Biksu India Serukan Genosida Muslim dalam Pertemuan Internal

Banyak pembicara menyerukan untuk memusnahkan minoritas yakni 200 juta muslim India

EPA-EFE/RAJAT GUPTA
Umat Muslim India
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Esthi Maharani

IHRAM.CO.ID, NEW DELHI -- Seorang pemimpin dari beberapa kelompok sayap kanan yang memiliki hubungan dengan pemerintah Narendra Modi, menyerukan dilaksanakannya pembersihan etnis minoritas di India. Hal ini disampaikan dalam sebuah pertemuan internal yang berlangsung selama tiga hari.

Menurut media lokal dan beberapa video yang diunggah di media sosial, seruan ini utamanya menargetkan 200 juta Muslim di negara itu. Hal ini lantas memicu kemarahan yang meluas dan seruan agar mereka segera ditangkap.

Konklaf pidato kebencian selama tiga hari diadakan oleh tokoh Hindutva yang kontroversial, Yati Narsinghanand, dari 17 hingga 19 Desember di kota Haridwar, India utara. Dalam acara itu, banyak pembicara menyerukan untuk memusnahkan minoritas dan menyerang ruang keagamaan mereka.

"Boikot ekonomi tidak akan berhasil. Kelompok Hindu perlu memperbarui diri. Pedang hanya terlihat bagus di atas panggung. Pertempuran melawan Muslim ini akan dimenangkan oleh mereka yang memiliki senjata lebih baik," ujar pemimpin Hindutva, Narsinghanand, dikutip di TRT World, Kamis (23/12).

Pembicara lain, Sekretaris Jenderal Hindu Mahasabha (Majelis Agung Hindu) Sadhvi Annapurna, menyerukan pembunuhan massal terhadap umat Islam.

“Tidak ada yang mungkin tanpa senjata. Jika Anda ingin melenyapkan populasi mereka maka bunuh mereka. Bersiaplah untuk membunuh dan bersiaplah untuk masuk penjara. Bahkan jika 100 dari kita siap untuk membunuh 20 lakh dari mereka (Muslim), maka kita akan melakukannya. Menang, dan masuk penjara," kata dia.

Menurut situs berita The Wire, dalam pertemuan itu diperlihatkan jumlah yang luar biasa dari ujaran kebencian, mobilisasi kekerasan dan sentimen anti-Muslim.

Politisi BJP Ashwini Upadhyay dan Udita Tyagi disebut ikut berpartisipasi dalam acara itu. Kehadiran mereka seolah memberi acara tersebut dorongan politik dari partai yang berkuasa.


Baca Juga

Para pembicara lantas mengutip kekejaman massal 2017 terhadap Muslim Rohingya dan eksodus mereka dari Myanmar sebagai contoh. Mereka menyerukan kebijakan serupa untuk melakukan pembersihan etnis Muslim di India.

“Seperti di Myanmar, polisi, politisi di sini, tentara dan setiap umat Hindu, harus mengambil senjata dan melakukan gerakan kebersihan ini (pembersihan etnis). Tidak ada solusi selain ini,” kata kepala Hindu Raksha Sena (Save Hindu Army), Swami Prabodhanand Giri. Kelompok sayap kanan ini berbasis di negara bagian Uttarakhand utara.

Pembicara lain, Dharamdas Maharaj, menyebut jika ia hadir di parlemen ketika PM Manmohan Singh mengatakan minoritas memiliki hak pertama atas sumber daya nasional, maka ia akan mengikuti Nathuram Godse. Maharaj menyebut ia akan menembaknya enam kali di dada dengan pistol.

Godse dikenal membunuh Mahatma Gandhi pada 30 Januari 1948 dan dipuji oleh kelompok Hindutva di India. Pernyataan Maharaj dibuat mengacu pada pidato Parlemen Singh 2006, di mana perdana menteri saat itu mengatakan minoritas India harus memiliki klaim pertama atas sumber daya negara.

Sebagian dari acara pertemuan selama tiga hari itu disiarkan langsung di media sosial. Kegaitan tersebut telah memicu kemarahan di media sosial dengan pengguna yang menggunakan tagar #HaridwarGenocidalMeet dan #HaridwarHateAssembly untuk memojokkan kelompok sayap kanan.


 
Berita Terpopuler