Kematian Ikan di Danau Maninjau Sumbar Hampir 1.000 Ton

Jumlah ikan yang mati bertambah 85 ton dalam tiga hari terakhir.

Antara/Muhammad Arif Pribadi
Nelayan melintas di dekat ribuan ikan karamba jaring apung yang mati di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (ilustrasi).
Red: Ilham Tirta

REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG -- Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat kematian ikan di Danau Maninjau menjadi 997 ton pada Kamis (23/12). Jumlah itu bertambah puluhan ton sejak Senin (20/12), yang telah mencapai 912 ton.

"Ikan mati mendadak itu bertambah 85 ton pada Kamis (23/12)," kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira di Lubukbasung, Kamis.

Ia mengatakan, ke 85 ton ikan mati itu tersebar di Nagari Sungai Batang 50 ton, Nagari Tanjung Sani 20 ton, dan Nagari Maninjau 15 ton. Dengan bertambahnya ikan mati di Nagari Tanjung Sani, maka total kematian di nagari itu menjadi 420 ton.

"Sebelumnya kematian ikan di Nagari Tanjung Sani 400 ton," kata dia.

Ia mengakui, kematian ikan itu sudah meluas di delapan nagari atau seluruh nagari yang ada di sekitar danau vulkanik itu. Yaitu Nagari Sungai Batang 50 ton, Nagari Tanjung Sani 420 ton, Nagari Maninjau 15 ton, Nagari Koto Kaciak 300 ton, Nagari Koto Malintang 12 ton, dan Nagari Koto Gadang Anam Koto 200 ton.

Untuk Nagari Bayua, tambahnya sedang dalam pendataan petugas penyuluh kecamatan. "Anggota sedang mendata kematian ikan, karena kita mendapatkan informasi adanya ikan mati di nagari itu," kata dia.

Ikan itu mati akibat kekurangan oksigen setelah angin kencang disertai curah hujan tinggi melanda daerah itu. Dengan kondisi itu, oksigen di perairan danau vulkanik itu berkurang, sehingga ikan menjadi pusing dan mati.

"Kematian ikan 997 ton ini terjadi semenjak 6 sampai 21 Desember. Saya menyayangkan petani membuang bangkai ikan ke danau, sehingga terjadi pencemaran," kata dia.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler