FDA Setujui Penggunaan Obat Mata yang Bisa Gantikan Kaca Mata

Obat mata Vuity bisa mengatasi permasalahan penglihatan jarak dekat yang kabur.

www.freepik.com.
Obat mata Vuity bisa mengatasi permasalahan penglihatan jarak dekat yang kabur (Foto: ilustrasi obat tetes mata)
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga

Oleh: Umi Nur Fadhilah

Food and Drug Administration (FDA) baru saja menyetujui obat tetes mata bernama Vuity untuk mengatasi masalah mata presbiopia atau penglihatan jarak dekat yang kabur. Menurut data uji klinis yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society of Cataract and Refractive Surgery, obat itu terbukti bekerja hanya dalam 15 menit dengan efek yang bertahan hingga enam jam.

“Vuity adalah pengobatan tetes mata resep pertama dan satu-satunya yang disetujui FDA untuk presbiopia, pengaburan penglihatan dekat terkait usia, pada orang dewasa,” kata seorang ahli bedah LASIK dan katarak, serta direktur Waring Vision Institute di Mount Pleasant, Carolina Selatan, George Waring dilansir Today, Jumat (31/12).

Waring adalah peneliti utama untuk uji klinis yang mengarah pada persetujuan FDA atas Vuity. Waring menjelaskan bahwa hampir setengah dari populasi orang dewasa AS saat ini hidup dengan presbiopia. 

Kebanyakan orang di atas 40 tahun berjuang dengan kehilangan penglihatan jarak dekat yang berkaitan dengan usia. Uji klinis menunjukkan bahwa obat tetes mata aman dan dapat ditoleransi dengan baik, dan tidak ada efek samping serius yang terjadi. 

“Ini untuk semua pasien antara 40 dan 55 tahun yang memiliki presbiopia," ujar dokter mata yang berbasis di Minnesota, Ralph Chu.

 

Bagaimana cara kerja obat tetes mata Vuity? 

Tetes mata mengandung obat yang telah digunakan selama lebih dari 100 tahun, pada konsentrasi yang lebih tinggi, untuk mengobati glaukoma. Ini adalah obat yang telah banyak digunakan oleh dokter. Dosis rendah pada obat tetes mata Vuity bekerja dengan mengurangi ukuran pupil untuk sementara.

Waring membandingkan ini dengan mengubah f-stop pada kamera untuk mengurangi ukuran bukaan yang memungkinkan cahaya masuk ke film di kamera lama. 

“Ini adalah prinsip optik kuno bahwa dengan mengurangi aperture memperluas jangkauan fokus," kata Chu.

Waring menjelaskan, obat ini meningkatkan kemampuan membaca dari dekat sambil mempertahankan penglihatan jarak jauh. Karena pupil yang lebih kecil memungkinkan lebih sedikit cahaya masuk, tetes mata ini tidak direkomendasikan untuk digunakan saat mengemudi pada malam hari.

 

Uji klinis menunjukkan bahwa penglihatan dekat orang membaik. Faktanya, dibandingkan dengan mereka yang menerima obat tetes mata plasebo, sebanyak 22,9 persen lebih yang diobati dengan obat tetes Vuity dapat membaca setidaknya tiga baris lebih banyak pada grafik mata daripada sebelum perawatan.  

Koresponden NBC News Kristen Dahlgren mencoba obat tetes mata ini. Dia mengatakan, obat tetes ini membuat matanya terasa sedikit terbakar dan menjadi merah, tetapi dalam waktu 30 menit penglihatannya telah meningkat secara drastis.

“Saya belum bisa membaca huruf sekecil itu selama bertahun-tahun tanpa kacamata,” ujar Dahlgren.

Dokter mata di Rumah Sakit Mata dan Telinga New York di Mount Sinai, dan asisten profesor di bidang oftalmologi dan pediatri di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York, Tamiesha Frempong, mengatakan, ada sejumlah produksi pasar yang meningkatkan penglihatan jarak dekat.

“Yang ini menyempitkan pupil dan memperluas kedalaman fokus untuk melihat dengan baik pada jarak dekat tanpa memengaruhi penglihatan jarak jauh atau mengganggu penglihatan tepi,” kata Frempong.

Namun, dia tidak tahu apakah ada konsekuensi penggunaan dalam jangka panjang. Frempong menjelaskan, keuntungan dari obat tetes dibandingkan terapi lain, seperti operasi adalah pasien dapat menghentikannya kapan pun.

“Saya ingin mencobanya sendiri dan ingin pasien saya mencobanya. Presbiopia memengaruhi begitu banyak orang dan benar-benar memengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi dan kualitas hidup mereka,” ujar dia.

Sebotol obat tetes mata ini dijual seharga 80 dolar AS (sekitar Rp 1,1 juta) dan bertahan sekitar satu bulan. Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter dan tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan.

 
Berita Terpopuler