Teknologi Virtual Sentuh Hajar Aswad Tuai Kritik

Penggunaan teknologi realitas virtual di tempat suci dinilai sesuatu yang rusak agama

Arab News
Hajar Aswad
Rep: Kiki Sakinah / Mabruroh Red: Esthi Maharani

IHRAM.CO.ID,  MAKKAH -- Jutaan umat Muslim mengunjungi tanah suci Makkah di Arab Saudi setiap tahunnya untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh. Selama ziarah tersebut, jamaah melaksanakan berbagai ritual ibadah termasuk keutamaan menyentuh Hajar Aswad.

Kini, umat Islam di seluruh dunia bisa menyentuh Hajar Aswad melalui teknologi virtual, tanpa harus meninggalkan rumah. Kerajaan Arab Saudi telah meluncurkan inisiatif realitas virtual yang dikatakan akan memungkinkan umat Islam untuk menyentuh Hajar Aswad, sebuah batu di sudut tenggara Ka'bah.

Teknologi virtual baru itu bernama "Inisiatif Hajar Aswad Virtual (Virtual Black Stone Initiative)." Inovasi tersebut akan membawa situs paling suci dalam Islam ke ruang keluarga Muslim di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini yang telah menghambat perjalanan ke luar negeri. Di samping, karenanya adanya keputusan otoritas Saudi yang membatasi jumlah jamaah dalam rangka mengatasi pandemi.

Imam Masjidil Haram di Makkah, Sheikh Abdul Rahman al-Sudais, adalah orang pertama yang mencoba skema virtual tersebut. Ia memakai kacamata realitas virtual untuk peresmian teknologi baru tersebut pekan lalu.

Sudais mengatakan bahwa Arab Saudi memiliki sejumlah situs keagamaan dan sejarah besar yang harus didigitalisasi dan dikomunikasikan kepada semua orang melalui sarana teknologi terbaru.

Namun, tidak semua orang senang dengan inisiatif tersebut. Beberapa pengguna media sosial melihat penggunaan teknologi realitas virtual di tempat-tempat suci itu sebagai sesuatu yang 'merusak agama' dan 'mengutak-atik Syariah Tuhan'.

Sementara itu, yang lain bertanya-tanya apakah umat Islam akan melakukan ziarah, yang mengharuskan ibadah dengan mengelilingi Ka'bah, menggunakan kacamata virtual dari rumah mereka dan bukannya pergi ke Makkah.

Sebab dalam Islam, setiap Muslim yang memiliki kemampuan termasuk fisik yang sehat diharapkan bisa melakukan ibadah haji ke tanah suci, setidaknya sekali dalam seumur hidupnya.

Ini bukanlah kolaborasi teknologi Batu Hitam pertama yang dicoba Arab Saudi tahun ini. Pada Mei lalu, Saudi mengambil 1.050 foto beresolusi tinggi selama tujuh jam dari Hajar Aswad, yang disentuh, dicium, atau dilambai oleh umat Islam saat berjalan melewatinya.

Foto-foto, yang berukuran 49.000 megapiksel, itu membutuhkan waktu lebih dari 50 jam untuk berkembang, mengungkap dengan fokus ketajaman detail dari benda peninggalan suci tersebut. Hajar Aswad sendiri dahulunya putih tetapi telah berubah menjadi hitam selama berabad-abad karena penggunaan.


Sementara itu, Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi menegaskan belum menerbitkan izin untuk mencium hajar aswad di Makkah. Kementerian juga mengatakan belum ada layanan yang ditambahkan pada aplikasi Eatmarna untuk memesan janji mencium Hajar Aswad.

Kementerian menekankan prospek mengizinkan ritual mencium Hajar Aswad tunduk pada peraturan Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci. "Juga tidak akan ada izin untuk masuk ke dalam Ka'bah Suci," kata sumber kementerian dilansir dari Saudi Gazette, Senin (20/12).

Sebelumnya, kementerian mengumumkan akan ada opsi pada aplikasi Eatmarna dan Tawakkalna untuk memesan janji untuk mencium Hajar Aswad, menyentuh Rukun Yaman (Al-Rukn Al-Yamaani), dan melakukan sholat di Hijr Ismail, yang sebagian di antaranya adalah dianggap sebagai bagian dari Ka'bah Suci.

Kementerian mengatakan pengaturan itu dilakukan setelah menambahkan ikon baru berjudul "Tawaf" pada aplikasi Eatmarna dan Tawakkalna untuk mereka yang melakukan tawaf untuk non-umroh. Kementerian juga membuat beberapa prosedur dengan mengajukan proposal untuk memanfaatkan penghalang yang tersedia di mataf (area melingkar di sekitar Ka'bah) untuk mengatur masuk dan keluar sehingga memungkinkan peziarah dan jamaah lainnya mencium Hajar Aswad.

Batu berdiameter 30 cm di Ka'bah itu dikenal dalam bahasa Arab sebagai al-Hajr al-Aswad. Muslim percaya hajar aswad yang terkenal turun langsung dari surga dan diberikan kepada Nabi Ibrahim AS oleh malaikat Jibril. Batu itu terletak di dalam lapisan perak murni dan terletak di sudut Ka'bah, sekitar satu setengah meter dari tanah.

Hajr-e-Aswad terletak di sudut timur Ka'bah dan dianggap utuh, yang dapat dilihat ditempatkan dalam bungkus perak, tetapi sebenarnya terdiri dari delapan batu kecil yang dibentuk bersama menggunakan kemenyan Arab, menurut AlArabiya News.

Batu terkecil tidak lebih besar dari 1 cm, sedangkan yang terbesar tidak melebihi 2 cm. Penutup, terbuat dari perak murni, hanya berfungsi sebagai mekanisme perlindungan untuk batu suci.


 
Berita Terpopuler