Madu Manuka Banyak Dipalsukan, Bagaimana Cara Mengenali yang Asli?

Produk madu manuka palsu biasanya dicampur dengan madu biasa atau sirup gula.

www.freepik.com.
Madu (ilustrasi). Jumlah produk berlabel madu manuka di rak supermarket Inggris jauh lebih banyak daripada hasil produksi madu manuka dalam satu tahun penuh.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sejumlah bahan makanan yang tergolong premium dan sangat populer. Permintaan pasar memicu pihak tertentu berusaha berbuat curang dan memalsukannya. Salah satunya adalah madu manuka.

Jangan terkecoh dengan barang palsu yang punya kemasan serupa ditambah harga murah yang menggoda. Supaya terhindar dari penipuan makanan, bahkan di rak supermarket, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Madu manuka dipercaya sebagai madu supersehat. Madu ini dihasilkan oleh lebah yang mengambil sari pohon manuka, biasanya dibuat di Australia atau Selandia Baru. Belakangan, madu manuka cukup populer di kalangan selebritas.

Popularitas itu di antaranya karena sifat antibakteri dan antivirus dari madu, Hanya saja, banyak stoples dengan label madu manuka di pasar swalayan belum tentu terjamin keasliannya.

Sebuah studi pada 2014 mengungkap hal tersebut. Menurut penelitian, hanya satu dari tujuh sampel produk berlabel madu manuka di Inggris memiliki jumlah bahan aktif yang diperlukan.

Setahun sebelumnya juga ditemukan fakta mengejutkan. Jumlah produk berlabel madu manuka di rak supermarket Inggris jauh lebih banyak daripada hasil produksi madu manuka dalam satu tahun penuh.

Produk yang asli biasanya dibanderol dengan harga tinggi, bahkan bisa lebih dari Rp 1,9 juta per botol. Sementara itu, produk berlabel madu manuka yang belum tentu asli sudah dicampur dengan madu biasa.

Pencampuran itu tentunya mengurangi manfaat kesehatannya. Pengelola praktik perlebahan berkelanjutan Bermondsey Street Bees, Sarah Wyndham-Lewis membagikan cara untuk mengetahui mana madu manuka yang asli.

Konsumen perlu memeriksa labelnya dengan cermat. Madu manuka asli harus memiliki peringkat UMF atau MGO pada kemasannya (sebagai ukuran bahan aktif) dan bahannya harus selalu tertulis '100 persen manuka'.

Sarah menyarankan untuk menghindari produk dengan kata "campuran", karena tidak ada alasan apa pun untuk mengoplos madu. Produk yang memiliki label bertuliskan "campuran madu non-UE" juga perlu dihindari karena kemungkinan besar produk penuh dengan sirup gula.

Baca Juga

Sarah menyoroti, madu seharusnya diperlakukan sebagai bahan makanan mewah. Pasalnya, proses produksinya perlu pengorbanan lebah. Sebanyak 12 ekor lebah butuh seumur hidupnya untuk membuat madu sebanyak satu sendok teh.

Sarah yang berdomisili di London, Inggris, itu menyampaikan, madu biasa yang asli sedikitnya berharga delapan poundsterling (sekitar Rp 156 ribu) per stoples. Harga yang murah bisa menjadi penanda madu tidak asli.

Untuk mendapat madu berkualitas terbaik yang sepenuhnya asli, konsumen bisa membeli langsung di peternak lokal. Di Inggris, lokasinya dapat diketahui secara daring lewat situs British Beekeepers Association.

Manajer merek senior di Real Health Manuka Honey, Holly Ryding, memberi tahu ciri-ciri madu manuka. Menurut Ryding, madu manuka yang murni 100 persen memiliki warna emas pekat dan konsistensi berair.

Jika tekstur madu tidak mengalir keluar dari toples, itu bisa menjadi tanda bahwa produk telah dipanaskan atau diproses secara berlebihan. Dia menyoroti bahwa ada kemungkinan madu yang dijual di swalayan tidak sepenuhnya murni.

"Banyak madu manuka di rak supermarket berwarna pucat, tanda lain bahwa madu itu tidak langsung dari sarangnya dan mungkin telah dicampur, dipanaskan, dan diproses, yang semuanya dapat merusak enzim aktif di dalam manuka," kata Ryding, dikutip dari laman Daily Mail, Jumat (18/2/2022).

 
Berita Terpopuler