Waspada 10 Penyakit yang Mengintai Anak di Musim Hujan

Ada beberapa penularan penyakit yang disebabkan oleh hujan dan banjir.

PxHere
Bermain saat hujan juga tidak dianjurkan karena efek buruk dari hujan terutama apabila terjadi banjir tidak hanya menyebabkan bencana alam namun juga turut menjadi media penyebaran berbagai penyakit.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan seringkali menjadi saat bermain yang menggoda bagi anak-anak. Namun, dalam banyak situasi, bermain saat hujan juga tidak dianjurkan karena efek buruk dari hujan terutama apabila terjadi banjir tidak hanya menyebabkan bencana alam namun juga turut menjadi media penyebaran berbagai penyakit.

Baca Juga

Banjir memiliki dampak jangka menengah hingga jangka panjang pada kesehatan, salah satunya yaitu meningkatkan penularan penyakit melalui air dan vektor (water and vector borne disease). Dokter Spesialis Anak Sub Spesialisasi Penyakit Infeksi Tropik dan Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr Nina Dwi Putri, SpA(K), MSc (TropPaed), mengatakan ada beberapa mode penularan yang disebabkan oleh hujan dan baniir. Beberapa penyakit dapat ditularkan melalui air yang terkontaminasi dan higienitas lingkungan tempat tinggal yang bisa memburuk akibat hujan atau banjir.

"Pertama adalah Dengue. Genangan air dapat digunakan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk dan berpotensi meningkatkan paparan infeksi dengue. Infeksi virus dengue adalah salah satu penyakit umum yang menyerang anak-anak dan orang dewasa di musim hujan. Itu terjadi di daerah tropis," kata Nina di Jakarta, Jumat (25/2/2022).

Gejala demam berdarah termasuk ruam, demam tinggi, dan lainnya. Untuk antisipasi bisa dilakukan dengan menerapkan 3M plus memberantas sarang nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk. Penyakit kedua adalah infeksi jamur lantaran kulit menjadi lembab dan basah sepanjang waktu, kemungkinan terjadinya infeksi jamur cukup tinggi. Kulit harus tetap kering sepanjang waktu.

"Minta anak-anak Anda untuk mengeringkan diri setelah pulang. Jamur sering berkembang biak ketika kulit lembab dan tidak terkena udara," ujarnya.

Ketiga adalah penyakit leptospirosis. Penyakit ini ditularkan melalui kontak kulit atau selaput lendir dengan tanah, lumpur, ataupun air yang terkontaminasi dengan urin hewan pengerat yang terinfeksi bakteri Leptospira. Bahkan jika anak mengalami luka kecil di kakinya.

Anak harus berhati-hati agar tidak masuk ke air yang terkontaminasi," ucapnya.

Penyakit selanjutnya adalah infeksi saluran cerna yang disebabkan karena sistem pembuangan limbah yang buruk, kebersihan yang tidak terjaga, kepadatan penduduk, dan konsumsi air yang tidak sehat saat banjir. Untuk menghindari infeksi dari makanan dan air yang terkontaminasi, minta anak-anak untuk minum yang bersih dan matang, serta makan makanan yang sehat.

Selanjutnya, adalah influenza. Infeksi yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan kepala, sakit menelan, lesu, dan dapat disertai gejala infeksi saluran napas.

"Sulit membedakannya dengan gejala COVID-19. Untuk itu, perlu pemeriksaan swab SARS-CoV-2," tuturnya.

Keenam adalah konjungtivitis. Infeksi pada mata yang ditandai dengan nyeri, mata merah, tidak kuat cahaya, berair, bisa disertai adanya kotoran dan lengket.

"Infeksi ini mudah menular, sehingga jauhkan yang sakit, jangan berbagi handuk dan barang lainnya, dan sering mencuci tangan, agar menekan penularanPenyakit tipus atau demam tifoid," kata dia.

 

Ketujuh adalah demam tifoid atau demam enterik yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh Salmonella Typhi dan Salmonella Paratyphi. Gejala berupa demam lebih dari 5 hari, nyeri kepala dan gangguan pencernaan.

"Hindari infeksi ini dengan menjauhi makanan dan minuman yang bersih aar menekan penularan penyakit tipus atau demam tifoid," terangnya.

Selanjutnya, adalah penyakit kolera atau diare akut yang disebabkan akibat mengonsumsi makanan atau air terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae. Masyarakat Indonesia umumnya mengenal Kolera dengan nama Muntaber (muntah berak). Bahkan di awal abad 18 hingga abad 19, kolera sempat menjadi epidemi yang mengguncang banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.

Kesembilan adalah hepatitis A yamg juga merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi virus hepatitis A. Gejala penyakit ini berupa demam, diare, mual, lemas, serta warna kuning pada kulit dan mata.

Terkahir adalah selesma yang sering terjadi dengan tanda dan gejala batuk pilek. Penyakit yang disebabkan oleh berbagai virus ini paling sering dijumpai pada musim penghujan.

"Pada masa pandemi COVID-19, sulit membedakannya dengan infeksi oleh SARS-CoV-2. Untuk itu, perlu pemeriksaan swab SARS-CoV-2," ucapnya.

Nina mengatakan, untuk anak-anak yang terdampak bencana banjir dalam skala besar yang memerlukan proses evakuasi dan penampungan; kepadatan di tempat penampungan dapat mengakibatkan berbagai penyakit diatas. Bahkan, di masa pandemi COVID-19, dapat terjadi infeksi ganda, yaitu penyakit di atas dan infeksi SARS-CoV-2.

"Untuk itu, pemberian imunisasi yang dapat mencegah penyakit tersebut di atas dan vaksin COVID-19, sangat diperlukan," tegasnya.

 
Berita Terpopuler