Misi Nabi Nuh yang Dijelaskan Alquran

Pada masa antara Nabi Adam dan Nabi Nuh dunia mulai membangun peradabannya.

Blogs.cnn.com
Pembuatan bahtera Nabi Nuh (ilustrasi).
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Dalam tafsir Surah Al-A'raf Ayat 59 dijelaskan bahwa manusia pada masa antara Nabi Adam dan Nabi Nuh mulai membangun peradabannya. Manusia pada awalnya masih menyembah Allah menurut agama yang dibawa oleh Nabi Adam. 

Baca Juga

Tetapi lama-kelamaan karena kesibukan duniawi, mereka mulai menjauhkan diri dari agama sehingga semangat beragama mulai menurun. Maka diutuslah Nabi Nuh untuk memberi peringatan kepada mereka agar kembali ke jalan Allah yakni jalan untuk keselamatan mereka di dunia dan akhirat.

لَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ اِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ 

Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat (kiamat). (QS Al-A'raf: 59).

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini Allah menceritakan tentang kisah Nabi Nuh dan kerasulannya. Pada masa antara Nabi Adam dan Nabi Nuh dunia mulai membangun peradabannya. Manusia mula-mula masih menyembah Allah menurut agama yang dibawa oleh Nabi Adam. Tetapi lama-kelamaan karena kesibukan dalam kehidupan duniawi mereka mulai menjauhkan diri dari agama, sehingga semangat beragama mulai menurun. 

Ajaran tauhid yang bersemi di hati sanubari mereka mulai pudar. Patung-patung dari pemimpin-pemimpin mereka yang semula dibuat untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa mereka, mereka jadikan sembahan atau sekutu Allah, karena menurut paham mereka patung-patung itu dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah. Akhirnya mereka lupa kepada Allah, dan memandang bahwa patung-patung itulah tuhan yang diharapkan kebaikannya, dan dimohon nikmat anugerah dan ditakuti siksaannya. 

 

 

Setelah kepercayaan manusia kepada Allah memudar di masa itu, maka Allah tidak membiarkan mereka terus-menerus dalam kesesatan. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya. 

Kisah tentang kerasulan Nabi Nuh ini ditujukan kepada orang-orang Arab yang berada di Makah dan sekitarnya yang mengingkari kerasulan Nabi Muhammad SAW. Pengetahuan mereka tentang sejarah para Rasul dan umat-umat pada masa dahulu sangat sedikit sekali karena mereka sekadar mendengar dari orang-orang Yahudi dan Nasrani yang berada di sekitar mereka. 

Allah dalam ayat ini meyakinkan mereka bahwa sebenarnya Allah telah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya untuk memperingatkan mereka akan kemurkaan Allah disebabkan kekufuran mereka. 

Setelah Nuh diutus menjadi Rasul dia menyeru kaumnya yang kafir agar meninggalkan berhala dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan Pencipta segala sesuatu Dialah Tuhan yang sebenarnya. Manusia wajib menyembah-Nya dengan penuh khusyuk dan tawadhu'. 

Nabi Nuh mengemukakan kepada kaumnya tentang kekhawatirannya bahwa mereka akan memperoleh siksaan yang sangat pedih pada hari pembalasan nanti jika mereka tidak mengindahkan seruannya. Sebagian mufassirin memandang bahwa hari pembalasan yang dimaksud pada ayat ini adalah hari terjadinya taufan. 

 

 

Selanjutnya kekhawatiran yang dikemukakan oleh Nabi Nuh kepada kaumnya menunjukkan bahwa Nabi Nuh telah berputus-asa setelah menjalankan dakwah dalam masa yang cukup lama, namun tidak ada tanggapan dari kaumnya, sebagaimana diketahui dari ayat-ayat berikut ini.

 

Dia (Nuh) berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam, tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari kebenaran)." (QS Nuh: 5-6)

 
Berita Terpopuler