Hati-Hati, Obat Flu dan Batuk yang Dijual Bebas Ada yang Bisa Picu Lonjakan Gula Darah

Pengidap diabetes perlu berhati-hati dalam mengonsumsi obat flu dan batuk.

Flickr
Obat batuk sirup. Cermati kandungan gula dalam sirup obat batuk karena dapat memicu lonjakan gula darah pada pengidapdiabetes.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes terjadi ketika tubuh kehilangan kepekaannya terhadap insulin atau terhentinya produksi insulin. Hasil akhirnya adalah peningkatan kadar gula darah yang merusak tubuh.

Menurut WebMD, beberapa dekongestan yang digunakan dalam obat flu dan pilek juga dapat meningkatkan kadar gula darah. Direktur Farmasi Inspektur Apoteker Inggris Raya, Jane Hingley, merinci risiko apa yang mungkin ditimbulkannya bagi pengidap diabetes dan non-diabetes.

Baca Juga

Sekitar 90 persen pengidap diabetes memiliki jenis tipe-2, yang lebih mungkin berkembang pada individu yang kelebihan berat badan. Namun, kemungkinan mengembangkan kondisi itu dapat bergantung pada kombinasi faktor risiko lain, seperti gen dan gaya hidup.

Meskipun riwayat keluarga dan etnis tidak dapat diubah, faktor risiko gaya hidup lain untuk kondisi tersebut dapat diubah. Makan, aktivitas fisik, dan berat badan adalah tiga titik fokus utama dalam pencegahan diabetes. Di sisi lain, mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti sirup obat batuk, juga memerlukan kehati-hatian pada pengidap diabets.

Menurut Endocrine Today, banyak obat batuk dan pilek cair yang dijual bebas mengandung karbohidrat dan alkohol. Profesor asosiasi klinis di Southern Illinois University Edwardsville School of Pharmacy, Miranda Wilhelm pernah menulis bahwa obat dengan kandungan tersebut bisa signifikan memengaruhi kadar glukosa darah.

"Isi dari bahan-bahan ini tidak termasuk dalam label fakta obat," tulis Wilhelm dalam publikasi tahun 2017 dilansir Express, Ahad (6/2/2022).

Dokter menjelaskan bahwa label obat harus mencakup enam bagian, yakni bahan aktif, kekuatan obat, peringatan, petunjuk penggunaan, bahan tidak aktif, dan informasi lainnya. Dari semua bagian pada label, kandungan itu adalah bahan aktif yang harus diperiksa dengan cermat oleh diabeteso.

Jenis bahan yang tercantum di bagian ini biasanya menginduksi perasa, pewarna, dan pengikat pil. Bahan-bahan ini memberikan petunjuk yang kuat apakah suatu produk mengandung gula atau tidak, dan harus menginformasikan keputusan penyandang diabetes untuk mengambil atau menghindari obat-obatan tertentu.

Hingley menjelaskan, sirup obat batuk tidak perlu dikhawatirkan dengan ketentuan diminum tiga kali sehari untuk waktu yang singkat. Terlebih lagi, ada versi obat bebas gula tersedia untuk pengidap diabetes, yang mungkin merupakan pilihan yang baik untuk jangka pendek.

"Ada sirup obat batuk bebas gula dan versi untuk anak-anak juga ada, apoteker akan selalu menanyakan apakah orang tersebut menderita diabetes sebelum menjual sediaan," kata Hingley.

Untuk menghilangkan gejala batuk jangka pendek, Hingley menjelaskan bahwa penderita diabetes dapat membuat hidup mereka lebih mudah dengan tetap berpegang pada obat bebas gula. Sedangkan untuk orang non-diabetes, tidak ada risiko lonjakan gula darah yang berbahaya selama obat diminum sesuai petunjuk.

Para peneliti sebelumnya telah meminta petugas medis untuk mendorong pasien memahami bahwa obat bebas memiliki risiko yang serupa dengan obat resep. Sementara kandungan karbohidrat dan alkohol dari obat-obatan ini mungkin minimal, masih belum ditentukan seberapa besar efeknya pada pasien.

Untuk membantu memahami kandungan gulanya, Hingley menjelaskan bahwa satu sendok teh 5 ml Benylin mengandung 3,5 gram gula, sedangkan satu sendok teh gula mengandung sekitar 4,2 gram.

Satu sendok teh 5 ml Benylin mengandung jumlah alkohol yang sama dengan 5 ml sendok teh bir atau hanya kurang dari setengah sendok teh anggur.

 
Berita Terpopuler