Lima Fakta Seputar Bulan Rajab

Bulan Rajab adalah salah satu bulan haram atau suci yang memiliki keutamaan.

Republika.co.id
Bulan Rajab (ilustrasi). Bulan Rajab adalah salah satu bulan haram atau suci yang memiliki keutamaan.
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Umat Muslim kini memasuki bulan Rajab berdasarkan kalender Hijriyah. Bulan Rajab adalah salah satu bulan haram atau suci yang memiliki keutamaan untuk memperbanyak amal shaleh.

Baca Juga

Terlepas dari hal itu, bulan Rajab punya sejarahnya sendiri, khususnya di kalangan bangsa Arab terdahulu pada masa pra-Islam.

Lantas apa saja fakta-fakta seputar bulan Rajab?

 

 

1. Dilarang Berperang

Bangsa Arab tidak berperang di bulan Rajab. Sebab, larangan berperang di bulan Rajab ini tujuannya untuk memudahkan akses kafilah-kafilah dagang pada musim haji menuju Makkah. Sehingga lambat-laun bulan tersebut disebut sebagai bulan haram atau suci.

Saat Islam datang, kesucian bulan Rajab tidak dihapus dan bahkan dilanjutkan hingga saat ini, sampai Hari Kiamat sebagaimana yang diabadikan dalam Alquran. Allah SWT melarang untuk melakukan peperangan di dalam bulan haram tersebut.

Allah SWT berfirman, "Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, "Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidilharam, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah..." (QS Al-Baqarah ayat 217)

 2. Alasan Disebut Bulan Haram

 Bulan Rajab, termasuk bulan suci lain seperti Muharram, Dzulqa'dah dan Dzulhijjah, disebut sebagai bulan haram karena untuk menambahkan kesuciannya. Di dalam bulan ini, dosa-dosa akan mendapat ampunan.

 Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram..." (QS At-Taubah ayat 36)

 

 

3. Dilarang Menunda, Mengubah atau Membatalkan Bulan Haram

Bulan haram telah ditetapkan, yaitu ada empat bulan sebagaimana yang telah disebutkan. Maka dilarang untuk menunda atau mengganti bulan haram itu.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan dan di antaranya ada empat bulan yang suci. Tiga berturut-turut, yaitu Zulqa'dah, Zulhijjah dan Muharram. Sedangkan keempatnya adalah bulan Rajab Muḍar antara Jumada dan Sya'ban..."

Rasulullah melakukan haji wada' pada bulan Dzulhijjah. Saat itu beliau SAW juga memerintahkan para sahabat untuk mengingatnya dan menunaikan haji di bulan Dzulhijjah serta tidak mengganti satu bulan  dengan satu bulan yang lain seperti yang dilakukan orang-orang pada masa jahiliyah.

Para ahli tafsir, terhadap Surat At-Taubah ayat 36, menjelaskan, bahwa orang-orang musyrik biasa bermain-main dengan bulan dalam setahun. Saat itu ada yang menambah bulan dalam setahun menjadi 13 bulan. Sebagian lain menunda bulan Muharram ke Safar, dan Safar ke Rabiul Awwal, dan seterusnya. 

4. Pahala dan Dosa Dilipatgandakan

Pusat Fatwa Elektronik Internasional Al-Azhar memaparkan, di bulan Rajab ini pahala dari amal sholeh dilipatgandakan. Perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan juga dilipatgandakan dosa-dosanya. Ini karena keagungan bulan haram yang dalam hal ini ialah bulan Rajab.

5. Dilarang Berbuat Zalim

Bulan Rajab adalah salah satu bulan haram atau suci. Karena itu, di bulan ini dilarang keras berbuat zalim, sebagaimana firman Allah SWT pada Surat At-Taubah ayat 36.

Allah SWT berfirman, "...maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa." (QS At-Taubah ayat 36)

 
Berita Terpopuler