Jepang Pertimbangkan Persetujuan Awal Pil Covid-19 Shionogi

Tablet oral Covid-19 buatan Shionogi kabarnya akan dipasarkan awal musim semi ini.

AP/Koji Sasahara
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyebut, pihaknya akan mempertimbangkan persetujuan awal bersyarat untuk pil Covid-19 yang sedang dikembangkan Shionogi.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Senin mengatakan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan persetujuan awal bersyarat untuk pil Covid-19 yang sedang dikembangkan Shionogi & Co Ltd. Saat rapat komite parlemen yang disiarkan melalui televisi, PM mengingatkan bahwa keamanan dan efikasi obat tersebut harus dikonfirmasi oleh uji klinis.

Baca Juga

"Kami akan segera meninjaunya," ujar Kishida.

Surat kabar Mainichi sebelumnya melansir bahwa Jepang sedang mempertimbangkan izin pemasaran tablet oral antivirus Shionogi mulai awal musim semi ini. Sebelumnya, pihaknya mengeluarkan izin khusus kepada perusahaan farmasi tersebut untuk melewati tahap akhir uji klinis.

Pihak perusahaan mengatakan pada 17 Januari 2022 pihaknya telah memulai uji coba Tahap III calon vaksin Covid-19 S-268019. Mereka akan membandingkan hasilnya dengan vaksin yang telah disetujui otoritas.

Sementara itu, Inggris akan meluncurkan paxlovid bagi kelompok rentan terhadap risiko parah Covid-19 mulai Februari, menurut kementerian kesehatan pada Jumat (28/1/2022). Pil antivirus Covid-19 Pfizer itu menargetkan penderita gangguan imun yang vaksinnya kurang efektif.

Kemenkes mengatakan bahwa obat antivirus Pfizer akan tersedia untuk ribuan orang mulai 10 Februari. Obat tersebut terbuat dari campuran pil Pfizer dengan antivirus ritonavir.

"Kabar yang sangat baik bahwa pengobatan baru ini, obat mutakhir terbaru yang diluncurkan NHS melalui unit pengiriman obat Covid-19 baru, kini akan tersedia untuk membantu orang-orang yang paling berisiko Covid-19," kata direktur Layanan Kesehatan Masyarakat (NHS) Stephen Powis.

Menurut Powis, uji coba telah membuktikan bahwa paxlovid mampu mengurangi rawat inap dan risiko kematian hingga 88 persen. Ia berpendapat, itu berarti Inggris akan berada di posisi yang terbaik untuk menyelamatkan ribuan nyawa warganya.

Inggris telah memesan 2,75 juta pil paxlovid. Pemerintah mengatakan akan segera menentukan rincian lebih lanjut mengenai akses pengobatan tersebut.

Penderita gangguan imun, pasien kanker dan penyandang Down syndrome dapat langsung mengakses pil tersebut. Paxlovid menjadi antivirus kedua yang diluncurkan di Inggris setelah molnupiravir buatan Merck dan Ridgeback Biotherapeutics, yang kini digunakan untuk pasien melalui uji coba Panoramic.

 
Berita Terpopuler