Kabar Baik dari Wiku Vs Mulai Merajalelanya Omicron Via Transmisi Lokal

Menurut Wiku, RI berhasil lewati libur Nataru tanpa kenaikan signifikan kasus Covid.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pelajar menjalani tes usap antigen di SMP Assalaam, Jalan Sasak Gantung, Regol, Kota Bandung, Selasa (25/1/2022). Menurut Kemenkes, varian Omicron saat ini mulai menular lewat trasmisi lokal.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID,  oleh Dessy Suciati Saputri, Dian Fath Risalah, Febrian Fachri, Febryan A

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, untuk pertama kalinya Indonesia berhasil melewati periode libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021 tanpa mengalami lonjakan kasus yang tajam. Meskipun kasus Covid-19 saat ini mengalami peningkatan, tercatat masih jauh lebih rendah dari yang diprediksi.

“Kita telah berhasil untuk pertama kalinya melewati periode libur panjang Nataru dengan tetap mempertahankan kondisi kasus yang terkendali,” kata Wiku saat konferensi pers perkembangan Covid-19 melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, dikutip pada Rabu (26/1/2022).

Wiku menjelaskan, kondisi aktual kasus Covid-19 saat ini berbeda jauh dari prediksi kenaikan kasus pada periode libur panjang Nataru 2021 kemarin. Berkaca pada pengalaman sebelumnya, periode libur panjang selalu menyebabkan terjadinya kenaikan kasus.

Karena itu, pemerintah melakukan prediksi kenaikan kasus sebagai bentuk kewaspadaan dan kehati-hatian masyarakat untuk mencegah terjadinya lonjakan.

“Kabar baiknya meskipun kasus saat ini sedikit mengalami peningkatan, namun masih jauh lebih rendah bahkan dari estimasi yang diprediksi paling mungkin terjadi,” ucap Wiku.

Per 2 Januari 2022, peningkatan kasus mingguan aktual bahkan tercatat sebesar 1.500 kasus per minggu. Sementara, tiga prediksi yang dilakukan pada akhir tahun lalu yakni sebesar 400 ribu kasus per minggu jika terjadi peningkatan penularan secara maksimal, atau 250 ribu kasus per minggu jika terjadi peningkatan penularan sebesar 50 persen.

“Atau sebesar 80 ribu kasus per minggu yang dianggap sebagai estimasi yang paling mungkin terjadi,” tambah dia.

Wiku juga menyebut, keterisian tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan memang tercatat mengalami kenaikan, namun masih di bawah 10 persen. Sedangkan tren kenaikan harian tercatat sedikit mengalami kenaikan, namun masih tetap rendah jika dibandingkan dengan tren pada November-Desember 2021.

Ia pun mengapresiasi seluruh pihak baik masyarakat yang disiplin menerapkan protokol kesehatan, maupun pemerintah pusat dan daerah yang terus berkoordinasi menyiapkan fasilitas layanan kesehatan, vaksinasi, dan pengawasan prokes di tempat umum.

“Terlebih pula, kita berhasil mempertahankan kondisi ini di tengah keberadaan varian Omicron yang lebih menular dan berpotensi menyebabkan lonjakan kasus yang signifikan,” jelas Wiku.

Baca juga : Cara untuk tidak Ketularan Omicron Seperti Dr Faheem Younus

Kendati kasus Covid-19 mengalami tren kenaikan, pemerintah belum mengubah aturan pengetatan perjalanan khususnya untuk angkutan massal. Wiku mengatakan, aturan pengetatan perjalanan masih mengacu edaran Satgas Nomor 22 Tahun 2021.

"Sejauh ini masih mengacu pada surat edaran Satgas Nomor 22 Tahun 2021 dimana khusus perjalanan rutin  dengan moda transportasi darat atau menggunakan kendaraan pribadi atau umum dan kereta api dalam satu wilayah atau kawasan aglomerasi perkotaan dikecualikan dari persyaratan perjalanan," ujar Wiku.

 

 

Meski disebut Wiku kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia tidak terlalu signifikan, data yang tersaji menunjukkan penambahan kasus positif Covid-19 masih berada pada tren menanjak. Pada Senin (24/1/2022) angka kasus positif Covid-19 berada pada 2.927 kasus dalam sehari. Namun, pada hari ini, Selasa (25/1/2022), angka tersebut melonjak pesat hingga mencapai 4.88 kasus.

Dari penambahan itu, DKI Jakarta menyumbang penambahan tertinggi sebanyak 2.190 kasus. Kenaikan kasus baru konfirmasi merupakan implikasi dari peningkatan kasus konfirmasi Omicron di Indonesia. Di, mana sejak 15 Desember hingga saat ini secara kumulatif tercatat 1.161 kasus konfirmasi Omicron ditemukan di Indonesia.

Berdasarkan data New All Record Kementerian Kesehatan tanggal 1-22 Januari 2022, jumlah kasus konfirmasi nasional terus meningkat dalam empat minggu terakhir. Proporsi kasus didominasi transmisi lokal, tidak lagi oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

Pada 22 Januari 2022 sebanyak 90,1 persen kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal. Selanjutnya, data terakhir yang dihimpun Kemenkes menunjukkan kasus konfirmasi di Indonesia sebanyak 1.626 kasus. Sebanyak 20 pasien di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit.

“Yang perlu kita lakukan yang pertama adalah kita tidak perlu panik tapi harus terus waspada dan hati-hati karena memang laju penularannya tinggi. Kita perlu, memastikan protokol kesehatan tetap berjalan, memakai masker, mencuci tangan, dan mengurangi kerumunan,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin, Senin (24/1/2022) kemarin.

Baca juga : Terpapar Covid, Tiga Jamaah Umroh Asal Jambi Dirawat di Wisma Atlet

Pemerintah juga terus gencarkan pelaksanaan surveilans. Karena kasus Omicron semakin banyak maka tidak semuanya menggunakan metode genome sequencing. Pasalnya, metode genome sequencing akan lebih diarahkan untuk menganalisa pola penyebaran kasus Omicron.

“Untuk tracing kasus kita akan menggunakan PCR yang lebih cepat dengan SGTF yang bisa mendeteksi Omicron. SGTF sudah kita distribusikan dan akan segera kita tambah untuk didistribusikan ke daerah,” ucap Menkes Budi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan, kasus yang disebabkan oleh para pelaku perjalanan luar negeri sudah berada di bawah 10 persen dari total kasus nasional. Dari sini dapat disimpulkan bahwa transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibandingkan waktu sebelumnya.

Data dari berbagai negara saat ini, varian Omicron memang menunjukkan risiko perawatan dan juga tingkat kematian yang cukup rendah, namun memiliki kecepatan penularan yang tinggi. Kondisi itu yang menyebabkan jumlah kasus harian meningkat tajam dan berpotensi untuk meningkatkan jumlah perawatan di rumah sakit dalam waktu dekat.

“Dalam seminggu terakhir ini kasus harian terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang kami himpun kasus di Jawa – Bali kami identifikasi bersumber dari peningkatan pada wilayah aglomerasi Jabodetabek,” kata Luhut.

 

 

 

Sebelumnya, epidemiolog Universitas Andalas, Defriman Djafri, meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah tak lalai dalam mengantisipasi ancaman varian Omicron. Menurut Defriman, pemerintah sudah harus waspada dalam melakukan mitigasi karena sudah banyak belajar selama lebih kurang 2 tahun pandemi Covid-19.

"Jangan nanti semuanya serba mendesak. Karena tidak cepat mewaspadai secara dini," kata Defriman, Rabu (19/1/2022).

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unand itu mengingatkan lagi saat kasus Covid-29 memuncak pada 2020 dan 2021 lalu, rumah sakit penuh, tenaga kesehatan bertumbangan. Hal itu, menurut Defriman, terjadi karena keterlambatan melakukan deteksi dan mengambil kebijakan.

"Kita harus cepat  mengidentifikasi. Dan kasus-kasus yang teridentifikasi benar-benar harus dikarantina secara ketat.  Mempertimbangkan penularan Omicron yang lebih cepat dari varian yang lain," kata Defriman.

Baca juga : Satgas Covid Klaim Covid-19 Terkendali Pasca-Libur Nataru

Adapun, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menilai, kenaikan kasus Covid-19 akibat penularan cepat varian Omicron membuktikan upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah berjalan tidak efektif. Menurut dia, lonjakan kasus Covid-19 diperparah oleh tidak efektifnya mekanisme skrining di pintu-pintu masuk Tanah Air.

"Masalahnya, pintu masuk kita sangat rapuh sehingga terjadi rembesan kasus cukup cepat di level komunitas. Artinya tidak butuh ribuan orang berpindah, cukup satu orang dengan Omicron dan tidak berhasil dideteksi dan di-containment, ya kacau balau satu negara," papar Masdalina, pekan lalu.

 

In Picture: Kasus Omicron Melonjak, Vaksinasi Booster Covid-19 Dikebut

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga saat vaksinasi booster COVID-19 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (25/1/2022). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kebut program vaksinasi booster atau dosis ketiga di wilayah Jabodetabek setelah mendeteksi adanya lonjakan kasus Omicron di Indonesia. - (ANTARA/Galih Pradipta)

 

 
Berita Terpopuler