Tantangan Kini Pemuda Muslim di Barat dan Cara Menghadapinya

Umumnya, alkohol menjadi bagian tidak terpisahkan dari gaya hidup di Barat.

Wisconsin Muslim Journal
Sisterhood FC, Klub Sepak Bola Muslimah Pertama di Inggris. Tantangan Kini Pemuda Muslim di Barat dan Cara Menghadapinya
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menjadi Muslim dan tinggal di Barat adalah sesuatu yang saat ini banyak ditemukan. Apakah mereka kesulitan atau menemukan kemudahan dalam hidupnya, setiap individu akan memiliki cerita yang berbeda-beda.

Baca Juga

Melansir dari About Islam, Selasa (18/1/2022), berikut ini tantangan yang umum dihadapi muslim di Barat dan bagaimana cara mereka menghadapinya.

1. Bersenang-senang

Dunia Barat sangat kental dengan kebiasaan pesta dan minuman keras (alkohol). Maka tidak heran bila cara mereka merayakan kesenangan adalah dengan minum-minum alkohol.

Salah satunya di pesta pernikahan pasti akan tersedia alkohol. Tetapi bagi seorang muslim, mereka tetap dapat menghadiri acara pesta tanpa meminum alkohol dan mereka tetap bersenang-senang, meskipun tidak minum.

2. Bersosialisasi

Beberapa Muslim yang tinggal di Barat akan merasa terisolasi dari rekan kerjanya karena tidak ikut pergi makan siang di pub atau bar Inggris. Sebagian memilih tetap ikut agar bisa bersosialisasi, namun mereka tetap tidak ikut memesan alkohol.  

“Anda perlu mencari tahu apa yang paling masuk akal bagi Anda. Maksud saya jelas jangan hanya mengambil jawaban yang paling mudah seperti, ‘oh, saya hanya akan memutuskan bahwa menurut saya minum atau pergi ke pub boleh saja asalkan saya tidak minum…” ujar Leah Mallery, seorang mualaf asal Amerika

“Saya pikir mungkin akan lebih aman untuk tidak pergi. Tapi saya mengerti bagaimana itu akan membuat Anda merasa terisolasi,” lanjutnya.

Leah mengaku sebagai pribadi yang tertutup, tentu ia memilih tidak ikut dan hanya perlu mengucapkan permintaan maaf. Tetapi hal ini tidak mudah bagi mereka yang sangat sosial. Alangkah bijak, ujar Leah, bila mengajak teman-teman ke tempat yang tidak ada minuman alkohol atau mengajak teman-teman ke rumah.

“Menjadi seorang Muslim di Barat khususnya hari-hari ini adalah pilihan aktif yang harus kita buat setiap hari, terutama bagi kita yang Muslim,” ujarnya.

 

3. Pernikahan

Beberapa orang mengatakan sulit untuk menikah, sulit untuk menemukan pasangan Muslim yang baik. Namun tidak bagi Leah, menurutnya kesulitan itu ditemukan bila seseorang menerapkan standar yang tinggi, misalkan harus berasal dari keluarga tertentu, memiliki gelar PhD, dokter, insinyur, atau pengacara.

“Saya pikir sesuatu yang membuat pernikahan menjadi sulit, atau sulit menemukan pasangan adalah bahwa kita berharap terlalu banyak terlalu cepat. Di satu sisi, secara Islam kita dianjurkan untuk menikah muda,” kata dia.

Menikah muda, ujar Leah, pembahasan ini pun harus sangat dalam. Jangan hanya untuk menghindari dosa maka memutuskan menikah muda.

“Itu tidak benar. Anda tidak bisa begitu saja menikah muda di perguruan tinggi hari ini dan mengatakan seperti 'oke saya sudah melakukannya dengan cara Islam',” kata Leah.

Leah melanjutkan, menikah muda pun tetap harus dilandasi pada rencana yang matang, kesiapan yang matang, mempersiapkan diri dan mempersiapkan ketika harus memiliki anak.

“Ini kerja keras. dan sekali lagi Anda tahu itu membuat pilihan aktif, dan untuk mendorong jenis kedewasaan tertentu dan itu tidak bisa hanya tentang hal-hal permukaan, itu harus jauh lebih dalam dari itu,” tuturnya.

Infografis 3 Kebiasaan yang Harus Diubah Mualaf. Ilustrasi muslimah - (Republika.co.id)

 

4. Cinta dan pernikahan

“Anda harus ingat bahwa ada lebih banyak hal dalam pernikahan daripada menghindari dosa. Pernikahan adalah komitmen seumur hidup, bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng,” jelas Leah.

Pernikahan tidak hanya sebatas cinta dan rasa suka. Banyak hal yang perlu dibicarakan sebelum pernikahan terjadi, misalnya keputusan tentang anak, karena baru-baru ini ada pasangan yang memutuskan menikah muda tetap enggan memiliki anak.

“Baru-baru ini disebutkan dalam artikel mengenai seorang wanita yang mengunggah pertanyaan yang mengatakan bahwa dia tidak berpikir dia menginginkan anak. Jika Anda tidak menginginkan anak, Anda perlu memastikan bahwa pasangan Anda menyadari hal itu,” jelasnya.

5. Mahalnya pernikahan 

Sebagian adat di suatu negara akan menjadikan pernikahan sebagai hal yang mewah dan patut dirayakan, tetapi tidak bagi sebagian yang lain. Ada yang hanya melakukan ijab kabul di masjid atau hanya mengundang keluarga inti.

Leah khawatir mahalnya biaya pernikahan menyebabkan sebagian orang menjadi khawatir dan takut untuk menikah. Apalagi bila pihak orang tua calon pasangan mensyaratkan hal yang mewah. Karenanya, Leah berbagi sedikit tentang pernikahannya yang sederhana.

“Saya tidak suka berbicara tentang kehidupan pribadi saya, tetapi hanya sedikit yang akan saya ceritakan. Saya menikah dengan seseorang dari budaya yang berbeda dan kami memiliki pernikahan yang sangat sederhana. Kami pergi ke masjid, kami memiliki saksi di sana, kami menikah. Dan beberapa hari kemudian, kami menikah secara resmi dan itu sangat kecil. Hanya keluarga,” ungkapnya.

 

6. Cara menemukan spiritualitas

Ada saatnya seseorang merasa down dan membutuhkan spiritualitas, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara menemukannya. Sebagai mualaf, Leah tentu mengalami tahap ini.

Apalagi ketika ia mulai memiliki anak, Leah merasa waktu untuk memenuhi kebutuhan rohaninya amat berkurang. Leah merasa amat menderita dan kabar buruknya adalah tidak ada satu jawaban pun untuk cara menemukan spiritualitas.

“Saya pikir ada hal berbeda yang bekerja untuk orang yang berbeda. Bagi saya, saya suka membaca Alquran karena Alquran sendirilah yang membawa saya masuk Islam. Jadi, membacanya, merenungkannya, dan berpikir bahwa tidak mungkin ini datang dari siapa pun selain Tuhan,” ungkapnya.

Jadi, bagi orang lain mungkin pergi ke masjid, bagi orang lain mungkin benar-benar berusaha untuk fokus pada shalat, atau membuat doa yang tulus atau berdzikir, atau berpuasa adalah cara untuk menemukan spiritualitas.

 

“Saya pikir hal terpenting untuk memulai adalah berdoa. Berdoalah untuk mengamalkan agama Anda, atau ingin merasa spiritual, atau ingin merasa dekat dengan Allah. Maka Allah akan menuntun Anda untuk menemukan yang terbaik bagi Anda,” ujar Leah.

Berdoa (Ilustrasi) - (REPUBLIKA)

 
Berita Terpopuler