut, seperti yang dilakukan anak Amodio yang berusia 10 tahun. Anaknya bertanya apakah dia dan keluarganya dalam bahaya jika terkena senjata nuklir. Ketika mendapat pertanyaan seperti ini, orang tua harus menjelaskan dengan bijak.

"Saya mengatakan bahwa para pemimpin di seluruh dunia bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perang nuklir tidak terjadi, dan bahwa kita telah belajar dari contoh masa lalu betapa dahsyatnya dampak perang nuklir," ujar Amodio.

Amodio melakukan apa yang direkomendasikan oleh banyak orang tua dan pakar. Dia menjelaskan semuanya sesuai dengan fakta, meskipun memilih detailnya berdasarkan apa yang dia tahu agar bisa ditangani oleh anaknya secara emosional.

Tidak seperti di masa lalu, anak-anak saat ini memiliki akses tak terkendali yang lebih besar ke gambar, video, dan informasi yang akurat. Di sisi lain, mereka juga rentan terpapar disinformasi yang banyak beredar di internet. Dengan anak-anak, bicaralah secara sederhana dan hindari membahas topik menakutkan secara mendetail.

"Dengan remaja, kejujuran adalah yang paling bijak. Selalu transparan," kata seorang dokter keluarga di Stockton, Kansas, dr Beth Oller, yang juga adalah ibu dari empat anak, usia dua hingga sembilan tahun.

Baca Juga

Seorang desainer digital di Brooklyn, Henry Williams, memilih menjelaskan dengan film ketika putranya yang berusia 11 tahun bertanya tentang senjata nuklir dan perang. Williams yang tumbuh di dekat Sheffield, sedang berlibur di Inggris bersama anak-anaknya ketika perang di Ukraina pecah. Keluarganya melihat berita perang di BBC sepanjang hari.

"Itu yang menimbulkan pertanyaan. Ini "film" yang jauh lebih realistis. Seperti, inilah yang terjadi di dunia nyata," kata Williams.

Zaporizhzhia, Pembangkit Tenaga Nuklir Terbesar di Ukraina dan Eropa - (republika)

Ketakutan akan kehancuran akibat nuklir dapat berdampak seumur hidup pada anak-anak. Selama Perang Dingin, penelitian menunjukkan bahwa populasi yang rentan, termasuk anak-anak dan pengasuhnya, mengalami ketakutan dan kecemasan yang lebih besar atas ancaman nuklir daripada yang lainnya.

Orang tua yang sering mengungkapkan kecemasannya tentang ancaman nuklir cenderung memiliki anak yang lebih cemas tentang bom nuklir. Sebagai orang tua, Anda harus memberikan penjelasan sesuai fakta, namun tetap bisa membuat anak lebih tenang.

 
Berita Terpopuler