Infeksi Omicron Kabarnya Lebih Ringan, Mengapa Epidemiolog Bilang Jangan Disepelekan?

Epidemiolog ingatkan masyarakat untuk tidak menyepelekan varian omicron.

ANTARA/Teguh Prihatna
Pintu kedatangan Pelabuhan Internasional Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau, Senin (3/01/2022). Epidemiolog ingatkan beban yang mungkin timbul ketika varian omicron menginfeksi orang dalam jumlah banyak.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) menyerukan agar masyarakat tidak menyepelekan penyebaran SARS-CoV-2 varian omicron kendati makin banyak penelitian yang menyebut infeksinya hanya menimbulkan gejala ringan. Sebab, apapun variannya, virus penyebab Covid-19 masih bisa menyebabkan orang tertular.

"Soal ringan atau beratnya infeksi omicron, masih dilakukan penelitian. Namun, jika (benar) infeksi omicron ringan, bukan berarti tidak menular kan," ujar Ketua PAEI Hariadi Wibisono saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (6/1/2022).

Baca Juga

Demi kewaspadaan, Hariadi enggan berkomentar banyak mengenai omicron yang disebut tidak begitu membahayakan paru-paru. Varian ini, menurut Manajer Insiden Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Abdi Mahamud, lebih memengaruhi saluran pernapasan bagian atas.

Terlepas dari itu, Hariadi mengingatkan bahwa beban akan terasa ketika orang-orang dalam jumlah banyak tertular varian omicron. Peringatan tersebut selaras dengan pernyataan Mahamud dalam konferensi pers WHO di Jenewa, Selasa (4/1/2022).

Penularannya yang tinggi, menurut Mahamud, menandakan varian omicron bisa menjadi dominan dalam beberapa pekan di banyak tempat. Hal itu dapat menjadi ancaman bagi negara-negara yang mayoritas penduduknya tetap tidak bersedia divaksinasi.

"Apapun mutasi virusnya (jangan disepelekan)," kata Hariadi.

Usik tenggorokan

Beberapa studi terbaru berhasil memberikan pemahaman lebih menyeluruh mengenai varian omicron. Salah satunya terkait alasan mengapa varian omicron cenderung menyebabkan gejala Covid-19 yang lebih ringan.

Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Salah satu studi dilakukan oleh tim peneliti Jepang dan Amerika pada tikus dan hamster. Studi ini menunjukan bahwa varian omicron menyebabkan infeksi dengan tingkat pengrusakan yang lebih rendah dan sering kali hanya terbatas pada hidung, tenggorokan, dan batang tenggorok.

Studi ini juga menemukan bahwa varian omicron tidak begitu membahayakan paru-paru bila dibandingkan varian sebelumnya. Seperti diketahui, varian-varian sebelumnya dapat memicu kesulitan bernapas dan luka pada paru-paru.

Tikus yang terinfeksi varian omicron juga mengalami penurunan berat badan dan kemungkinan kematian yang lebih rendah. Dalam studi ini, peneliti juga menggunakan hamster Syrian.

Pada studi-studi sebelumnya, hamster Syrian kerap mengalami sakit berat ketika terinfeksi oleh varian-varian SARS-CoV-2 lain. Namun, ketika terinfeksi varian omicron, hamster Syrian tampak mengalami gejala yang lebih ringan.

"Ini mengejutkan, mengingat varian-varian lain menyebabkan infeksi berat pada hamster-hamster ini," ujar peneliti dan ahli virologi dari Washington University, dr Michael Diamond, seperti dilansir News.com, Ahad (2/1/2022).

 
Berita Terpopuler