Invasi Rusia ke Ukraina, Bella Hadid Ingatkan Negara Muslim Juga Sedang dalam Perang

Hadid mengingatkan penindasan berhak mendapatkan kecaman yang setara.

EPA-EFE/CHRISTOPHE PETIT TESSON
Model keturunan Palestina-Amerika Serikat Bella Hadid. Invasi Rusia ke Ukraina, Bella Hadid Ingatkan Negara Muslim Juga Sedang dalam Perang
Rep: mgrol135 Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Supermodel keturunan Palestina-Amerika Bella Hadid kembali menyuarakan diskriminasi yang dialami komunitas Muslim. Hadid memang dikenal vokal membela hak-hak Muslim.

Baca Juga

Ketika banyak selebritas yang berbicara mengenai invasi Rusia ke Ukraina, Hadid mengingatkan penindasan berhak mendapatkan kecaman yang setara. 

"Ketidakadilan di mana pun adalah ancaman bagi keadilan di mana-mana," tulisnya di Instagram, seperti dikutip di Images Dawn, Sabtu (5/3/2022).

Dia meminta orang-orang merenungkan mengenai dampak perang. Menurut Hadid, perang dan posisi kita terhadapnya berlangsung selamanya. Dia mengatakan kita harus bersuara ketika harus, namun dia yakin pendapat yang paling transformatif berasal dari ketidaknyamanan. 

"Tidak ada yang bisa mengurangi beratnya rasa sakit dan kekerasan yang mereka alami, tapi ini bukan hanya tentang keadilan, ini juga tentang siapa yang menjadi korban ketidakadilan," katanya mengenai invasi Rusia ke Ukraina. 

Dia menarik perhatian pada topik yang beredar di media sosial sejak situasi di Ukraina dimulai. Berapa banyak konflik serupa yang terjadi selama beberapa dekade di negara-negara Muslim, tetapi tidak mendapat perhatian. 

"Bahasa yang kita gunakan untuk mendefinisikan penindasan tidak menyenangkan bagi korban. Berapa banyak negara Muslim yang sedang berada dalam perang? Invasi oleh Barat, serangan drone tanpa ampun, eksekusi, kamp di China? Berapa banyak lagi penindasan harus dialami Palestina?" tulis Hadid.

 

Bulan lalu, koresponden senior CBS News di Kyiv, Charlie D'Agata membuat pernyataan yang meresahkan tentang konflik di Ukraina dibandingakn negara-negara dunia ketiga. "Dengan segala hormat, ini bukan lokasi seperti Irak atau Afghanistan, di mana konflik telah berkecamuk selama beberapa dekade. Ini adalah kota yang cukup berbudaya, relatif Eropa dan saya harus memilih kata sifat itu dengan hati-hati,  kota di mana Anda tidak akan mengantisipasi atau berharap perang terjadi," ucapnya. 

Pernyataan D'Agata memicu kemarahan online ketika pernyataannya menjadi viral. Pernyataannya tersebut telah dilihat lebih dari 1,5 juta tampilan di Twitter. 

Pernyataan tersebut dikecam karena rasialiss dan secara historis tidak akurat. Ia kemudian mengeluarkan permintaan maaf melalui jaringan streaming CBS News pada Sabtu (26/2/2022).  "Saya berbicara dengan cara yang saya sesali, dan untuk itu saya minta maaf," ucapnya.

Di tengah larangan jilbab di negara-negara seperti India dan Prancis, Hadid baru-baru ini menentang prasangka terhadap Muslim yang mengenakan jilbab. Ia menyerukan pemerintah berhenti mendikte pilihan perempuan dan apa yang bisa mereka kenakan. 

Pada 2017, Hadid menyatakan dia adalah Muslim yang bangga yang membela saudara perempuan Muslimnya. Dia sangat vokal tentang Islamofobia serta hak-hak Palestina.

Dia dan saudara perempuannya, Gigi Hadid, berbagi postingan menentang ketidakadilan Palestina dan mengecam sikap pasif dalam menghadapi agresi Palestina. Ini memicu kontroversi bagi Hadid karena akun Twitter resmi Israel membelokkan narasi dan mengklaim dia mendukung anti-Semitisme. Pendirian Hadid lantas berubah menjadi netral, yang diasumsikan oleh warganet, karena hubungannya dengan Dior terancam.

 
Berita Terpopuler