Media China Tuduh Pemerintah AS Hasut Atlet Olimpiade

Media China sebut AS berencana mengganggu dan merusak Olimpiade musim dingin

EPA-EFE/WU HONG
Orang-orang yang memakai masker berjalan melewati Bing Dwen Dwen, Maskot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 dan Shuey Rhon Rhon, Maskot Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022, di Beijing, Cina, 24 Januari 2022. Cina dijadwalkan menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade Beijing 2022 Olimpiade Musim Dingin pada bulan Februari, menjadikan ibu kotanya sebagai kota pertama di dunia yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas (2008) dan Musim Dingin (2022).
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Media pemerintah China mengatakan dengan jahat Amerika Serikat (AS) berencana "mengganggu dan merusak" Olimpiade Musim Dingin Beijing. Caranya dengan membujuk atlet berusaha setengah hati dalam pertandingan dan mengkritik China.

Satu pekan sebelum Olimpiade Musim Dingin, China Daily melaporkan sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan "pasukan anti-China" AS hendak mengganggu Olimpiade dan mempolitisasi olahraga. China Daily merupakan surat kabar berbahasa Inggris yang dikelola Departemen Publikasi Partai Komunis China.

Laporan ini dipublikasikan ketika hubungan dua negara adidaya sedang memanas. Dalam pernyataan tertulisnya juru bicara Kedutaan Besar AS di China mengatakan AS tidak pernah mengkoordinasikan kampanye global mengenai parsipasi di Olimpiade.

"Atlet-atlet AS berhak mengungkapkan diri mereka dengan bebas sesuai dengan semangat dan piagam Olimpiade, yang salah satunya memajukan hak asasi manusia," kata juru bicara kedutaan, Sabtu (29/1/2022).

"(China) akan terus mencoba dan menyesatkan publik mengenai keputusan kami untuk mengalihkan perhatian dari buruknya catatan hak asasi mereka," tambahnya.

Kementerian Luar Negeri China tidak menanggapi permintaan komentar. Dalam laporan itu disebutkan AS berencana menghasut para atlet dari berbagai negara untuk mengungkapkan ketidakpuasannya pada China.

"Bermain pasif dalam pertandingan dan bahkan menolak untuk ikut serta," tulis China Daily dalam laporannya.

Surat kabar itu menambahkan sebagai imbalannya Washington memberikan banyak kompensasi dan "memobilisasi sumber daya global" untuk membantu melindungi reputasi para atlet yang memilih bermain pasif. China Daily tidak memberikan bukti atas tuduhan-tuduhan tersebut.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler