Iran Ungkap Cerita Rahasia Dukung Kelompok Perlawanan Palestina

Soleimani disebut kerja sama dengan kelompok Palestina dalam melawan rezim Zionis.

VOA
Jenderal Qassem Soleimani
Rep: Kamran Dikarma Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran memperingati dua tahun kematian mantan komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani. Dalam rangka peringatan itu, media Iran, Tasnim News, menerbitkan artikel tentang peran Soleimani mendukung kelompok dan gerakan perlawanan Palestina.

Seperti dikutip laman Jerusalem Post, Selasa (11/1/2022), Tasnim News membeberkan tentang bagaimana Iran menjalankan senjata dan teknologi untuk kelompok-kelompok Palestina. Laporan Tasnim menyebut, selama lebih dari dua dekade, Soleimani menjadikan Iran sebagai pihak paling relevan dengan berbagai kelompok perjuangan Palestina.

“(Soleimani) bekerja sama dengan semua kelompok (Palestina) ini, terlepas dari selera agama atau politik mereka, dan strategi ini mampu melipatgandakan kekuatan perlawanan terhadap rezim Zionis di Palestina,” kata Tasnim laporannya.

Salah satu kelompok yang menjalin hubungan dekat dengan Soleimani adalah Front Populer untuk Pembebasan Palestina. Soleimani berhubungan dengan komando umum kelompok tersebut, Ahmed Jabril.
 

Baca Juga

Jabril meninggal pada Juli tahun lalu. Namun Tasnim sempat mewawancarai putra Jabril, yakni Khalid, yang kini menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal.

Dia pun menceritakan tentang peran Soleimani dalam membantu kelompoknya. “Martir hebat ini (Soleimani) memilih proses dalam hidupnya yang mengubahnya dari seorang pembangun sederhana menjadi seorang komandan internasional yang mampu sepenuhnya mengubah geografi kawasan itu,” kata Khalid.

Meskipun Iran biasanya bekerja dengan kelompok-kelompok Syiah, tapi Soleimani tidak berbicara tentang agama. “Dia (Soleimani) berbicara dengan sangat jelas tentang masalah Palestina seolah-olah dia adalah orang Palestina. Dia lebih banyak mendengarkan sebelum dia membuat keputusan yang bijaksana,” kata Tasnim.

Soleimani pun disebut sangat peduli dengan Yerusalem dan rakyat Palestina yang tinggal di Jalur Gaza. “Soleimani melakukan upaya besar untuk mendukung kelompok-kelompok perlawanan Palestina. Kami dan Anda tahu bahwa Jalur Gaza adalah wilayah geografis sempit yang telah dikelilingi oleh rezim Zionis dari darat, laut dan udara. Tapi meskipun demikian, pertempuran terakhir, yang disebut 'Pedang Quds (Yerusalem)', memperlihatkan perubahan kualitatif dan signifikan," tulis Tasnim.

Soleimani tewas di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020. Dia dibunuh saat berada dalam konvoi Popular Mobilization Forces (PMF), pasukan paramiliter Irak yang memiliki kedekatan dengan Iran. Iring-iringan mobil mereka menjadi sasaran tembak pesawat nirawak AS. Mantan presiden AS Donald Trump adalah tokoh yang memerintahkan langsung serangan tersebut.

Iran mengutuk keras pembunuhan Soleimani dan bersumpah akan membalas tindakan Washington. Tak lama setelah peristiwa pembunuhan itu, Iran meluncurkan serangan udara ke markas tentara AS di Irak. Aksi itu sempat menimbulkan kekhawatiran global tentang potensi pecahnya peperangan.

Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah. Ia dipercaya memimpin Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap dari Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, termasuk kontra-intelijen di kawasan.
 

 
Berita Terpopuler