Molidustat, Obat Baru Diabetesi dengan Risiko Jantung

Molidustat dapat kurangi risiko serangan jantung dan komplikasinya pada diabetesi.

www.freepik.com
Obat-obatan (ilustrasi). Peneliti berhasil menemukan obat yang dapat mencegah diabetesi terkena serangan jantung dan memulihkan komplikasinya.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jutaan diabetesi di Inggris kini dapat memperoleh manfaat dari obat baru yang dikembangkan dari penelitian Oxford University. Obat bernama molidustat tersebut ditujukan secara khusus untuk diabetesi dengan risiko serangan jantung dan komplikasi yang menyertainya.

Studi menemukan bahwa molidustat dapat menjadi obat baru bagi diabetesi untuk mengurangi risiko jantung maupun komplikasinya.  Didanai oleh British Heart Foundation (BHF), para peneliti mencatat bahwa molidustat meningkatkan kadar protein yang disebut Hypoxia-Inducible Factor 1 (HIF).

Protein HIF membantu sel-sel yang kekurangan oksigen untuk beradaptasi dan bertahan hidup. Dr Lisa Heather, peneliti perantara BHF di Oxford University, mengatakan bahwa orang dengan diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan peredaran darah sekalipun gula darahnya terkontrol. Mereka juga lebih mungkin terkena risiko gagal jantung setelah serangan jantung daripada orang tanpa diabetes.

"Meskipun demikian, tidak ada perawatan yang tersedia untuk membantu jantung diabetesi pulih setelah serangan jantung," kata Heather, dikutip dari Indian Express, Kamis (21/10).

Peneliti pun berharap temuan mereka dapat mengatasi masalah tersebut dan meningkatkan hasil bagi penderita diabetes setelah serangan jantung. Prof Metin Avkiran, direktur medis asosiasi di BHF, mengomentari proyek penelitian tersebut.

Baca Juga

Menurut Prof Avkiran, penyakit jantung dan peredaran darah adalah penyebab utama kematian pada diabetesi. Kondisi ini memengaruhi hampir lima juta orang di Inggris.

"Hasil yang menjanjikan ini menunjukkan bahwa obat yang menstabilkan HIF bisa menjadi pengobatan baru untuk mengurangi risiko gagal jantung setelah serangan jantung pada penderita diabetes," kata Avkiran.

Selama infark miokard atau serangan jantung, suplai darah ke jantung berkurang atau terputus. Jantung kekurangan oksigen atau dikenal sebagai hipoksia.

Ketika seseorang mengidap diabetes, sel-sel jantung kurang mampu menolerir hipoksia. Hal itu dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan pada otot jantung.

Sementara itu, pemulihan dari serangan jantung mencakup proses alami angiogenesis, yakni di mana pembuluh darah baru tumbuh di sekitar jaringan mati untuk memastikan suplai darah yang baik ke jantung. Namun, pada diabetesi, proses ini berkurang hingga menjadi "titik kritis" dalam perkembangan gagal jantung.

Detail studi
Para peneliti mengekspos sel-sel jantung manusia dengan resistensi insulin (ciri khas diabetes tipe 2) ke tingkat oksigen yang rendah. Mereka menemukan bahwa peningkatan kadar protein HIF jauh lebih rendah daripada sel-sel kontrol tanpa resistensi insulin.

Namun, ketika sel-sel resisten insulin diobati dengan molidustat, para peneliti melihat peningkatan tingkat protein HIF dan aktivasi gen targetnya. Selanjutnya, tim peneliti kemudian menyelidiki dampak molidustat pada fungsi jantung.

Tim melakukannya dengan memeriksa jantung dari tikus yang diabetes dan tidak mengidap diabetes ke tingkat oksigen yang rendah. Ketika dirawat dengan molidustat, fungsi jantung pulih pada kekuatan yang sama dengan jantung non-diabetes. Saat diabetes diobati dengan molidustat, ada bukti peningkatan sinyal pertumbuhan untuk mempromosikan pembuluh darah baru.

Lalu, bagaimana mengurangi risiko serangan jantung diabetesi? Diabetes UK mengingatkan bahwa ppembuluh darah juga rusak oleh kolesterol tinggi (lemak darah) dan tekanan darah tinggi.

Jadi, untuk mengurangi risiko serangan jantung, penting mengendalikan kondisi kesehatan. Hal ini dapat dicapai dengan berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan menerapkan pola makan yang sehat.

 
Berita Terpopuler