Dokter Fauci Marah ke Rand Paul, Nyawanya Terancam karena Fitnah

Fauci tuding senator Rand Paul sebarkan informasi palsu terkait diri dan keluarganya.

AP Photo/Susan Walsh
Dr Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, berbicara selama pengarahan harian di Gedung Putih di Washington, Rabu, 1 Desember 2021.
Rep: Lintar Satria/Kamran Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat tinggi penyakit menular Amerika Serikat (AS) Dr. Anthony Fauci menuduh Senator dari Partai Republik Rand Paul menyebarkan informasi palsu yang memicu ancaman kekerasan terhadap diri dan keluarganya. Serangan itu mengalihkan perhatian publik dari upaya penanggulangan pandemi Covid-19.

Di sidang komite kesehatan Senat Selasa (11/1/2022) kemarin Fauci dan Paul kembali saling menyerang. Fauci mengatakan Paul yang merupakan pendukung mantan Presiden Donald Trump itu fokus menyebarkan informasi palsu dibanding mengatasi krisis kesehatan yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 800 ribu rakyat AS.

Baca Juga

Di situs pribadinya Paul menuduh "mengabaikan nasihat baik, dan berbohong mengenai semuanya mulai dari masker hingga penyakit menular". Di sidang komite kesehatan, Paul yang mewakili Kentucky menuduh Fauci memfitnah ilmuwan lain yang tidak sepakat dengannya. Fauci mengatakan Paul merusak kebenaran.

"Ini dia lagi, anda melakukan hal yang sama di setiap sidang," kata Fauci pada Paul.

Fauci mengatakan Paul melontarkan serangan pribadi yang tidak ada kaitannya dengan realita. "Ia melakukan ini untuk alasan politik," tambah Fauci.

Ia memperlihatkan iklan penggalangan dana di situs Paul bersebelahan dengan seruan untuk memecat Fauci. "Ini mengalihkan dari apa yang kami semua coba lakukan hari ini, (yang mana) merangkul sekitar epidemi dan pandemi yang kami hadapi, bukan sesuatu yang imajiner," kata Fauci.

Sayap konservatif menyerang Fauci dan ia itu juga menerima ancaman pembunuhan dari orang-orang yang menolak kebijakan untuk mengatasi pandemi seperti vaksin dan masker yang telah ia advokasi sejak awal pandemi. Fauci mengatakan, informasi palsu yang mendorong ancaman-ancaman tersebut.

"Apa yang terjadi ketika dia (Paul) keluar dan menuduh saya hal-hal yang sepenuhnya tidak benar tiba-tiba, memicu orang-orang gila di luar sana dan nyawa saya diancam, keluarga dan anak-anak saya dilecehkan," kata Fauci.

Fauci mengatakan pada 21 Desember lalu seseorang ditangkap di Iowa yang melakukan perjalanan dari California ke Washington. D.C untuk membunuhnya. Paul mengatakan Fauci melontarkan serangan pribadi padanya dan ia tidak ingin Fauci mengalami kekerasan.

Bulan lalu Fauci mendesak agar Fox News memecat salah satu pembawa acaranya Jesse Watters. Setelah Watters membuat pernyataan mengenai "tembakan mematikan" saat mengkritiknya.

 
Tahan informasi
 
Kepala Penasihat Medis Gedung Putih Dr Anthony Fauci dituding juga telah menyembunyikan informasi tentang asal-usul Covid-19 berasal dari laboratorium di Wuhan, China. Hal itu diungkap dua anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, James Comer dan Jim Jordan.

“Kami telah merilis surel yang belum pernah dilihat sebelumnya yang menunjukkan Dr Fauci mungkin menyembunyikan informasi tentang Covid-19 yang berasal dari laboratorium Wuhan dan dengan sengaja meremehkan teori kebocoran lab,” kata Comer dan Jordan dalam surat yang ditujukan kepada Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Xavier Becerra, Selasa (11/1/2022), dikutip laman Sputnik.

 

Di surel tersebut, mereka menyebut, Dr Fauci diperingatkan tentang dua hal, yakni potensi Covid-19 muncul akibat kebocoran Institut Virologi Wuhan dan kemungkinan virus itu sengaja dimanipulasi secara genetik. “Sangat penting bagi kami untuk menyelidiki apakah informasi ini disampaikan kepada seluruh pemerintah dan apakah informasi itu akan mengubah respons AS terhadap pandemic,” kata mereka.

Comer dan Jordan secara resmi meminta wawancara yang direkam dan ditranskrip dengan Fauci untuk membahas informasi tersebut. Pada Oktober tahun lalu, intelijen AS merilis laporan tentang dugaan asal-usul Covid-19. Mereka menyimpulkan bahwa SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 tidak dikembangkan sebagai senjata biologis. Komunitas intelijen AS tetap terpecah perihal kemungkinan asal-usul Covid-19.

Pada Agustus tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Cina membagikan data mentah tentang kasus-kasus awal Covid-19 di Wuhan. Hal itu dibutuhkan guna menghidupkan kembali penyelidikan tentang asal-usul virus penyebab penyakit tersebut.

China kemudian menyatakan bahwa penyelidikan awal tentang asal-usul Covid-19 yang dilakukan bersama WHO dan para ahli asal negaranya sudah cukup. Beijing menilai, seruan untuk penyerahan data lebih lanjut bermotif politik daripada kepentingan ilmiah. "Kami menentang penelusuran politik dan mengabaikan laporan bersama yang dikeluarkan setelah kunjungan tim ahli WHO ke Wuhan pada Januari. Kami mendukung penelusuran ilmiah,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Cina Ma Zhaouxu kala itu.

 

 
Berita Terpopuler