Peradaban Islam Dibangun Pemuda Berkemampuan Ekonomi Kuat

Peradaban Islam hanya bisa dibangun oleh anak-anak muda engan ekonomi kuat.

wikipedia
Ilustrasi Basrah, Kota yang Dibangun Peradaban Islam
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Arief Rosyid Hasan, mengatakan, peradaban Islam hanya bisa dibangun oleh anak-anak muda yang mempunyai kemampuan ekonomi kuat. Maka Dialog Eksklusif yang digelar MASK dan didukung Republika kali ini mengusung tema "Kesejahteraan Milenial dan Peradaban Islam."

Baca Juga

"Diambilnya tema ini karena kita menganggap diskusi-diskusi sebelumnya harus ditopang juga oleh kemampuan ekonomi yang kuat oleh anak-anak muda, itu alasan mengambil tema kesejahteraan milenial dan peradaban Islam," kata Arief kepada Republika usai Dialog Eksklusif di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta, Jumat (21/1).

Ia menegaskan, kemandirian generasi milenial untuk mewujudkan peradaban Islam. Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi Rasul juga melakukan wirausaha dengan berdagang. Istri Rasulullah SAW juga pedagang yang sukses.

Di tempat yang sama, Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri, Andrinof Chaniago, mengatakan, untuk dapat sejahtera kaum milenial sekarang sebaiknya menggunakan keunggulannya saat ini yaitu kreativitas. Menurutnya, ciri milenial sekarang itu kreatif-kreatif.

"Tapi jadikanlah kreatif menjadi kreativitas yang produktif dan yang memberikan nilai, bukan kreatifitas untuk bersenang-senang dan konsumtif," jelasnya.

 

 

Andrinof mengatakan, kalau orientasinya untuk hal-hal produktif pasti memanajemen waktunya untuk hal bermanfaat. Maka mengimbau generasi milenial agar memanfaatkan waktu sebanyak-banyaknya untuk hal yang produktif, tapi tetap sisakan waktu untuk pergaulan karena masih muda.

Ia juga mengingatkan para pemuda untuk lebih jeli melihat peluang yang sebetulnya banyak. Di zaman sekarang banyak peluang yang bisa dimanfaatkan. Jadi yang ketinggalan adalah orang-orang yang tidak jeli melihat peluang dan tidak mau berusaha mengisi peluang itu.

"Hayatilah nilai-nilai kewirausahaan kemudian laksanakan dan wujudkan, sebab dunia lapangan pekerjaaan menyempit jadi jangan lagi bermimpi menjadi karyawan atau pegawai, harus yang utama menjadi wirausaha, soal nanti nasib membawa jadi ASN atau jadi apa ya tidak apa-apa," ujar Andrinof.

Terkait bagaimana cara pemuda mengakses modal usaha, menurutnya, modal sebetulnya relatif. Kalau mereka punya mental wirausaha, modal pasti ketemu. Sebetulnya modal yang disediakan oleh negara banyak yang tidak termanfaatkan, meski jumlahnya memang tidak bisa dikatakan lebih.

Ia mengingatkan, ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro dan Ultra Mikro. Tapi yang memanfaatkannya malah orang-orang yang mengambil kesempatan untuk jangka pendek, yang benar-benar berwirausaha malah tidak memanfaatkanya.

 

 

"Jangan lupa pendidikan kita juga harus menanamkan nilai-nilai wirausaha kepada anak-anak, tidak sekedar membuat anak didik dapat pengetahuan, tanamkan juga jiwa wirausaha, gigih, pantang menyerah, dan lain-lain," kata Andrinof.

Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) periode 2021-2023, Raihan Ariatama, menambahkan, tolok ukur sejahtera zaman sekarang adalah ekonomi. Kalau ingin sukses di sektor ekonomi maka yang paling dekat dan simple yang bisa dilakukan adalah berwirausaha. Membuat UMKM atau bergerak di ekonomi kreatif.

"Banyak anak muda yang sukses di UMKM dan ekonomi kreatif, apakah mereka jadikan itu sebagai pekerjaan utama atau sampingan, tapi yang pasti mereka bisa membangun perekonomian di sektor wirausaha," jelasnya.

 

Raihan menegaskan, bahkan mereka yang berlatar belakang aktivis pun sukses juga berwirausaha. Tapi mereka tidak meninggalkan nilai-nilai aktivisnya. Berwirausaha untuk mencari profit tapi tidak melupakan keuntungan dan dampak sosialnya.

 
Berita Terpopuler