Hati-Hati Unggah Konten Media Sosial yang Libatkan Anak

Anak yang kini aktif di media sosial pun bisa jadi kelak tak suka dirinya terekspos.

EPA-EFE/IAN LANGSDON
Sebuah ilustrasi foto menunjukkan logo aplikasi perpesanan media sosial di layar ponsel. Orang tua perlu berhati-hati untuk mengizinkan anak aktif di media sosial.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Yayasan Sejiwa Diena Haryana mendorong orang tua untuk berhati-hati ketika mengunggah konten media sosial yang melibatkan anak. Di samping itu, orang tua perlu memberikan pendampingan pada anak pengguna media sosial karena adanya berbagai potensi eksploitasi termasuk dalam hal seksual.

"Kita sebagai orang tua perlu hati-hati untuk mengizinkan anak-anak, apa yang boleh dan tidak boleh, dan usia berapa dia bisa aktif di dunia digital," ujar Diena dalam acara diskusi virtual bertajuk "Mengembangkan Minat dan Bakat Anak Tanpa Eksploitasi" yang diadakan Lentera Anak, Jakarta, Sabtu (19/2/2022).

Kekhawatiran itu terutama terkait adanya risiko pelaku pedofilia yang dapat memanfaatkan media sosial untuk mengakses foto anak-anak. Diena mengingatkan bahwa penyuka anak alias pedofil sekarang dimudahkan oleh media internet.

"Pekerjaan mereka dimudahkan, apakah untuk keuntungan dirinya atau dia bisa menjual foto-foto anak," katanya.

Baca Juga

Selain itu, terdapat juga praktik di mana anak-anak ikut mempromosikan produk tertentu. Padahal, ada kemungkinan anak tidak menyukai fakta mereka terekspos di media sosial kelak ketika telah dewasa.

"Ini perlu hati-hati risiko untuk anak dikenali anak ini oleh orang-orang yang memanfaatkan besar sekali, perundungan di masa depan juga kemungkinan akan ada. Kemungkinan juga anak ini tidak suka bahwa diekspos, belum tentu anak itu selalu happy bahwa dia ada di media sosial," kata pendiri organisasi nirlaba yang fokus pada keamanan dan perlindungan anak itu.

Secara khusus, Diena menyoroti bagaimana anak-anak terkadang telah memiliki media sosial, meski setiap dari situs itu sudah memiliki batas umur yang dapat mengaksesnya. Jika anak aktif di dunia digital maka orang tua perlu mendampingi dengan menjaga waktu mengaksesnya.

Diena menjelaskan bahwa dunia anak pada dasarnya adalah bermain, berkoneksi dengan orang lain, dan mengeksplorasi dunia. Selain itu, orang juga perlu mendampingi anak dalam eksplorasi dunia nyata.

 
Berita Terpopuler