Olahraga Paling Aman dan Paling Berbahaya untuk Penderita Osteoarthritis

Tidak semua jenis olahraga baik untuk penderita osteoarthritis.

Antara/Yusran Uccang
Berlari. Bagi penderita osteoarthritis, olahraga lari tidak disarankan.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu dari lima orang dewasa di atas usia 45 tahun di Inggris mengalami osteoartritis (OA). Ini adalah kondisi yang terjadi ketika tulang rawan di sekitar sendi rusak.

Baca Juga

Meskipun tidak ada obat untuk OA, ada sejumlah perawatan yang tersedia untuk membantu meringankan gejala. Dilansir laman Express.co.uk, Selasa (15/2/2022), olahraga adalah salah satu cara terbaik untuk mengatasi OA.

Olahraga dapat membantu seseorang menurunkan berat badan, membangun otot, dan memperkuat persendian. Hanya saja, tak semua olahraga sepenuhnya bermanfaat karena beberapa di antaranya dapat berdampak negatif pada sendi dan menghambat pemulihan.

Apa saja olahraga yang harus dilakukan dan harus dihindari? Berlari dan melompat tidak dianjurkan. Keduanya dikategorikan sebagai latihan berdampak tinggi karena tekanan yang diberikan pada sendi selama gerakan.

Sebuah studi 2019 menemukan bahwa selama berlari, setiap hentakan tumit memberikan tekanan hingga tiga kali berat badan seseorang pada kaki. Dengan setiap hentakkan, gaya bergerak naik melalui kaki ke tendon, ligamen, sendi, dan tulang di dalamnya yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan.

Ini bukan berarti berlari menyebabkan radang sendi atau merusak lutut. Artinya, jika seseorang menderita OA, terutama di lutut, mereka seharusnya tidak berlari.

Sebaliknya, olahraga berdampak rendah, seperti bersepeda dan berenang, lebih aman karena memberikan dampak yang lebih rendah pada persendian. Olahraga lain yang harus dihindari menurut penelitian termasuk bentuk kebugaran yang melibatkan perubahan arah secara tiba-tiba. Alasannya adalah karena olahraga ini mengerahkan kekuatan yang lebih tinggi pada persendian.

Studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam American Journal of Sports Medicine menemukan atlet pria yang berpartisipasi dalam olahraga berperforma tinggi berdampak pada peningkatan risiko terkena OA pinggul. Selain menyoroti risiko perubahan arah yang tiba-tiba berulang, temuan tersebut juga menambahkan mereka yang berpartisipasi dalam lari jarak jauh tingkat tinggi tidak memiliki risiko yang jelas meningkat.

Meskipun berlari untuk sebagian besar tidak menyebabkan radang sendi, medan di mana seseorang terlibat dalam berlari atau berolahraga dapat memperburuk gejala OA. Ini karena kebutuhan konstan untuk menyesuaikan postur pada setiap langkah yang menyebabkan sendi pinggul bekerja lebih keras.

Baru mulai olahraga? Jika seseorang yang relatif baru dalam olahraga ingin meningkatkan jarak secara teratur, sebaiknya batasi penjelajahan awal pada permukaan yang halus.

Terdengar Mirip, Ini Beda Penanganan Steophorosis dan Osteoarthritis - (Republika)

Selain olahraga dan penurunan berat badan, obat penghilang rasa sakit juga disarankan. OA menyebabkan peningkatan rasa sakit dan kekakuan pada sendi yang mengurangi kualitas hidup pasien.

Parasetamol dan NSAID (obat antiinflamasi nonsteroid) dapat membantu mengurangi rasa sakit ini dengan mengurangi peradangan dalam hubungannya dengan operasi dan olahraga. NSAID hanya akan diresepkan oleh dokter umum jika parasetamol tidak efektif. Penggunaannya akan tergantung pada kasus individu.

Obat penghilang rasa sakit lain seperti kodein juga digunakan oleh dokter dalam pengobatan OA. Namun, beberapa dapat menyebabkan efek samping yang tidak nyaman seperti mual dan sembelit. Selain perubahan gaya hidup dan obat penghilang rasa sakit, perawatan suportif seperti fisioterapi dan stimulasi saraf efektif dalam mengobati kondisi tersebut.

 
Berita Terpopuler