Alasan Surya Paloh Batalkan Konvensi Capres Nasdem

Surya Paloh menyebut, Nasdem akan mengusulkan tiga capres untuk Pilpres 2024.

Tangkapan Layar
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh saat meresmikan Nasdem Tower, Jakarta, Selasa (22/2/2022). Dalam kesempatan itu, Surya Paloh juga mengungkapkan batalnya rencana konvensi capres Nasdem.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Amri Amrullah

Baca Juga

Partai Nasional Demokrat (Nasdem) batal menggelar konvensi calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh beralasan, ada sejumlah partai politik yang ingin mengusung kadernya sebagai capres.

"Sudah kita tawarkan, tapi kan kita perlu partner. Kalau partner kita pengin (jadi) capres bagaimana?" ujar Surya seusai peresmian Nasdem Tower, Jakarta, Selasa (22/2/2022).

Konvensi adalah rencana yang akan digelar Partai Nasdem untuk memilih satu sosok calon presiden dari sejumlah nama yang diusulkan. Forum tersebut dapat terlaksana jika partainya sudah berkoalisi dengan partai lain untuk memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.

"Jelas kan sudah saya katakan, Nasdem tidak bisa memenuhi, 20 persen PT kita, masa kita bikin konvensi. Saya pikir mendekati, bisa saya katakan bisa selesai itu, cerita soal konvensi selesai," ujar Surya.

Batalnya konvensi membuat Partai Nasdem melirik sosok lain untuk diusung sebagai capres. Surya mengatakan, setidaknya ada tiga nama yang sedang dilirik oleh partainya sebagai capres.

"Saya pikir tidak lebih dari tiga nama lah, tidak lebih dari tiga," ujar Surya.

Kendati demikian, ia menjelaskan bahwa Partai Nasdem masih sangat terbuka ihwal Pilpres 2024. Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem disebutnya akan mengakomodasi sosok-sosok potensial untuk maju ke kontestasi nasional.

"Siapa pun anak bangsa ini yang mempunyai obsesi, ambisi untuk menjadi publik figur yang kuat kokoh hingga mereka sampai pada jenjang yang paling teratas dalam struktur sistem pemerintahan," ujar Surya.

Sebelumnya, Surya pernah mengatakan bahwa pihaknya akan menggelar konvensi untuk menunjuk satu sosok sebagai capres. Namun, ia mengatakan, ketua umum partai politik tak bisa mengikuti forum tersebut.

"Kalau dia ketua umum partai dan dia peserta konvensi, ini ada benturan conflict of interest dong menurut Nasdem," ujar Surya di Hotel Rooftop, Jakarta, Kamis (28/10/2021).

Ia ingin konvensi dapat memilih sosok calon presiden yang benar-benar memiliki kompetensi dan integritas untuk memimpin Indonesia. Khususnya, orang-orang yang berada di luar partai politik yang memiliki dua kriteria tersebut.

"Sebuah tawaran dari partai ini, ya Nasdem menawarkan. Kalau kita mau cari pilihan-pilihan yg tidak terbatas satu dan dua, putra-putra terbaik anak bangsa ini untuk menawarkan dirinya, menjadi pemimpin bangsa," ujar Surya.

Adapun saat ini sejumlah ketua umum partai politik disebut akan maju sebagai capres untuk 2024. Pertama adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang selalu unggul dalam hal elektabilitas di banyak hasil survei.

Kedua adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang diusung oleh mayoritas kadernya untuk maju pada 2024. Terakhir adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang sudah menyatakan siap maju di Pilpres 2024.

 

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem rencananya akan menggelar rapat kerja nasional (rakernas) pada Juni atau Juli mendatang. Kabarnya akan ada kejutan dalam forum tersebut yang berkaitan dengan 2024.

"Rakernas ini mengumpulkan seluruh kader juga dan saya yakin ada kejutan yang berhubungan dengan konsep 2024 mendatang," ujar Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPP Nasdem Charles Meikyansah di Jakarta, Selasa (22/2/2022).

Ia tak menjelaskan lebih detail terkait tema yang akan dibahas dalam rakernas tersebut. Charles juga tak menjawab apakah hal tersebut terkait calon presiden (capres) yang akan diusung oleh Partai Nasdem.

"Kalau itu menurut saya salah atau kejutan yang harus kita simpan dulu, nanti jelang rakernas akan kita umumkan apa kejutan itu," ujar Charles.

Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Jawa Barat, Saan Mustopa mengatakan bahwa partainya terbuka dengan sosok potensial capres, seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranowo. Namun, ia mengungkap bahwa Partai Nasdem akan mengumumkan sosok capres yang diusung pada 2023.

"Kapan diputuskannya? Ya nanti pada 2023, tapi nama-nama ini sedang kita pertimbangkan," ujar Saan dalam diskusi yang digelar oleh Saiful Muzani Research & Consulting (SMRC), Selasa (15/2/2022).

Partai Nasdem, kata Saan, dekat dengan Anies, Ridwan Kamil, dan Ganjar. Gubernur DKI Jakarta saat ini adalah salah satu deklarator oraganisasi masyarakat Nasdem yang dideklarasikan pada 10 Februari 2010.

"Pak Ridwan Kamil publik tahu di Jawa Barat Nasdem yang usung, secara emosional punya kedekatan. Pak Anies memang adalah deklarator untuk ormas Nasdem dulu dan dengan Pak Ganjar juga kita dekat," ujar Saan.

Ia juga menjelaskan, masyarakat Jawa Barat terbuka dengan Anies, Ridwan Kamil, dan Ganjar sebagai calon presiden. Namun, ia mengingatkan, Partai Nasdem memiliki mekanisme dalam pemilihan sosok yang akan maju ke kontestasi nasional.

"Buktinya dari hasil survei temuan elektabilitas keempat ini tidak terlalu berbeda jauh. Nah, siapa yang akan Nasdem akan nanti usung, tentu Nasdem mekanisme yang sedang digodok," ujar Sekretaris Fraksi Partai Nasdem DPR itu.

Terkait nama Anies yang mungkin menjadi prioritas Nasdem, dibanding nama RK, politisi Nasdem Bestari Barus mengakui, Anies memang bisa dikatakan mampu memberikan efek ekor jas atau coat tail effect bagi Partai Nasdem pada 2024. Efek ekor jas inilah yang diyakini Bestari bisa mengangkat elektabilitas Partai Nasdem jauh lebih besar lagi dibandingkan hasil pemilu 2019 lalu.

"Bagi saya pribadi, meyakini bahwa Anies bisa memberikan dampak ekor jas bagi Partai Nasdem di pemilu mendatang," ujarnya, Kamis (17/2/2022).

"Anies Baswedan memang sejak dahulu sudah dekat dengan Partai Nasdem, begitu juga Ridwan Kamil, di mana Partai Nasdem menjadi partai pendukung kuat RK di Pilkada Jabar lalu," kata Bestari menambahkan.

Adapun, SMRC pekan lalu merilis hasil survei terbarunya terkait opini publik masyarakat Jawa Barat. Salah satunya terkait elektabilitas dari 10 nama sosok potensial yang akan menjadi capres 2024.

Manager Program SMRC Saidiman Ahmad menanyakan kepada responden jika pemilihan presiden digelar hari ini siapa sosok yang akan dipilih. Teratas adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan elektabilitas sebesar 18,4 persen.

"Prabowo 18,4 persen, Ridwan Kamil 17,8 persen, Ganjar 15,8 persen," ujar Saidiman dalam rilis daringnya, Selasa (15/2/2022).

Setelah empat nama tersebut, ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (5,1 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (2,1 persen), dan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto (1,3 persen). Selanjutnya, nama Ketua DPR Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memiliki elektabilitas di bawah 1 persen.

"Yang belum tahu/tidak menjawab 19 persen," ujar Saidiman.

 

Tiga Pasang Capres-Cawapres Terkuat - (Infografis Republika.co.id)

 

 
Berita Terpopuler