Peristiwa Langka, Warga Korsel Membelot ke Korut

Peristiwa langka, seorang warga Korsel membelot ke Korut.

EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Pemandangan daerah Gaepung-gun di sisi Korea Utara dari Zona Demiliterisasi (DMZ), seperti yang terlihat dari observatorium Odusan di Paju, Gyeonggi-do, Korea Selatan, 17 Juni 2020. Ketegangan meningkat antara kedua Korea setelah Pyongyang meledakkan kantor penghubung antar-Korea yang dibangun di Seoul di kota perbatasan Korea Utara, Kaesong pada 16 Juni
Rep: Fergi Nadira Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  SEOUL - Peristiwa langka terjadi pada warga Korea Selatan (Korsel) yang dikonfirmasi telah melintasi perbatasan dengan Korea Utara (Korut) yang dijaga ketat. Pembelotan langka ini dikonfirmasi oleh militer Korsel.

Baca Juga

Kepala Staf Gabungan Militer (JCS) mengatakan pihaknya melakukan operasi pencarian setelah mendeteksi seseorang di sisi timur zona demiliterisasi (DMZ) pada Sabtu (1/1) malam waktu setempat. Zona itu seperti diketahui memisahkan kedua Korea.

"Kami telah mengkonfirmasi bahwa orang tersebut melintasi perbatasan garis demarkasi militer sekitar pukul 22.40 dan membelot ke Utara," kata JCS seperti dikutip laman Guardian, Ahad (2/12).

JCS mengatakan tidak dapat memastikan apakah orang itu masih hidup atau tidak. Namun pihaknya telah mengirim pemberitahuan ke Korut untuk meminta perlindungan melalui hotline militer.

Penyeberangan perbatasan memang sangat ilegal di Korsel. Peristiwa ini terjadi ketika Korut melakukan larangan terkait pengetatan pandemi setelah menutup perbatasannya pada awal 2020.

 

 

Kehebohan publik dan politik muncul pada September 2020 setelah pasukan Korut menembak mati seorang pejabat perikanan Korsel yang hilang di laut. Pyongyang menyalahkan aturan anti-virus corona dan meminta maaf.

Dua bulan sebelumnya, pemimpin Korut Kim Jong-un mengumumkan keadaan darurat nasional dan menutup kota perbatasan setelah seorang Korut yang sebelumnya membelot ke Selatan kembali ke Utara dan mengatakan dia memiliki gejala Covid-19. Penguncian dan pembatasan pergerakan antar-provinsi yang berkepanjangan di Korut juga telah mendorong jumlah pembelot yang tiba di Selatan ke titik terendah sepanjang masa.

Sebagian besar warga Korut yang melarikan diri terlebih dahulu pergi ke Cina sebelum pergi ke Selatan, biasanya melalui negara lain. Hanya sedikit yang berani menyeberangi DMZ yang penuh dengan ranjau darat dan memiliki kehadiran militer yang kuat di kedua sisi.

 

Korsel dan pasukan PBB yang dipimpin AS secara teknis masih berperang dengan Korea Utara sejak perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai.

 
Berita Terpopuler