Epidemiolog: Indonesia Ada di Fase Akhir Gelombang Ketiga Covid-19

Positivity rate kasus Covid-19 di Indonesia saat ini masih 25 persen.

Antara/Andreas Fitri Atmoko
Positivity rate kasus Covid-19 di Indonesia saat ini masih 25 persen.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Ridwan Amiruddin mengatakan, Indonesia saat ini ada di fase akhir gelombang ketiga Covid-19. Kendati demikian, positivity rate kasus omicron saat ini masih tinggi, yaitu sekitar 25 persen.

Baca Juga

Ridwan menilai perkembangan Covid-19 sejak 2 tahun lalu sampai hari ini secara global mengalami tren penurunan kasus. 

"Sementara kalau secara nasional, kita (Indonesia) ada di akhir gelombang ketiga. Gelombang ketiga ini didominasi varian omicron yaitu sekitar 96 persen," ujarnya dalam diskusi, Rabu (9/3/2022). 

Saat ini, dia menambahkan, omicron sudah masuk ke generasi ketiga yaitu subvarian BA.3. Jadi, tak hanya terdiri dari subvarian BA.1 dan BA.2.  Kalau dibandingkan dengan gelombang kedua yang didominasi Delta, ia mengakui varian Delta menyebabkan angka kematian cukup besar dan positivity rate juga cukup tinggi. Kendati demikian, Ridwan mencatat positivity rate omicron saat ini juga masih belum melandai, yaitu sekitar 25 persen. Angka pertumbuhannya juga masih di atas 1. 

"Jadi, masih perlu ada unsur kehati-hatian," katanya.

Oleh karena itu, Ridwan meminta harus ada upaya strategi menekan laju omicron yaitu protokol kesehatan ditambah dengan vaksin. Artinya, percepatan vaksinasi menjadi tema sentral untuk pengendalian pandemi.

"Kami sangat berharap dengan percepatan vaksin maka akan terbentuk kekebalan komunal yaitu dengan vaksinasi atau terpapar secara alamiah," ujarnya.

Sebab, ia menjelaskan kekebalan komunal dibentuk dari dua hal yaitu penyintas atau vaksinasi. Bahkan, ia menyebutkan, orang yang berinteraksi dengan penderita Covid-19 juga terbentuk antibodi tubuh secara kelompok. 

"Namun, kalau yang terpapar punya penyakit penyerta (komorbid) atau lanjut usia bisa berakibat fatal," ujarnya.

 
Berita Terpopuler