Aneh Bila Bung Karno dan Bung Hatta Berperan Dalam Serangan Umum 1 Maret 1949

Bangsa Indonesia harus adil dan jujur dalam sejarah.

network /Muhammad Subarkah
.
Rep: Muhammad Subarkah Red: Partner

Instruksi Kol. Bambang Sugeng kepada Letkol Soeharto.

Polemik penghilangan peran Soeharto dalam peristiwa serangan umum 1 Maret 1949 semakin seru. Anggota DPR Fadli Zon menesak Keppres 1 Maret Direvisi.

"Serangan Umum 1 Maret ini ada di dalam satu kerangka Pemerintahan Darurat Republik Indonesia, yaitu pada tanggal 22 Desember '48 hingga 13 Juli 1949. Ini yang kalau kita lihat menjadi sumber polemik, karena seolah-olah Serangan Umum 1 Maret itu berdiri sendiri. Padahal tidak demikian," kata Fadli Zon dalam berbagai pemberitaan di banyak media massa.

Begini penjelasan Fadli Zon:

iv>

Kepres Tidak Adil Dalam Sejarah

Tak berbeda dengan Fadli, pemerhati sejarah, mantan anggota DPR, serta mantan staf Moh Natsir mengatakan, Kepres pemerintah soal serangan I Maret tidak adil. Mereka malah meyebut orang yang tidak berperan.

''Dengan segala hormat misalnya disebut ada peran Soekarno-Hatta. Itu tidak masuk akal sebab saat itu keduanya dalam tahanan. Pernyataan Pak Mahfud bilsa Sultan berkonsultasi dengan menemui Soekarno-Hatta untuk meminta restu Serangan Umum 1 Maret 1949. Itu gak mungkin, sebab selama agresi Belanda II Sri Sultan Hamanegku Buwono tak pernah ke luar dari Kraton. Dia baru keluar dari kraton ketika menerima penyerahan kedaukatan hasil Konfrensi Meja Buindar di Istana Gambir (Istana Negara, sekaran). Saya harap kita adil sejak pikiran,'' katanya.

Yang selama ini jadi polemik soal peristiswa serangan umum 1 Maret 1949 adalah hanya soal penggagasnya.''Di semua biografi baik Sri Sultan, Nasution, hingga Vence Samual menunjuk Soeharto sebagai pemimpin serangan itu. Yang jadi polemik cuma penggagasnya yang bisa saja dari Sultan, lalu ke Sudirman, lalu ke Bambang Sugeng, lalu ke Soeharto. Jadi lucu bila nama Soeharto hilang dalam Kepres tersebut . Dan tidak masuk akal kepres karena bertindak tidak adil.''

''Mengenai peran Bung Hatta dan Soekarno dalam biografi keduanya tak disebut soal serangan umum I Maret 1949. Yang paling jelas dalam biografinya Bung Hatta tidak menyebut sama sekali. Ingat, Bung Hatta itu orang yang sangat teliti. Kalau ada soal ini pasti ditulis, misalnya adanya pertemuan dengan Sultan terkait minta restu melakukan serangan umum 1 Maret di Jogja itu,'' katanya.

''Kalau menurut saya malah lebih masuk akal peran Syafruddin Prawiranegara, sebagai Presiden PDRI. Dialah yang sebenarnya menjadi atasan Jendral Sudirman saat itu. Ingat Syafruddin itulah yang mengangkat Jendral Sudirman sebagai panglima besar angkatan perang PDRI,'' kata Lukman Hakiem lagi.

Dari kaca mata Lukman, soal polemik kali ini memang memerihkan sejarah. Kesan yang ada bahwa apa yang terjadi kala itu pasti ada peran Bung Karno dan Hatta. Padahal kenyataanya tidak selalu demikian.''Seolah saat ini sejarah Indonesia tidak syah bila tanpa menyebut kedua beliau itu dalam semua kejadian. Padahal kenyataanya, serangan umum 1 Maret 1949 itu adalah tindakan atau manuver dari tentara nasional Indonesia. Bukan manuver politisi sipil. Di sini kita harus jujur dalam sejarah,'' kata Lukman Hakiem.

 
Berita Terpopuler