UAH Ajak Umat Teladani Kebiasaan Bermuhasabah Rasulullah

Rasulullah bermuhasabah dan berpuasa saat hari lahirnya dan pergantian tahun.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
UAH Ajak Umat Teladani Kebiasaan Bermuhasabah Rasulullah. Ustadz Adi Hidayat.
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustadz Adi Hidayat atau akrab disapa UAH mengingatkan kodrat penciptaan manusia, yaitu untuk memakmurkan bumi dengan amal kebajikan. UAH juga menjelaskan Allah SWT memerintahkan manusia untuk senantiasa mendasari segala aktivitas dan kegiatan mereka dengan niat beribadah kepada-Nya, seperti yang tertera dalam Az-Zariyat ayat 56.

Baca Juga

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” 

“Dalam rangka menyukseskan misi tersebut, Allah SWT memberikan waktu dan kesempatan kepada setiap hamba-Nya untuk mengamalkan setiap aktifitas menjadi perbuatan mulia dan baik dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, dan ini disebut amal shaleh,” jelas UAH saat menyampaikan tausiyah di acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun yang digelar Majelis Ulama Indonesia, Kamis (30/12). 

Amal shaleh dapat diterima dan terpancar jika didasari atas keyakinan dan konektivitas yang kuat dengan Allah SWT, atau dapat disebut pula sebagai iman. Iman dapat memberikan ketenangan sekaligus kontrol ke setiap anggota tubuh manusia, sehingga terjaga dari hal-hal yang munkar dan tercela. 

UAH mengambil salah satu kebiasaan Rasulullah, yang tertera dalam hadits riwayat Muslim, dari Abu Qatadah al Ansari yang mengatakan bahwa Rasulullah memiliki kebiasaan berpuasa setiap Senin. Saat ditanya alasannya berpuasa, Rasulullah menjawab, “Ini (Senin) adalah saat aku dilahirkan.” 

 

Dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi, mengambil riwayat dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Setiap amal dilaporakn kepada Allah SWT pada hari Senin dan Kamis, dan aku sangat menginginkan agar amalku diangkat saat aku sedang berpuasa.”

“Ini kebiasaan yang sangat indah, yang sesungguhnya ditujukan kepada kita sebagai bagian dari keteladanan. Karena Nabi adalah manusia paling mulia dan paling takwa, dan seluruh keteladanannya ditujukan untuk manusia agar dipedomani,” tutur UAH. 

Dia menjelaskan, fungsi berpuasa tak lain adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Sang Pencipta. Takwa merupakan kumpulan dari perbuatan-perbuatan mulia, dan puasa merupakan bagian dari taqwa, begitu juga ibadah dan amal yang bersifat ritual maupun sosial, seperti sholat, haji, umroh, sedekah, memaafkan, ikhlas, juga menjalankan amal ma’ruf nahi munkar. 

“Kebiasaaan Nabi untuk menunaikan puasa saat hari lahirnya, maupun saat pergantian tahun adalah ibadah yang direpresentasikan sebagai pengingat agar manusia senantiasa bermuhasabah untuk mengoreksi diri, sejauh mana kita bisa meningkatkan iman dan amal sholaeh, membangun ketaatan, menghindari maksiat,” ujar UAH. 

Kebiasaan ini juga berlanjut pada masa para sahabat dan tabiin, dimana mereka membuat doa-doa khusus yang selalu dibaca setiap pergantian tahun maupun bulan. Salah satunya berbunyi, “Wahai Allah, mohon hadirkan awal dari tahun/bulan ini, dengan penuh ketenteraman, penuh kekuatan iman dan Islam dan kedamaian. Kuatkan benteng kami dari godaan setan dan hadirkan setiap ridho dari Engkau yang maha penyayang.” 

 

“Itulah pesan untuk senantiasa bermuhasabah setiap waktu, mengevaluasi diri,” kata UAH. 

Muhasabah Akhir Tahun MUI akan digelar secara hibrid menjelang akhir tahun 2021. Acara tersebut akan dihadiri tak lebih dari 100 jamaah di Istiqlal, Jakarta pada Kamis (30/12).  Selain itu, acara itu akan digelar secara virtual melalui berbagai platform, diantaranya lewat Republika.co.id, Youtube,  dan TVMUI. 

Selain dihadiri oleh para ulama MUI, acara ini akan diisi oleh Imam Besar Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin dan Ketua Umum MUI KH Miftachul Akhyar, dan ditutup dengan pembacaan doa oleh perwakilan Majelis Rasululah Habib Nabil Al Musawa. 

 
Berita Terpopuler