5 Prinsip Dakwah di Televisi, Begini Komentar MUI

MUI memberi komentar 5 prinsip dakwah di Televisi yang disampaikan Kemenag.

republika/mardiah
Kode etik dakwah di televisi
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan ada tujuh hal yang harus diperhatikan para dai. Tujuh hal itu secara konteks sama dengan lima prinsip dakwah di televisi yang disampaikan Kementerian Agama.

Baca Juga

"Hanya saja kami di MUI menekankan ajaran yang disampaikan para dai harus ajaran yang bermanhaj Ahlussunnah wal Jama'ah, dai-dai MUI juga harus menghormati muatan lokal atau budaya lokal atau local wisdom," kata Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi, kepada Republika, Senin (27/12).

Kiai Zubaidi menyampaikan tujuh hal yang harus diperhatikan para dai. Pertama, dalam berdakwah senantiasa melestarikan dan menyebarkan Aqidah Islamiyah ‘ala manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah. Kedua, melindungi dan membimbing umat dari ajaran sesat serta menyimpang.

Ketiga, berdakwah dengan berpijak pada keilmuan yang dimiliki dan nilai-nilai akhlakul karimah serta kearifan lokal. Keempat, menjaga dan memupuk Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Insaniyah, dan Ukhuwah Wathaniyah. Kelima, saling menghargai, menghormati dan bersinergi dengan seluruh aktivis dakwah.

Ia menambahkan, keenam, dakwah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika. Ketujuh, bersedia mengikuti pedoman dakwah Islam Wasathiyah dan bersedia memenuhi arahan dan bimbingan MUI.

"Pada prinsipnya, tujuh hal yang disampaikan MUI dan lima hal yang disampaikan Kementerian Agama ada persamaannya, dan saya kira tujuannya sama dalam rangka supaya para dai kita bisa menyampaikan konten-konten dakwah yang santun, yang mendamaikan, yang membuat situasi damai, tidak terjadi ketegangan di masyarakat akibat adanya dakwah ini," ujarnya.

 

 

Kiai Zubaidi menegaskan, jika dakwah sesuai arahan MUI dan Kemenag, yakin akan membuat situasi dan kondisi kondusif. Sehingga akan meningkatkan tingkat spiritualitas masyarakat. Insya Allah yang menjadi tujuan dakwah untuk Amar makruf nahi mungkar dapat tercapai.

Ia juga mengingatkan, kalau dakwah dengan kekerasan justru tidak tepat sasaran. Allah mengutus Nabi Musa dan Nabi Harun untuk berdakwah kepada Firaun. Allah menyuruh Nabi Musa dan Nabi Haru untuk berdakwah dengan perkataan yang lemah lembut. 

"Maka sudah saatnya para dai kita ditata, diberi pedoman dakwah supaya dakwahnya terarah dan tujuan dakwah bisa tercapai," kata Kiai Zubaidi.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan, siaran dakwah di televisi sudah masuk dalam kategori yang bagus. Sebelumnya Kamaruddin juga telah menyampaikan beberapa prinsip dalam dakwah di televisi.  

"Alhamdulillah, beberapa waktu terakhir bagus-bagus (Dakwah di Televisi)," kata Kamaruddin pada Senin (27/12).

Sebelumnya Kamaruddin mengatakan, untuk menciptakan paket siaran agama yang lebih variatif dan inovatif agar dapat mengundang minat pemirsa, diperlukan lima prinsip dakwah di televisi dan media agar terwujud Islam rahmatan lil alamin.

Di antaranya, Pertama, kualitas dai yang memiliki wawasan keislaman dan kebangsaan yang baik, serta mampu menulis dan membaca teks Alquran dan Hadis dengan baik. Kedua, menjunjung tinggi etika, hubungan antaragama, dan toleransi. 

Ketiga, tidak memberi muatan politik praktis, dan tidak menjelek-jelekkan keyakinan umat lain. Keempat, penghormatan terhadap suku, ras, dan agama. Kelima, berorientasi kepada pembangunan akhlak dan jati diri bangsa.

"Insya Allah. Harapan kita agar para dai terus merawat kebersamaan, kerukunan, keragaman dengan terus mencerahkan umat dengan nilai nilai agama yang damai, toleran dan rahmatan lil alamin," ucap Kamaruddin. 

 
Berita Terpopuler