Mualaf Inggris Yasmeen Khan Bangga Berhijab, Ini Alasannya  

Mualaf Inggris Yasmeen Khan terkesan dengan anjuran berhijab

hertsad
Mualaf Yasmeen Khan. Mualaf Inggris Yasmeen Khan terkesan dengan anjuran berhijab
Rep: Kiki Sakinah Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Mengenakan hijab di negara-negara Barat yang mayoritas non-Muslim mungkin penuh dengan tantangan. Kendati begitu, wanita Muslim asal St Albans, London, Inggris, ini mantap dan bangga berhijab. 

Baca Juga

Yasmeen Khan masuk Islam pada 2006 setelah bertemu dengan suaminya yang Muslim. Tetapi, dia tidak langsung memutuskan untuk mengenakan jilbab hingga 2021. 

"Begitu saya mengenakan jilbab, saya merasa orang-orang menatap," kata Yasmeen Khan, dilansir di Herts Ad, Selasa (22/2/2022). 

Hal ini adalah kenyataan nyata bagi banyak Muslimah Inggris, karena ada orang-orang yang masih tidak mengerti alasan mengapa beberapa wanita Islam menutupi kepala mereka. 

Meskipun, ada perubahan progresif dalam masyarakat selama beberapa tahun terakhir. 

Ibu lima anak ini mengatakan, dia selalu menjadi orang yang berpakaian sopan dan tertutup secara alami. 

Akan tetapi, bagian dari interpretasinya tentang Islam adalah bahwa menutupi kepalanya ketika di hadapan seorang pria yang bukan suaminya adalah hal yang benar untuk dilakukan dalam hal kehormatan. 

Wanita berusia 37 tahun ini kemudian mempelajari prinsip-prinsip iman. Dia pergi ke seorang guru yang dikatakannya begitu baik. Sang guru mengajarinya bahasa Arab dan mereka berbicara tentang hukum kehormatan dan kesopanan dan tentang kesiapan. 

"Dia menjelaskan kepada saya bahwa begitu Anda memakainya, Anda tidak bisa berhenti atau itu seperti menghidupkanmu kembali pada Allah," ujarnya.

Muslim mengikuti pedoman yang ditetapkan dalam kitab suci Alqur'an, dan mencoba menjalani kehidupan yang diridhai Allah SWT. 

Perbuatan seperti memakan babi, minum alkohol dan merokok dikatakan haram atau dilarang dalam Islam. Dalam Alquran surat 33 ayat 59 juga dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk meminta anggota keluarganya dan wanita Muslim lainnya untuk mengenakan pakaian tertutup ketika mereka pergi ke luar, sehingga mereka tidak diganggu. 

Baca juga: Mualaf Edy, Takluknya Sang Misionaris di Hadapan Surat Al Ikhlas

Atas dasar perintah Allah SWT dalam Alquran itulah, Yasmeen Khan memutuskan untuk berhijab dan meminta suaminya untuk membelikannya jilbab. 

"Saya meminta suami saya untuk membelikan beberapa syal untuk saya dari Bury Park di Luton, tidak ada tempat yang saya tahu di St Albans. Ketika saya pertama kali memakainya untuk bekerja di kantor, rasanya baik-baik saja tetapi hanya sedikit berbeda," ungkap Khan.

"Orang-orang tidak terbiasa melihat saya berhijab dan kemudian tiba-tiba saya mengenakan kerudung menutupi rambut saya sepanjang waktu," lanjutnya.      

Dia mengungkapkan bagaimana perubahan itu mempengaruhi dirinya. Dia menuturkan, orang-orang memandang mereka dengan aneh ketika mereka pertama kali berkumpul. 

"Saya akan menjadi penampilan yang lucu karena menjadi seorang wanita kulit putih dengan seorang pria Asia. Seolah-olah mengenakan jilbab membuat saya lebih dapat diterima oleh orang-orang yang tidak mengerti," katanya. 

"Sebagai seorang mualaf, saya merasa seperti wanita kulit putih yang hanya membutuhkan sedikit lebih banyak dukungan dari wanita Muslimah lainnya untuk mengajar dan membimbing kami," ujarnya. 

Khan mengungkapkan, beberapa orang berpikir wanita Muslimah memakai penutup kepala lantaran diperintah oleh suaminya. 

Tetapi baginya atau wanita lain yang dia kenal, hal itu tidak benar sama sekali. Pasalnya, dia dan suaminya telah menjalani pernikahan selama 15 tahun dan mereka sangat bahagia. Yasmeen Khan pun baru mengenakan hijab 2021 lalu. 

Dorongan untuk berhijab tidak lepas dari keimanan Khan dan keikhlasannya untuk menerima aturan hidup dalam Islam. 

Hal itu pun dia ajarkan kepada anak-anaknya. Khan mengatakan, dia kerap mengajari anak-anaknya soal aturan untuk hidup, seperti tidak mencuri, tidak curang, tidak berbuat jahat kepada orang lain. 

"Dalam iman saya, saya percaya bahwa setiap hari adalah ujian. Ketika saya mati, saya pikir semua perbuatan baik dan buruk saya akan dilihat oleh Allah SWT dan ditimbang. Pada Hari Penghakiman saya percaya akan diputuskan apakah saya akan masuk neraka atau surga," ungkapnya. 

Bagi Khan, mengenakan penutup kepala atau jilbab adalah pilihan. Karena itu, dia juga tidak memaksakan orang, termasuk anaknya, untuk melakukan hal-hal yang tidak siap mereka lakukan. 

Namun bersyukur, putri sulung Yasmeen memutuskan untuk mengenakan jilbab baru-baru ini. 

Seperti halnya dengan Khan, kehormatan dan kesopanan juga merupakan faktor penting bagi putrinya. 

"Jika wanita lain bertanya kepada saya tentang mengenakan jilbab, saya akan membantu mereka untuk memahami apa artinya dan menunjukkan kepada mereka cara mengikat syal mereka. Saya membuat folder informasi untuk membantu wanita Muslim lainnya mempertimbangkan langkah untuk menutupi rambut mereka," kata Khan. 

Baca juga: Kisah Puji dan Agus, Suami Istri yang Bersama-sama Masuk Islam

Yasmeen Khan pun menegaskan bahwa dia bangga berhijab sebagai sebuah identitas seorang Muslim. 

Baginya, hijab adalah bagian dari jati diri dan wujud pernyataan dari keimanannya. 

"Saya bangga memiliki sebuah identitas Muslim dan mengenakan jilbab saya. Ini adalah bagian dari siapa saya. Jauh lebih rumit daripada tidak memperlihatkan rambut saya karena saya tidak ingin dilecehkan oleh laki-laki. Menjadi seorang wanita Muslim hari ini di Barat, penutup kepala adalah bagian dari proklamasi iman dan makna penting saya di St Albans," tambahnya.  

 

Sumber: hertsad 

 
Berita Terpopuler