Jangan Remehkan, Ini Daftar Keparahan Gejala Covid-19

Covid-19 diklasifikasikan berdasarkan beratnya kasus yang dialami penderita.

www.freepik.com.
Penderita Covid-19 disebut bergejala ringan jika mengalami demam, batuk, kelelahan, gangguan makan, napas pendek, nyeri otot, dan sakit tenggorokan. Mengalami sakit kepala, diare, mual dan muntah, anosmia, dan ageusia juga termasuk gejala ringan.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lima organisasi profesi medis telah meluncurkan e-book terbaru pedoman penatalaksanaan Covid-19 edisi keempat pada Selasa (2/2/2022). Berdasarkan beratnya kasus, Covid-19 dibedakan menjadi tanpa gejala, ringan, sedang, berat dan kritis, menurut Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Agus Dwi Susanto SpP(K).

Berikut penjelasan detail dr Agus kepada Republika.co.id mengenai klasifikasi derajat keparahan Covid-19:

Baca Juga

1. Tanpa gejala

Kondisi ini merupakan kondisi paling ringan. Penderita tidak mengembangkan gejala.

2. Ringan

Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia. Gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue (kelelahan), anoreksia (gangguan makan), napas pendek, mialgia (nyeri otot).

Gejala tidak spesifik lainnya ialah sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, diare, mual dan muntah, penghidu (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia). Keluhan yang muncul sebelum onset gejala pernapasan juga sering dilaporkan.

Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal disebut mengalami gejala ringan jika mengalami fatigue, penurunan kesadaran, mobilitas menurun, diare, hilang nafsu makan, delirium, dan tidak demam. Status oksigenasi (SpO2) di atas 95 persen dengan udara ruangan.

Infografis Gejala Omicron Muncul Setelah 48 Jam - (republika.co.id)

3. Sedang

- Pasien remaja atau dewasa: tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat). Namun, mereka tidak menunjukkan tanda pneumonia berat dan SpO2 masih di atas 93 persen dengan udara ruangan.

- Pasien anak: tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit bernapas ditambah napas cepat dan tarikan dinding dada) dan tidak ada tanda pneumonia berat juga termasuk kategori bergejala sedang.

Kriteria napas cepat:

- usia kurang dari 2 bulan: lebih dari atau sama dengan 60x/menit.

- usia 2 sampai 11 bulan: lebih dari atau sama dengan 50x/menit.

- usia 1 sampai 5 tahun: lebih dari atau sama dengan 40x/menit.

- usia di atas 5 tahun: lebih dari atau sama dengan 30x/menit.

4. Berat atau pneumonia berat

- Pasien remaja atau dewasa ditandai dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat) ditambah satu dari frekuensi napas lebih dari 30 x/menit, distres pernapasan berat, atau SpO2 kurang dri 93 persen pada udara ruangan.

Beda sakit tenggorokan biasa dengan gejala Covid-19. - (Republika)

- Pasien anak ditandai dengan tanda klinis pneumonia (batuk atau kesulitan bernapas), ditambah setidaknya satu dari berikut ini. Sianosis sentral atau SpO2 kurang dari 93 persen. Distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan dinding dada yang sangat berat).

Tanda bahaya umum: ketidakmampuan menyusu atau minum, letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang.

Napas cepat atau tarikan dinding dada (takipnea):

- usia kurang dari dua bulan: lebih dari atau sama dengan 60x/menit

- usia 2 sampai 11 bulan: lebih dari atau sama dengan 50x/menit

- usia 1 sampai 5 tahun: lebih dari atau sama dengan 40x/menit

- usia di atas 5 tahun: lebih dari atau sama dengan 30x/menit.

5. Kritis

Pasien mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis, dan syok sepsis, atau kondisi lainnya yang membutuhkan alat penunjang hidup, seperti ventilasi mekanik atau terapi vasopresor.

 
Berita Terpopuler