Jakarta Jadi Medan Perang, Ini Cara Terbaik untuk tidak Tertular Omicron

Omicron lebih cepat menular dibandingkan varian delta.

EPA-EFE/MAST IRHAM
Karyawan perkantoran di kawasan bisnis di Jakarta, Jumat, 14 Januari 2022. Pemerintah menyebut DKI Jakarta sebagai medan perang pertama melawan varian omicron.
Rep: Dessy Suciati Saputri, Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DKI Jakarta telah menjadi episentrum transmisi lokal varian omicron di Indonesia. Dari 748 kasus hingga Sabtu (15/1/2022), sebanyak 155 di antaranya merupakan kasus transmisi lokal.

"Jadi kita memang harus mempersiapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi omicron itu," jelas Menkes saat konferensi pers usai mengikuti rapat terbatas evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, Ahad (16/1/2022).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, hampir seluruh masyarakat dunia kini dihadapkan pada tantangan munculnya varian omicron yang lebih cepat menular dibandingkan varian delta. Infeksi yang cenderung tidak bergejala dan menyebabkan gejala ringan pada penderita Covid-19 juga menjadi hal yang harus diwaspadai.

"Kita tahu infeksinya cenderung tidak bergejala dan gejalanya sangat ringan, seperti batuk, pilek yang akan bisa hilang dengan sendirinya," kata Nadia dalam webinar bertema "Indonesian Congress Symposium on Combating Covid-19 Pandemic without Boundaries" di Jakarta, Ahad (16/1/2022).

Nadia mengimbau masyarakat untuk tetap terus melakukan protokol kesehatan karena kecepatan penularan dan pembawa virus penyebab Covid-19 cenderung tidak memiliki gejala. Kemenkes juga mendorong pemerintah daerah untuk melakukan penguatan pengujian dan pelacakan kontak untuk segera melokalisasi potensi-potensi terjadinya kluster ataupun lonjakan kasus Covid-19.

Selain itu, Nadia mengatakan, kegiatan pengurutan genom menyeluruh (whole genom sequencing) terus diperkuat dan dilakukan untuk melacak keberadaan berbagai varian virus penyebab Covid-19 dan melokalisasi secara cepat bila terjadi kasus omicron.

Bagaimana supaya tidak tertular?

Dokter spesialis gawat darurat, Luke Palmisano, menyarankan untuk membatasi makan di luar. Mendukung bisnis dan restoran lokal penting, tetapi untuk berjaga-jaga lebih baik menggunakan jasa pesan antar atau membungkus makanan.

Infografis Gejala Omicron Muncul Setelah 48 Jam - (republika.co.id)

Apabila tetap ingin menyantap makanan di restoran, pilih tempat makan di luar ruangan atau saat restoran tidak dalam jam sibuk. Ketika bertandang ke suatu restoran dan tampak ramai, sebaiknya jadwalkan di waktu yang lain.

Baca Juga

"Makan di luar bersama teman adalah sesuatu yang perlu dilakukan untuk menyehatkan jiwa, tapi untuk sementara coba batasi sebisa mungkin," kata Associate Medical Director di Emergency Department Dignity Health California Hospital itu.

Baca juga : Begini Cara Kerja Booster Melawan Varian Omicron

Palmisano mengatakan, aturan lain yang ada sesungguhnya relatif. Dia berpendapat, seseorang tetap perlu bersosialisasi sesekali meski omicron melanda.

Tidak cukup bersosialisasi bisa memperburuk kesehatan mental. Supaya tetap aman, pilih tempat bertemu sahabat yang kurang ramai dan pergilah pada waktu yang tidak sibuk. Jangan pergi ke tempat yang dirasa mengkhawatirkan seperti pesta meriah yang digelar teman.

"Memilih untuk tidak menghadiri pesta ulang tahun teman anak Anda (atau hanya menunggu di dalam mobil) adalah pilihan yang masih dapat diterima secara sosial," ujar Palmisano, dikutip dari laman Eat This Not That, Ahad (16/1/2022).

Sementara itu, untuk mengantisipasi terjadinya gelombang omicron, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun mengimbau perkantoran agar kembali menerapkan work from home atau WFH. Luhut menyebut, untuk dua pekan ke depan, perkantoran yang tidak perlu kehadiran karyawannya 100 persen tidak usah 100 persen yang hadir.

"Jadi diatur saja melihat situasinya, apakah dibikin 75 persen untuk dua pekan ke depan," kata Luhut saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM pada Ahad (16/1/2022).

Pemerintah pun menyerahkan kepada masing-masing pimpinan perusahaan untuk menerapkan WFH. Melalui upaya pembatasan karyawan yang bekerja di kantor, ia berharap kenaikan kasus bisa tetap terkendali.

"Jika ada opsi WFH masih tetap mampu mencapai tingkat produktivitas, kami serahkan kepada pimpinan untuk melakukan asesmen sendiri. Saya mengimbau opsi tersebut bisa diambil," kata dia.

Tak hanya itu, Luhut juga mengimbau seluruh kementerian/lembaga agar meminimalkan kegiatan rapat secara tatap muka. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara daring.

Luhut memperkirakan puncak kasus omicron akan terjadi pada awal Februari mendatang. Hal itu berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, di mana varian omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari. Waktunya untuk menyentuh puncak penyebaran lebih cepat daripada varian delta.

"Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena omicron akan terjadi pada awal Februari," katanya.

Kendati demikian, sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan. Pemerintah pun menyiapkan strategi yang berbeda dengan penanganan varian delta.

"Namun, syaratnya kita semua harus disiplin. Saya ulangi, kita semua harus disiplin, dan kita semua harus kompak. Keberhasilan kita mengendalikan varian omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan," katanya.

 
Berita Terpopuler