Pagi yang Mengerikan, Warga Ukraina Terbangun karena Ledakan Rudal

Warga Ukraina berbondong ke stasiun metro, tempat yang dipikir paling aman.

AP Photo/Emilio Morenatti
Warga berlindung di basement di tengah gempuran Rusia di Kyiv, Ukraina, Jumat (25/2/2022)
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Serangan rudal Rusia ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022) pagi mengejutkan Mikhail Shcherbakov yang tinggal di Kharkiv, yaitu kota terbesar kedua di Ukraina. Dia terbangu dan melompat dari sofa kemudian berlari untuk membangunkan ibunya, tak lama kemudian terjadi ledakan di dekat apartemen tempat tinggalnya.

Baca Juga

"Saya mendengar suara dan terbangun. Saya menyadari itu terdengar seperti artileri,” kata Shcherbakov.  

Ledakan rudal itu membuat komputer dan cangkir teh di dekatnya diselimuti debu. Ketika fajar menyingsing pada Kamis, normalitas warga Ukraina mulai berubah. Mereka terbangun karena mendengar suara rudal yang amat keras. Asap mengepul di sejumlah kota, termasuk di wilayah yang jauh dari konflik separatis. Pada penghujung hari, banyak penduduk ibu kota telah berlindung di stasiun metro bawah tanah di Kyiv.

“Hari ini saya terbangun dan mengalami matahari terbit terburuk dalam hidup saya,” kata seorang warga kota Kharkiv yang menyebut namanya sebagai Sasha.  

Sasha bergegas ke balkon dan menyadari bahwa suara keras yang membangunkannya bukanlah kembang api. Sementara itu, di wilayah lain yang jauh dari perbatasan, perjalanan pagi berubah menjadi kekacauan dan kepanikan. Terjadi antrian mobil yang cukup panjang di pompa bensin.  

Sejumlah warga melarikan diri dari Kyiv di tengah hujan gerimis dan awan kelabu. Sementara yang lainnya berlindung di kereta bawah tanah, dan tidak mengetahui ke mana mereka harus pergi. Namun ada juga beberapa warga Ukraina yang masih pergi bekerja seperti biasa di tenga suara sirine peringatan.

"Saya tidak takut. Saya pergi bekerja. Satu-satunya hal yang tidak biasa adalah Anda tidak dapat menemukan taksi di Kyiv," ujar seorang penduduk, ketika sirene serangan udara meraung.

Orang-orang beristirahat di kereta bawah tanah Kyiv, menggunakannya sebagai tempat perlindungan bom di Kyiv, Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022. Rusia telah meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, melepaskan serangan udara ke kota-kota dan pangkalan militer dan mengirim pasukan dan tank dari berbagai arah dalam sebuah langkah yang dapat menulis ulang lanskap geopolitik dunia. - (AP/Emilio Morenatti)

Jalanan utama Kyiv, Khreshchatyk, dipenuhi kecemasan saat orang-orang memeriksa ponsel mereka. Sementara di tempat lain di ibu kota, seorang warga bernama Anna Dovnya menyaksikan tentara dan polisi mengeluarkan pecahan peluru dari cangkang yang meledak.

“Kami telah kehilangan semua kepercayaan. Sampai saat-saat terakhir, saya tidak percaya itu akan terjadi.  Saya baru saja menyingkirkan pikiran-pikiran ini," ujar Dovnya.

Di Mariupol, kota pelabuhan Laut Azov  dikhawatirkan menjadi target utama pertama karena kepentingan strategis. Namun wartawan AP melihat pemandangan yang bercampur antara warga yang tetap melanjutkan rutinitas dan ada pula warga yang ketakutan.

U

Orang-orang berbaring di kereta bawah tanah Kyiv, menggunakannya sebagai tempat perlindungan bom di Kyiv, Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022. Rusia telah meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, melepaskan serangan udara ke kota-kota dan pangkalan militer dan mengirim pasukan dan tank dari berbagai arah dalam sebuah langkah yang dapat menulis ulang lanskap geopolitik dunia. - (AP/Emilio Morenatti)

Beberapa penduduk menunggu di halte bus untuk bekerja. Sementara yang lain bergegas meninggalkan kota yang hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari garis depan dengan Republik Rakyat Donetsk,  yang dikuasai separatis pro-Rusia.

“Saya tidak bisa melakukan apa-apa.  Saya hanya terpaku berdiri di sini,” kata seorang warga Mariupol yang hanya menyebut nama depannya, Maxim.

Maxim berkeliling kota sejak matahari terbit untuk mengambil uang tunai, dan mengisi bensin. Di sebuah supermarket, seorang pensiunan Anna Efimova mengkhawatirkan kondisi ibunya. Dia mengatakan, ibunya sibuk mengisi ruang bawah tanahnya dengan persediaan makanan. 

"Tidak ada tempat untuk lari, kemana kita bisa lari?" ujar Emfimova.

Seiring berjalannya hari, alarm peringatan meningkat di seluruh Ukraina. Orang-orang memadati toko kelontong.  Di Kharkiv, warga memeriksa pecahan perangkat keras militer yang berserakan di taman bermain anak-anak.

Walikota Kyiv, Vitaly Klitschko meminta 3 juta orang kota untuk tinggal di dalam rumah kecuali mereka bekerja di sektor-sektor kritis. Dia mengatakan setiap orang harus menyiapkan tas dengan kebutuhan seperti obat-obatan dan dokumen.

Dalam waktu satu jam setelah hari mulai gelap, stasiun metro ibu kota telah dipenuhi oleh keluarga dan anak-anak. Mereka mengobrol, bermain, dan makan malam di stasiun metro bawah tanah. Orang-orang membawa kantong tidur dan selimut. Beberapa tampak sangat tersentuh oleh apa yang terjadi di negara mereka.

 “(Saya di sini) karena saya pikir itu adalah satu-satunya tempat saat ini di mana Anda dapat bersembunyi di Kyiv.  Semua tempat lain tampak menakutkan," kata seorang warga Bogdan Voytenko, yang berlindung di stasiun metro bawah tanah. 

Voytenko mengatakan, dia berniat untuk bermalam di tempat penampungan bom darurat bersama dengan dua temannya. Mereka telah membawa persediaam makanan seperti kacang-kacangan dan buah-buahan kering, serta kantong tidur.

“Tidak ada yang percaya bahwa perang ini akan dimulai, dan bahwa mereka akan merebut Kyiv secara langsung,” kata warga lainnya Anton Mironov, yang juga berlindung di stasiun metro.

Warga lainnya, Euhenia Lysenko dan Anna Dudka mengatakan, mereka terkejut bahwa Rusia telah meluncurkan invasi skala penuh, dan ibu kota telah diserang. Dudka menambahkan, pada Kamis pagi terjadi kepanikan dan orang-orang menjadi histeris.

Sebuah kendaraan rusak dan puing-puing menyusul penembakan Rusia di luar Mariupol, Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022. Rusia telah meluncurkan rentetan serangan udara dan rudal di Ukraina Kamis pagi dan pejabat Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia telah meluncur ke negara itu dari utara, timur dan selatan. - (AP/Sergei Grits)

“Pada pagi hari, ada kepanikan total dan histeris. Air mata berjatuhan dan ada ketakutan terhadap  kerabat Anda, dan orang yang Anda cintai. Tidak tahu apa yang harus dilakukan, ke mana harus lari, atau bagaimana harus bersikap," kata Dudka.

Selama berminggu-minggu, Presiden Volodymyr Zelenskyy telah mencoba untuk memoderasi ekspektasi agresi oleh Rusia, bahkan ketika peringatan oleh Amerika Serikat menjadi lebih mendesak. Zelenskyy berpendapat bahwa kepanikan akan menyebabkan destabilisasi sosial yang bisa menjadi keuntungan taktis bagi Rusia. Pada Kamis, ketika presiden memberlakukan darurat militer, warga Ukraina terkejut menyadari bahwa semuanya telah berubah.

“Saya merasa panik, takut, dan bersemangat. Saya tidak tahu kepada siapa saya harus meminta bantuan. Kami tidak percaya situasi ini akan datang," kata seorang warga Kyiv, Elizaveta Melnik.  

Warga Ukraina di kota barat Lviv, yang tidak jauh dari Polandia, mulai berbaris di luar toko senjata. Hal ini didorong oleh permintaan pemerintah yang menyerukan kepada warga untuk bergabung dengan pertahanan nasional.

“Kami bertahan dan tidak menyerang. Ini adalah tanah kami, dan kami akan berjuang sampai akhir." kata seorang warga yang hanya menyebut namanya sebagai Yuri. 

 

 
Berita Terpopuler